Ruangan depan, yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan Ruangan belakang, yaitu ruangan-ruangan yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai

Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 19 6. Area Bekerja, terdiri dari : Entrance pegawai, loker pegawai, toiilet pegawai, dan ruang makan pegawai. 7. Gudang, terdiri dari : Area grosir, area barang tahan lama, tempat peralatan, kantor penjaga, dan tempat cuci. 8. Area Pembuangan Sampah, terdiri dari : Tempat sampah basah, dan tempat sampah kering. 9. Toilet, terdiri dari : Toilet tamu untuk pria dan wanita. 10.Area Ibadah, terdiri dari : Tempat Imam, Area jamaah, dan air wudhu. Soekresno, Manajemen Food and Beverage Service Hotel, Jakarta, PT Gramedia C. Persyaratan Ruang Restoran

1. Ruangan depan, yaitu ruangan-ruangan yang mempunyai fungsi dan kegunaan

diperuntukkan bagi pelanggan restoran sebagai daerah pelayanan seperti restoran, bar, cocktail, ruang aprkir, tempat ibadah dan lain sebagainya. Adapun persyaratan ruang restoran adalah :  Luas area memenuhi standard  Penyekat antar restoran dan dapur  Harus tahan terhadap api  Tersedianya pintu darurat dan tangga darurat  Selalu terpasang alat deteksi kebakaran  Pintu keluar masuk pelanggan, pintu keluarmasuk pegawai dan pintu jalanan harus terpisah.  Cukup penerangan  Sirkulasi udara memadai dan tersedianya pengaturan suhu udara  Layout penerangan yang tercipta mudah dirubah.

2. Ruangan belakang, yaitu ruangan-ruangan yang memiliki fungsi dan kegunaan sebagai

area penyimpanan, penyiapan, pengolahan produk makanan dan minuman yang mana sebagai tempat aktifitas kerja bagi karyawan restoran dan sebagai daerah terlarang bagi pelanggan untuk mask didalamnya seperti dapur, gudang, tempat penumpukkan, sampah, dan lain-lain. Adapun syarat-syarat area belakang, yaitu :  Cukup penerangan Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 20  Gudang penyimpanan bahan makanan terpisah sesuai jenisnya  Lantai licin dan dibuatkan selokan-selokan saluran pembuangan air yang memadai dan lancar.  Terpasangnya alat penghisap dan saluran pembuangan asap dapur. D. Pedoman Luas Area Restoran Untuk menentukan luas area restoran, bar dapur, dan runag-ruang lain yang terkait dengan sarana kebutuhan operasional. Sedangkan untuk memperkirakan kapasitas tempat duduk restoran dapat dilihat pada penjelasan berikut :  Luas no 1-5 tidak termasuk dapur restoran, sedangkan cefe dan canteen hanya memerlukan tempat penyimpanan makanan dengan ruang yang praktis, sedangkan luas untuk no 6 sudah termasuk dapur.  Luas bar no 7 dan no 9 belum termasuk counter.  Luas bar no 7 dan no 9 sudah termasuk reempat penyimpanan minuman dan peralatan service. Luas service bar tidak tergantung pada jumlah pelanggan, oleh karena tidak menyediakan tempat duduk. No Jenis restoran Pedoman Luas RESTORAN 1 Supper Club 1.6 m 2 orang 2 Dining Room 1.6 m 2 orang 3 Grilled Restaurant 1.6 m 2 orang 4 Executive Restaurant 1.6 m 2 orang 5 Coffe Shop 1.3 m 2 orang 6 Cafe Canteen 0.83 m 2 orang BAR 7 Public Bar 1.5 m 2 orang 8 Service Bar 9 Snack Bar Pub 1.8 m 2 orang FUNCTION ROOM Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 21 10 Restaurant Style 1.4 m 2 orang 11 Class Style 1.9 m 2 orang 12 Theater Style 0.6 m 2 orang 13 Standing Buffet 0.9 m 2 orang KITCHEN 14 Main