Berdasarkan Limited Line. Perancangan Arsitektur

Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 10 Di Indonesia dikenal sebagai warung. Ciri khas dari varienty store adalah barang yang dijual merupakan barang kebutuhan pokok dan harganya terbatas hanya pada garis harga tertentu price line, lokasinya berada pada daerah pinggiran kota, tetapi dalam perkembangaannya variety store terdesak oleh pertumbuhan supermarket. d. Super Store. Merupakan sebuah supermarket berukuran besar 1000 m2. Bentuk ini merupakan gabungan dari discount store dengan supermarket dan gudang. Bentuk ini disebut demikian karena barang yang dijual harganya lebih murah 10-15 dari harga normal. Barang yang dijual bermerk terkenal, dan tersedia dalam jumlah besar, sehingga susunanya menyerupai gudang . e. Full Line Discount Store. Barang yang dijual pada toko ini, meskipun merknya terkenal, namun harganya murah. Pelayanannya swalayan self service, promosi dilakukan dengan gencar melalui iklan. Barang yang dijual bervariasi, dari pakaian sampai alat-alat dapur. f. Catalog Show Room. Ciri khas toko ini adalah menjual barang-barang perhiasan, alat-alat rumah tangga, koper atau perlengkapan elektronik. Setiap barang yang dipajang hanya satu, dengan kode dan harga tertentu. Konsumen yang berminat cukup menuliskan atau menyebutkan barang dan membawanya ke kasir. Di samping itu juga disediakan katalog yang memuat barang lain yang tidak dipajang di toko. Dengan melihat katalog, konsumen dapat memilih langsung, bahkan memesannya dari rumah. g. Home Improvement Center. Bentuk usaha eceran ini menjual barang keperluan bangunan atau interior yang semuanya terletak dalam satu gedung. Konsumen yang membutuhkan barang- barang keperluan rumah atu interior dapat diperoleh pada toko ini.

5. Berdasarkan Limited Line.

a. Speciality store. Toko ini hanya menjual barang yang sejenis atau yang khusus saja, misalnya: toko roti, toko sepatu, restoran, butik, toko asesories, toko mainan dll. Pada umunya specialty store dikelola oleh pemiliknya langsung, dibantu sedikit pegawai. b. Supermarket. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 11 Awalnya supermarket hanya menjual bahan makanan grocery yang diklasifikasikan ke dalam limited line. Dalam perkembangannya supermarket sudah menjual beraneka ragam barang, bahkan barang-barang di luar makanan, sehingga dapat juga digolongkan kedalam general line. c. Convinience Store. Convience store menjual barang yang relatif sama dengan supermarket, tetapi dalam jumlah dan jenis yang terbatas, misalnya : minuman, roti, makanan kaleng, buah, snack. Biasanya service hour jam layanan = jam buka dari toko jenis ini adalah 24 jam, atau lebih panjang dari supermarket pada umumnya. Harga jual di toko ini relatif tinggi dibanding dengan di supermarket. Lokasi pada tempat strategis, mudah dilihat dan dicapai konsumen. Sesuai namanya ’convience’ menyenangkan, konsumen harus membayar lebih pada barang yang dibutuhkan. Konsumennya adalah orang-orang yang khusus tidak pergi jauh dari rumah untuk berbelanja. Ada juga mereka yang sedang dalam perjalanan, mampir untuk membeli satu atau dua macam barang. d. Warehouse Show Room. Bentuk eceran usaha ini menjual satu jenis barang saja, yaitu furniture dengan segala asesorisnya yang ditata seperti layaknya yang dipakai. Oleh karena itu dibutuhkan tempat yang cukup luas agar barang-barang dapat tertampung. Awalnya werehouse ini menggunakan sistem pembayaran kontan, tetapi sekarang ini kebanyakan memberlakukan sistem kredit. e. Box Store. Barang-barang yang dijual pada box store adalah bahan makanan. Mengelola toko ini lebih mudah daripada supermarket. Bentuk tokonya sangat sederhana. Tak ada pelayanan bagi orang yang berbelanja di toko ini. Semua barang harus dibungkus sendiri oleh konsumen. Biasanya tokonya kecil dan maximum dapat menampung 1000 macam barang. Waktu bukanya terbatas, hanya beberapa jam saja. f. Factory Outlet. Pada mulanya factory outlet, dikhususkan menjual barang-barang fashion sisa ekspor. Nama FO berawal dari nama toko yang didirikan Perry Tristianto di tahun 1999 dengan nama FOS atau Factory Outlet Store. Nama itu terinspirasi dari nama tempat usaha serupa seorang kawannya di Malaysia. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 12

6. Berdasarkan Kuantitas Barang