Teknik Analisis Data METODOLOGI PENELITIAN

Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Data dalam penelitian ini berupa angka-angka, sehingga perlu diolah dan dianalisis untuk proses penarikan kesimpulan yang akurat. Pengolahan data dan analisis data dilakukan melalui suatu proses yaitu menyusun, mengkategorikan data, mencari kaitan isi dari berbagai data yang diperoleh dengan maksud untuk mendapatkan maknanya.

1. Perhitungan persentase

Perhitungan persentase dimaksudkan untuk mengetahui status sesuatu yang dipersentasekan dan disajikan tetap berupa persen, untuk setiap kemungkinan jawaban dapat diperoleh dengan cara membagi frekuensi jawaban dengan jumlah responden, kemudian dikalikan dengan 100 atau tahap kemungkinan dengan rumus: atau dengan: nilai maks 5 item responden P = Persentase f = Frekuensi jawaban N = Jumlah responden. Rumus P 1 digunakan untuk mengetahui jumlah responden yang memenuhi kriteria-kriteria yang ditentukan, sedangkan rumus P 2 digunakan untuk menentukan persentase tingkat kesiapan setiap SMK. Persentase jawaban yang diperoleh selanjutnya diinterpretasi melalui interval yang dibuat menjadi lima kriteria yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah, dihitung dari persentase maksimum yang didapat yaitu 100. Kemudian persentase tersebut dibagi lima bagian sama besar yaitu sebagai berikut: Tabel 3.5 Kriteria penafsiran persentase data Persen Interpretasi 81 - 100 Sangat tinggi 61 - 80 Tinggi 41 - 60 Cukup 21 - 40 Rendah 21 Sangat rendah Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Uji kecenderungan

Perhitungan uji kecenderungan dilakukan untuk mengetahui kecenderungan suatu data berdasarkan kriteria melalui skala penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya. Langkah perhitungan uji kecenderungan; a. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari masing-masing aspek, b. Menentukan skala skor mentah. Tabel 3.6 Skala skor mentah Skala skor Kriteria X ≥ M + 1,5. SD Sangat SiapSangat Baik M + 0,5. SD ≤ X M + 0,5. SD SiapBaik M - 0,5. SD ≤ x M + 0,5. SD Cukup SiapCukup Baik M - 1,5. SD ≤ x M - 0,5. SD Kurang SiapKurang Baik X M - 1,5. SD Tidak SiapTidak Baik Penentuan jarak 1,5SD untuk kategori ini didasarkan pada kurva distribusi normal yang secara teori berjarak enam simpangan baku 6SD. Untuk menghitung besarnya rerata ideal M dan simpangan baku ideal SD digunakan rumus; M = 12 nilai ideal tertinggi + nilai ideal terendah, SD = 16 nilai ideal tertinggi-nilai ideal terendah, dan c. Menentukan frekuensi dan membuat persentase untuk menafsirkan data kecenderungan aspek dan indikator. 63 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil dari deskripsi data yang diuraikan pada BAB IV, maka penulis penyimpulkan mengenai semua asumsi responden yang berjumlah 81 responden terdiri dari siswa dan guru BSK TIK yang tersebar di tiga SMK yaitu, SMKN 1 Katapang, SMKN 1 Cimahi, dan SMKN 1 Cihampelas. Adapun kesimpulan mengenai tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning, yaitu sebagai berikut: 1. Aspek kompetensi berbasis TIK pada implementasi e-learning yaitu, guru SMKN 1 Katapang yang menyatakan sangat menguasai sebanyak delapan guru dan menguasai sebanyak dua guru. SMKN 1 Cimahi yang menyatakan sangat mengetahui sebanyak lima guru. guru SMKN 1 Cihampelas yang menyatakan sangat mengetahui sebanyak lima dan menguasai sebanyak tiga guru. Sedangkan siswa SMKN 1 Katapang yang menyatakan sangat menguasai sebanyak sembilan siswa dan menguasai sebanyak 11 siswa. Siswa SMKN 1 Cimahi yang menyatakan sangat menguasai sebanyak 17 dan menguasai sebanyak enam siswa. Siswa SMKN 1 Cihampelas yang menyatakan sangat menguasai sebanyak dua siswa, menguasai sebanyak 12 siswa dan satu cukupmenguasai. 2. Aspek infrastruktur berbasis TIK pada implementasi e-learning yaitu, responden SMKN 1 Katapang yang berasumsi sangat memadai sebanyak 10 responden dan memadai sebanyak 20 responden. Respondean SMKN 1 Cimahi yang berasumsi sangat memadai sebanyak 14 responden dan memadai sebanyak 14 responden. Sedangkan responden SMKN 1 Cihampelas yang berasumsi sangat memadai sebanyak lima responden, memadai sebanyak 15 responden, dan cukup memadai sebanyak tiga responden 64 Johan Ramadhan, 2013 Identifikasi Tingkat Kesiapan SMK Dalam Implementasi E-Learning Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. Tingkat kesiapan SMK dalam implementasi e-learning yaitu, SMKN 1 Katapang sudah siap, SMKN 1 Cimahi sudah sangat siap dan SMKN 1