Kitchen 1.4 m 2 orang 15 Banquet 1.4 m 2 orang 16 Coffee Shop Kitchen 1.45 m 2 orang  Luas no 14, 15, 16 termasuk tempat penyimpanan makanan panas ruang penyimpanan makanan dingin, tempat cuci, dan chef office. E. Pedoman Ukuran Meja dan Kursi Restoran 1. Bentuk dan ukuran meja dan kursi Untuk memudahkan pengaturan meja dengan jumlah tempat duduk sesuai pesanan dalam satu meja, restoran perlu memiliki fasilitas meja dengan berbagai bentuk dan ukuran yaitu meja bundar dan meja empat sisi. a. Meja bundar :  Diameter 600 mm untuk 2 kursi  Diameter 800 mm untuk 3 kursi  Diameter 960 mm untuk 4 kursi  Diameter 1100 mm untuk 5 kursi  Diameter 1250 mm untuk 6 kursi  Diameter 1400 mm untuk 8 kursi  Diameter 1550 mm untuk 10 kursi Gambar 2.1. Pedoman meja bundar Tabel 2.1. Pedoman jenis dan luas restoran Tabel 2.2. Pedoman jenis dan luas dapur Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 22  Diameter 1850 mm untuk 12 kursi  Diameter 2200 mm untuk 14 kursi  Diameter 2500 mm untuk 16 kursi b. Meja empat sisi  Panjang 800 mm, lebar 625 mm untuk 2 kursi  Panjang 850 mm, lebar 850 mm untuk 4 kursi  Panjang 1250 mm, lebar 800 mm untuk 4 kursi  Panjang 1700 mm, lebar 800 mm untuk 6 kursi  Panjang 2500 mm, lebar 800 mm untuk 8 kursi  Panjang 3750 mm, lebar 800 mm untuk 12 kursi c. Meja dan sofa bar  Untuk ditempatkan di ruang tunggu restoran atau untuk ditempatkan di cocktail lounge area berrfungsi hanya untuk pelayanan minuman saja.  Untuk dipakai 4-6 pelanggan, bukan untuk meja makan. d. Meja dan kursi restoran informal  Meja ini dipakai untuk tempat makan dan minum direstoran informal  Pamjang meja 1200 mm, Lebar meja 700 mm untuk 4 orang  Tempat duduk lain yang membelakangi dirapatkan seperti gambar  Penyajian makan dan minum dari samping kanan atau kiri meja. 2. Tata letak meja dan kursi Gambar 2.2. Pedoman meja empat sisi Gambar 2.3. Meja dan kursi restoran informal Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 23  Jalur pelayanan  Antara tempat duduk yang satu dengan tempat duduk yang membelakangi merupakan gang atau disebut jalur pelayanan dengan jarak 1350 mm. Panjang meja untuk dua pengunjung = 850 mm.  Ukuran dan tata letak meja :  Tinggi kursi keseluruhan sampai dengan sandaran 900 mm  Tinggi kursi dampai dengan bagian yang diduduki 450 mm  Panjang dan lebar kaki kursi 450 mm x 450 mm  Tinggi meja makan 730 mm  Luas meja relatif, dapat disesuaikan dengan banyak atau sedikitnya jumlah tempat duduk  Jarak kursi satu dengan kursi yang membelakangi 1350 mm sebagai jalur 2 pramusaji atau 900 mm untuk 1 pramusaji  Penggeseran mundur kursi untuk pelanggan berdiri 300 mm 3. Bar stool dan bar counter Bar stool adalah kursi khusus ditempatkan dimuka bar counter, kursi tinggi dan dapur diputar. Bar counter adalah meja penyekat antara working area dengan guest di bar. Gambar 2.4. tata letak meja dan kursi Gambar 2.5. ukuran dan tata letak meja Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 24 Bar counter  Tinggi : 1100 mm  Lebar : 500 mm Bar stool  Tinggi keseluruhan : 1150 mm  Tinggi sampai alas duduk : 800 mm  Tinggi sandaran duduk : 350 mm  Panjang alas duduk : 380 mm  Kepadatan per orang : 625 mm  Jarak antara satu orang dengan orang lain 75 mm  Jarak kaki bar stool satu dengan yang lain 625 mm  Tinggi rendahnya kaki bar stool dapat disesuaikan