Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
apabila  keempat  orang  tersebut  berhasil  memikul  bersama-sama.  Kegagalan  salah seorang saja maka berarti kegagalan bagi semuanya. Demikian halnya dengan tujuan
pembelajaran  kooperatif  akan  tercapai  apabila  semua  anggotanya  berhasil  mencapai tujuan bersama-sama.
Pembelajaran  kooperatif  merupakan  salah  satu  model  pembelajaran  yang menganut  paham  konstruktivisme.  Slavin  2009  menegaskan  bahwa  konstruktivis
menekankan pada pembelajaran yang berpusat pada siswa. Guru tidak dapat langsung mentransfer  pengetahuannya  kepada  siswa,  melainkan  siswa  menemukan  sendiri
pengetahuan  tersebut  dan  mengkonstruksinya  menjadi  sebuah  pengetahuan  yang utuh.  Dalam  paham  ini,  guru  berperan  sebagai  pemandu  yang  membantu  siswa
menemukan  pengertiannya  dari  suatu  pembelajaran  dan  mengontrol  setiap  aktivitias siswa  di  kelas  WeinbergMc.Combs,  2001;  Wind  Schitls,  1999,  dalam  Slavin,
2009.  Paham  konstruktivisme  berasal  dari  teori  perkembangan  kognitif  Piaget  dan Vygotsky  yang  keduanya  menekankan  bahwa  perubahan  kognitif  terjadi  hanya  jika
konsepsi  siswa  sebelumnya  melalui  suatu  proses  ketidakseimbangan  dengan informasi  baru  yang  diterimanya.  Piaget  dan  Vygotsky  juga  menyarankan
pembelajaran  yang  bersifat  sosial  dan  keduanya  mengusulkan  penggunaan pembelajaran  kelompok  kooperatif  yang  terdiri  dari  anggota  heterogen  baik  dari
kemampuan,  gender,  maupun  etnis  untuk  meningkatkan  perubahan  konsep  siswa Slavin, 2009.
2.2.2 Prinsip-prinsip Pembelajaran Kooperatif
Dalam  pembelajaran  kooperatif  terdapat  lima  prinsip  yang  harus  tercermin  di dalamnya.  Lima  prinsip  tersebut  seperti  yang  dikemukakan  oleh    Lie,  2000  dalam
Utomo, 2010 sebagai berikut. -
Saling ketergantungan positif Untuk  mencapai  tujuan  kelompok  maka  tiap  anggota  harus  menyelesaikan
tugasnya  dengan  baik.  Untuk  dapat  menyelesaikan  tugas,  anggota  satu membutuhkan anggota lain, karena siswa belajar dalam suatu kelompok.
Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
- Tanggungjawab perseorangan
Tiap  anggota  mempunyai  tanggungjawab  untuk  berkonstribusi  aktif  dalam kelompoknya. Anggota yang telah memahami tugasnya dengan baik harus mau
membantu  anggota  lain  yang  belum  memahami  tugasnya.  Begitupun  anggota yang  belum  paham  tersebut  harus  mau  meminta  bantuan  anggota  lain  untuk
menjelaskan hal yang belum dipahaminya. Tanggungjawab perseorangan dalam pembelajaran  kooperatif  bertujuan  agar  tiap  anggota  dapat  saling  membantu
dalam memaksimalkan proses belajar siswa dan kelompoknya. -
Tatap muka Pembelajaran  kooperatif  mengharuskan  siswa  saling  berinteraksi  melalui  tatap
muka, artinya pembelajaran berlangsung melalui proses diskusi antar siswa. -
Komunikasi antar anggota Pembelajaran  kooperatif  berlangsung  melalui  proses  diskusi  antar  siswa
sehingga  tiap  siswa  harus  memiliki  kemampuan  komunikasi  yang  baik  agar anggota lain dapat memahami apa yang disampaikannya.
- Evaluasi proses kelompok
Pembelajaran  kooperatif  menilai  proses  belajar  siswa  dalam  kelompok,  baik dilakukan secara individu mapun kelompok.
2.2.3 Tahap Pembelajaran Kooperatif
Enam  fase  dalam  tahap  pembelajaran  kooperatif  seperti  dikemukakan  oleh Arends 2008:21 pada Tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2 Fase Pembelajaran Kooperatif
Fase ke- Indikator
Tingkah Laku Guru
1 Menyampaikan  Tujuan
dan Memotivasi Siswa Guru  menyampaikan  semua  tujuan  pelajaran  yang
ingin  dicapai  pada  pelajaran  tersebut  dan memotivasi siswa belajar.
Yustina Jaziroh, 2014 IMPLEMENTASI SIMULASI FISIKA DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW TERHADAP
KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA PADA KONSEP ELASTISITAS Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Fase ke- Indikator
Tingkah Laku Guru
2 Menyampaikan
Informasi Guru  menyampaikan  informasi  kepada  siswa
dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
3 Mengorganisasikan
Siswa dalam Kelompok-kelompok
Belajar Guru  menjelaskan  kepada  siswa  bagaimana
caranya  membentuk kelompok
belajar  dan membantu  setiap  kelompok  agar  melakukan
transisi secara efisien. 4
Membimbing Kelompok  Bekerja  dan
Belajar Guru  membimbing  kelompok-kelompok  belajar
pada saat mereka mengerjakan tugas.
5 Evaluasi
Guru  mengevaluasi  hasil  belajar  tentang  materi yang
telah dipelajari
atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya. 6
Memberikan Penghargaan
Guru  mencari  cara-cara  untuk  menghargai  upaya atau hasil belajar individu maupun kelompok.
2.2.4 Jigsaw