apabila lantai bar yang bersangkutan tidak rata. Lantai tinggi rendah Gambar 2.6. Bar stool dan Bar counter Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 25  Pada gambar tampak lantai tidak sama rata antara area pelayanan dengan area pelanggan sehingga bar stool direndahkan 200 mm sesuai dengan penambahan tinggi lantai 200 mm  Tinggi bar stool menjadi 950 mm Bar counter lebar  Jalur pelanggan 500 mm  Jalur pelayan 2700 mm  Jarak bar pada jalur pengunjung 1300 mm  Lebar bar counter 7500 mm biasa untuk ditempatkan di snack bar Bar counter sempit  Jalur pelanggan 600 mm  Jalur pelayanan 2100 mm  Jarak bar counter pada jalur pengunjung 1300 mm  Lebar bar counter 500 mm 4. Gudang penyimpanan peralatan restoran Standar tinggi rak gudang Gambar 2.7. Lantai tinggi rendah pada bar Gambar 2.8. ukuran jalan pelayanan dan pengunjung Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 26 Untuk penyimpanan barang yang relatif berat, ketinggian pada rak teratas 1500 mm dan untuk barang-barang relatif ringan, maksimal sesuai jangkauan untuk meraih barang, yaitu 1950 mm Standar jarak rak penyimpanan Untuk peletakkan rak penyimpanan antara rak dengan rak lainnya tanpa kereta barang 1200 mm. Untuk peletakkan rak penyimpanan antara rak dengan rak lainnya dengan menggunakan kereta barang 1500 mm. 5. Tempat duduk dan luas restoran  Meja bundar dengan tata letak diagonal round table Gambar 2.9. Standar tinggi rak gudang Gambar 2.10. Standar jarak rak penyimpanan Gambar 2.11. meja bundar dengan tata letak diagonal Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 27  Jumlah tempat duduk 24 kursi  Luas ruangan 18.81 m 2 , panjang 6000 mm dan lebar 3300 mm  Diameter 900 mm  Luas kursi 0,20 m 2  Kepadatan 0.82 m 2 tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji  Meja panjang banquet table  Jumlah tempat duduk 10 kursi  Luas ruangan 8.57 m 2 , panjang 3650 mm, lebar 2350 mm  Luas meja 2.16 m 2 , panjang 2700 mm, lebar 800 mm  Luas kursi 0.2 m 2  Kepadatan 0.86 m 2 tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji  Untuk meja dan orang kepadatannya 1.1 m 2 tamu.  Meja kotak dengan tata letak simetris square table  Jumlah tempat duduk 24 kursi  Luas ruangan 35 m 2 , panjang 7500 mm, lebar 4600 mm.  Luas meja 0.72 m 2  Luas kursi 0.2 m 2  Kepadatan 1.4 m tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji  Meja kotak dengan tata letak diagonal square table Gambar 2.12. Meja panjang Gambar 2.13. Meja kotak dengan tata letak simetris Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 28  Jumlah tempat duduk 24 kursi  Luas ruangan 27 m 2 , panjang 7500 mm, lebar 3600 mm  Luas meja 0.72 m 2  Luas kursi 0.2 m 2  Kepadatan 0.92 m tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji.  Meja panjang dengan tata letak ‘U-shape’ tipe A  Jumlah tempat duduk 37 kursi  Luas ruangan 44.64 m 2 , panjang 7200 mm, lebar 6800 mm.  Luas kursi 0.2 m 2  Kepadatan 1.2 m 2 tamu termausk jalur pelayanan  Meja bundar berdiameter 1550 mm Gambar 2.14. Meja kotak dengan tata letak diagonal Gambar 2.15. Meja panjang dengan tata letak U-shape tipe A Gambar 2.16. Meja bundar berdiameter 1550 mm Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 29  Jumlah tempat duduk 50 kursi  Diameter meja 1550 mm untuk 10 tempat duduk  Jarak antara tempat duduk yang saling membelakangi 900 mm sebagai jalur pelayanan  Luas area 48.8 m 2  Kepadatan 0.98 m 2 tamu termasuk jalur pelayanan pramusaji  Meja empat sisi  Jumlah tempat duduk 28 kursi  Luas area 21.28 m 2  Dengan jalur pelayanan utama dan jalur kecil  Jarak tempat duduk yang saling membelakangi 900 mm  Kepadatan 0.76 m 2 tamu termasuk pelayanan pramusaji II.2.3. RUANG PAMERAN Menurut petunjuk penyelenggaraan pameran dalam rangka pengembangan usaha MICE Meetings, Inceitives, Conventions, and Exhibition di Indonesia, pameran adalah suatu peristiwa dimana satu orang atau atau badan memperkenalkan suatu produk atau jasa pada tempat tertentu untuk disaksikan langsung oleh calon pengguna yang tertarik menggunakan barang atau jasa tersebut. Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, Petunjuk Penyelenggaraan Pameran, Jakarta, 1994. Exhibition is : to choose, to display, to present a sample or an example the importing of information is the aim of every exhibition . Eksibisi adalah : memilih, memamerkan, menawarkan sebuah sampel atau contoh informasi penting yang merupakan tujuan dari eksibisi. Klaus Franck, Exhibition, New York, 1961 Gambar 2.17. Meja empat sisi Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 30 A. Klasifikasi Ruang Pamer Pada umumnya pameran dapat dibagi menjadi 4 bagian, yaitu : 1. Pameran Konvensi Merupakan pameran yang digelar secara bersamaan dengan kegiatan konvensi atau konferensi dalam waktundan tempat yang sama. 2. Pameran Umum Merupakan pameran yang diselenggarakan dan terbuka untuk masyarakat umum. 3. Pameran Khusus Merupakan pameran yang diselenggarakan untuk memamerkan satu jenis produk atau karya. 4. Pameran Tunggal Merupakan pameran yang diadakan oleh satu orang atau perusahaan kepada calon konsumen. Menurut Alfred Alles, pameran dapat diklasifikasikan menjadi : 1. World Fair Merupakan pameran yang mencakup semua bidang semua bidang sebagai tanda awal memasuki era baru. 2. General Trade Fair and Exhibition Pameran yang dilakukan untuk menggelar hasil industri, pertanian, dan teknologi. 3. Consumer and Industrial Exhibition Pameran yang dilakukan untuk mempromosikan produk industri terbaik. 4. Agricultural Fairs and Exhibition Pameran yang digelar untuk memamerkan produk dan penemuan baru dalam pertanian. 5. General Industrial Exhibition and Specialized Exhibition Pameran yang khusus mempromosikan produk industri dan keahlian. 6. Exhibition within Exhibition Merupakan pameran khusus yang digelar didalam pameran umum. 7. Congress, Conferencea, Convention, and Symposia Dalam beberapa kasus dikelompokkan sebagai pelengkap pelaksanaan eksibisi. 8. World Trade Center Merupakan komplek bangunan yang bergerak di bidang jual beli saham dalam skala perdagangan internasional. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 31 9. National Trade Center Kegiatan jual beli saham dalam skala regional. 10. Economic Activity Exhibition Pameran yang bergerak di bidang ekspor-impor, asuransi, perbankan, dan penanaman modal. 11. Touring Exhibition Pameran yang dilakukan secara berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk memperoleh lebih banyak pengunjung. 12. Exhibition without Exhibition Merupakan pameran yang dilakukan dalam bentuk outlet-outlet di pusat perbelanjaan, kebudayaan, dan kesenian. Exhibition Universal Marketing Tool, Alfred Alles, New York, 1976 Berdasarkan jenis produk yang dipamerkan, dibagi atas : 1. Industrial eksibition 2. Konsumen eksibition Berdasarkan skala pelaksanaannya, pameran dibagi atas : 1. Pameran skala internasional 2. Pameran skala nasional 3. Pameran skala regional 4. Pameran skala lokal James W.Dudenly, Succesful Exhibition, 1990, hal 42 B. Deskripsi Persyaratan dan Kriteria Ruang Menurut Fred Lawson, persyaratan dan kriteria yang perlu diperhatikan dalam perencanaan dan perancangan gedung pameran adalah fleksibilitas ruang pameran, keamanan pengunjung terjamin, kenyamanan pengunjung dihubungkan dengan keadaan termal, pencahayaan, yang tetap terhadap objek pameran, sirkulasi dan pencapaian terutama sirkulasi pengunjung dan kegiatan pergudangan, dan kegiatan lain untuk mendukung pelaksanaan pameran. Kriteria dan persyaratan tersebut dapat disimpulkan menjadi 4, yaitu : 1. Fleksibilitas Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 32 Secara harafiah fleksibilitas dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk menyesuaikan diri. Kemudahan penyesuaian ruang pameran berpotensi untuk dapat menampung lebih banyak tagam materi dan stan pameran. Fleksibilitas ruang pameran dipengaruhi oleh beberapa faktor, antar lain :  Pemilihan sistem struktur Penggunaan ruang dengan bentangan yang besar dan bentuk denah yang sederhana dapat meningkatkan efisiensi ruang dan pengaturan stan pameran. Untuk mendapatkan ruangan dengan bentangan yang besar dibutuhkan suatu sistem struktur berbentang lebar yaitu struktur rangka, struktur cangkang, struktur kabel dan tenda. Pertimbangan pemilihan sistem struktur pada bangunan pameran terutama ditekankan pada : pemanfaatan sistem struktur untuk penempatan sistem mekanikal-elektrikal dan perlengkapan teknis bangunan.  Pembagian ruang Pembagian ruangan dapat dilakukan dengan menggunakan struktur dinding geser. Sistem ini dilakukan agar ruang pameran dapat menampung kegiatan pameran dakam waktu yang bersamaan.  Ketinggian ruang Ketinggian ruang pameran ditentukan oleh jenis produk yang dipamerkan dan bentuk stan pameran. Ruang pameran dengan ketinggian lebih dari 6 m mempunyai fleksibilitas untuk menampung pameran dengan midek stan bertingkat.  Lantai stan pameran Fleksibilitas lantai ruang pameran dapat diperoleh dengan menerapkan beberapa pola pengaturan lantai stan pameran, yaitu : sistem lantai pameran split bertingkat, sistem lantai stan putar, sistem lantai stan bergerak membentuk sudut terhadap lantai pameran, dan sistem stan berlantai banyak, yaitu lantai stan dinaikkan dengan sistem hidrolik sehingga dalam satu pola stan dapat dipamerkan dua jenis produk. 2. Kenyamanan Kenyamanan merupakan kepuasan atau kenikmatan manusia dalam melakukan aktifitasnya. Kenyamanan untuk ruang pameran dipengaruhi oleh faktor keadaan termal dan pencahayaan ruang pameran.  Kenyamanan ditinjau dari segi termal Untuk memberikan kondisi yang nyaman secara terus menerus dalam suatu bangunan maka sistem pengkondisian udara bangunan harus dapat memeoprtahankan kondisi termal Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 33 dalam ruangan dengan kondisi iklim dan suhu udara diluar ruangan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kenyamanan termal adalah : iklim dan kelembaban yang menitik beratkan pada suhu normal manusia 37 C terhadap lingkungannya dan pengaruh radiasi alam radiasi teristis akibat aktifitas bumi dan radiasi kosmis atau radiasi buatan akibat pemancaran energi dari benda-benda dalam ruangan.  Kenyamanan ditinjau dari pencahayaan Tujuan perancangan pencahayaan adalah untuk memberikan suatu lingkungan yang menyenangkan dan nyaman untuk memudahkan pelaksanaan tugas-tugas visual secara efisien. Menurut sumbernya cahaya dapat dibedakan menjadi 2 dua bagian yaitu cahaya alami dan cahaya buatan. Cahaya alami merupakan cahaya yang bersumber dari sinar matahari baik secara langsung maupun tidak langsung. Cahaya buatan merupakan pencahayaan yang dihasilkan oleh penerangan buatan atau lampu. Penerangan buatan terutama digunakan pada ruangan yang memerlukan kondisi cahaya tertentu dalam penerangannya. 3. Sirkulasi Perencanaan dan perancangan sistem sirkulasi pada bangunan terutama ditekankan pada pola pengaturan pencapaian pejalan kaki, jalur sirkulasi pengunjung dan sirkulasi servis bangunan. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 34 II.3. Lokasi Usulan Proyek II.3.1. Data Umum Lokasi Proyek Lokasi proyek berada di Kota Medan, Sumater Utara, Indonesia. Letak geografis kota Medan sebagai berikut :  Nama kota : Medan  Luas : 26.510 Hektar 265,10 Km 2 atau 3,6 dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara  Letak : 2º.27 - 2º.47 Lintang Utara dan 98º.35 - 98º.44 Bujur Timur  Ketinggian : 2,5 – 37,5 di atas permukaan laut  Batas-batas site : Sebelah utara , timur , selatan dan barat berbatasan dengan kabupaten deli serdang.  Iklim : tropis , suhu minimum 23°C – 24,1°C , suhu maksimum 30,6°C – 33,1 °C  Kelembaban udara rata-rata : 78 – 82  Kecepatan angin rata-rata : 0,42 msec  Laju penguapan tiap bulannya : 100.6 mm Gambar 2.18. Lokasi usulan proyek Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 35 II.3.2. Kriteria Pemilihan Lokasi Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya: NO KRITERIA LOKASI 1 Tinjauan terhadap struktur kota Berada dikawasan kota, dimana terdapat bangunan yang dirancang dengan fungsi komersial dengan skala kota sumber : RUTRK Kota Medan Tahun 2005 2 Pencapaian Dapat diakses dari segala penjuru kota, baik angkutan umum maupun pribadi oleh karena itu harus berada dijalan besar arteri kota atau jalan kolektor Sumber : NAD dan TSS 3 Area pelayanan Lingkungan sekitar merupakan fungsi yang dapat saling mendukung dnegna bangunan yang direncanakan seperti fungsi perbelanjaan dan bangunan publik lainnya atau disekitar permukiman yang belum ada fasilitas hiburannya. 4 Peraturan Tanah milik pemerintah atau pribadi. Nilai lahan cukup tinggi untuk daerah komersial. Untuk pengembangan kawasan permukiman, perdagangan, dan rekreasi, WPP E KDB Bangunan 60 KLB 3-5 lantai. Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan RUTRK Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah RTRW Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan WPP, dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu : Tabel 2.3. Kriteria pemilihan lokasi Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 36 WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman. B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. D M. Johor M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia INTI KOTA CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman Perumahan permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SEKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan. Tabel 2.4. Wilayah Pengembangan Pembangunan Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 37 Keberadaan kawasan perencanaan dapat dilihat dari peta dibawah ini : Gambar 2.19 : Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan Kota Medan II.3.3. Lokasi Site Terdapat 3 alternatif lokasi, yaitu : a. Lokasi A  Jl. Gatot Subroto  Kecamatan Medan Petisah  Luas Site : ±2.4 Ha Gambar 2.20. Alternatif site 1. WPP A Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim WPP B Perkantoran, Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP C Permukiman, Perdagangan, Rekreasi WPP D CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman WPP E Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 38 b. Lokasi B  Jl.Perintis Kemerdekaan  Kecamatan Medan Perjuangan  Luas Site : ±2.6 Ha Gambar 2.21. Alternatif site 2. c. Lokasi C  Jl. H.Z.Arifin  Kecamatan Medan Petisah  Luas Site : ±2.5 Ha Gambar 2.22. Alternatif site 3. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 39 II.3.4. Analisa Pemilihan Lokasi NO Kriteria Lokasi Lokasi A Lokasi B Lokasi C 1 Gambar Site 2 Tata Guna Lahan Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota 3 Permukiman, Perdagangan, Rekreasi 3 Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota 3 3 Luas Lahan ±2.4 Ha 3 ±2.6 Ha 3 ±2.5 Ha 3 4 Aksesbilitas Kendaraan pribadi, kendaraan umum, sirkulasi pejalan kaki 3 Kendaraan pribadi, kendaraan umum, sirkulasi pejalan kaki 3 Kendaraan pribadi, kendaraan umum, sirkulasi pejalan kaki 3 5 Fungsi Eksisting Lahan kosong 3 Lahan kosong 3 Permukiman kumuh 2 6 Strategis Sangat strategis 3 Cukup strategis 2 Cukup strategis 2 Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 40 7 Kemacetan Sirkulasi relatif lancar 3 Sirkulasi relatif lancar 3 Sirkulasi kurang lancar 3 8 Fungsi Pendukung sekitar lokasi Hotel Asean, Plaza Medan Fair, Medan Plaza, Perkantoran dan Bank, Sarana Pendidikan. 3 Sarana pendidikan, Sun Plaza, Hotel Bintang 5, Apartemen Eksklusif, Jajanan Malam, Gedung Perkantoran dan Bank, Gedung bertingkat banyak sebagai ikon kawasan elit. 3 RS. Pirnngadi, Hotel Grand Angkasa, Universitas Nommensen, Taman Budaya, Gedung Perkantoran, Gedung Indosat. 3 9 Potensi lahan Sangat cocok dijadikan tempat rekreasi 3 Cocok dijadikan tempat rekreasi 2 Cocok dijadikan tempat rekreasi 2 Total Nilai 24 22 21 Keterangan : 3 = sangat baik; 2 = cukup baik; 1 = kurang baik Berdasarkan analisa terhadap 3 lokasi yang dipilih, terlihat bahwa tabel penilaian memperlihatkan LOKASI A merupakan lokasi yang paling sesuai untuk dijadikan sebagai site untuk “ Medan Culinary Center “. II.4 Studi Kelayakan Tabel wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut pintu masuk tahun 1994-2010. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan Tahun Bandar Udara Pelabuhan Laut Pelabuhan Laut Jumlah Tabel 2.5. Analisa pemilihan lokasi Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 41 Polonia Belawan Tanjung Balai Asahan 1994 178.285 14.614 1.657 194.556 1995 211121 32054 2845 246020 1996 223585 35164 3489 262238 1997 175183 20862 3875 199920 1998 70015 24845 9467 104327 1999 66586 15308 6621 88515 2000 84298 22497 14278 121073 2001 94210 24097 10135 128442 2002 98132 21414 2273 121819 2003 76930 15110 6296 98336 2004 96675 9708 5936 112319 2005 106083 7413 5788 119284 2006 109574 6936 5336 121846 2007 116614 7312 10204 134130 2008 130212 7011 15270 152493 2009 148193 5075 9891 163159 2010 145553 15919 10722 172194 Januari 11365 1986 716 14067 Februari 12625 2360 780 15765 Maret 14000 3008 1030 17038 April 12326 1893 872 15091 Mei 13298 1733 928 15959 Juni 15499 642 1162 17303 Juli 15244 963 16207 Agustus 11447 1378 760 13585 September 12127 1192 1463 14782 Oktober 13520 1599 729 15848 November 14102 1128 1319 16549 Tabel 2.6. Wisatawan mancanegara yang datang ke Sumatera Utara menurut pintu masuk Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 42 Tabel jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2009-2010. Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan NO KEBANGSAAN JUMLAH 2009 JUMLAH 2010 1 ASEAN BRUNEI DARUSSALAM 94 62 2 MALAYSIA 98314 74602 3 FILIPINA 966 774 4 SINGAPURA 10359 7771 5 THAILAND 1665 1851 6 VIETNAM 102 100 7 MYANMAR 149 113 8 ASEAN LAINNYA 39 42 TOTAL 111688 85315 1 ASIA HONGKONG 1281 1098 2 INDIA 1720 1520 3 JEPANG 1548 1250 4 KOREA SELATAN 1043 822 5 PAKISTAN 66 63 6 BANGLADESH 51 63 7 SRILANKA 93 35 8 TAIWAN 2055 1960 9 RRC 4288 3693 10 ASIA LAINNYA 579 151 TOTAL 12724 10655 1 TIMUR TENGAH SAUDI ARABIA 119 140 2 BAHRAIN 4 3 KUWAIT 3 2 4 MESIR 123 56 5 UNI EMIRAT ARAB 16 12 6 YAMAN 81 69 7 QATAR 31 1 8 TIMUR TENGAH LAINNYA 341 451 TOTAL 718 731 1 EROPA AUSTRIA 233 209 Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 43 2 BELGIA 455 472 3 DENMARK 231 165 4 PERANCIS 1666 1397 5 JERMAN 2947 2265 6 ITALIA 390 490 7 BELANDA 6369 5539 8 SPANYOL 479 274 9 PORTUGAL 56 85 10 SWEDIA 265 142 11 SWISS 600 372 12 INGGRIS 2466 2104 13 FINLANDIA 317 305 14 NORWEGIA 183 128 15 YUNANI 55 53 16 TURKI 66 50 17 IRLANDIA 158 98 18 EROPA BARAT LAINNYA 29 197 19 RUSIA 172 137 20 POLANDIA 141 128 21 UKRAINIA 253 13 22 EROPA TIMUR LAINNYA 429 346 TOTAL 17960 14969 1 AMERIKA AMERIKA SERIKAT 2529 2408 2 KANADA 677 453 3 AMERIKA TENGAH 38 82 4 BRAZIL 128 112 5 AMERIKA SELATAN 87 91 TOTAL 3459 3146 1 OCEANIA AUSTRALIA 2793 2382 2 SELANDIA BARU 300 268 3 OCEANIA LAINNYA 5 4 TOTAL 3098 3146 1 AFRIKA AFRIKA SELATAN 135 123 2 AFRIKA LAINNYA 284 137 Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 44 TOTAL 419 260 LAINNYA 2949 13393 JUMLAH WISATAWAN 153015 131123 Banyaknya wisatawan mancanegara yang datang ke kota Medan dari tahun ke tahun semakin meningkat. Menurut data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Medan, jumlah wisatawan mancanegara dati tahun 2007 – 2010 berurutan sebanyak 134.130 ; 152.493; 163159; 172194. Dari data tersebut jelas terlihat bahwa jumlah wisatawan mancanegara yang dating ke kota Medan semakin meningkat walaupun tidak dalam angka yang signifikan. Tabel banyaknya rumah makanrestoran dan warung minum per kelurahan di Kecamatan Medan Petisah tahun 2009. Sumber : kantor Lurah se Kecamatan Medan Petisah NO KELURAHAN RESTORANR.MAKAN WARUNG MAKANMINUM 1 SEI SIKAMBING D 8 16 2 PETISAH TENGAH 22 33 3 SEKIP 8 17 4 SEI PUTIH TIMUR II 4 6 5 SEI PUTIH TIMUR I 1 25 6 SEI PUTIH TENGAH 4 9 7 SEI PUTIH BARAT 4 17 MEDAN PETISAH 51 123 Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara ke kota Medan masih sangat sedikit. Untuk itu diperlukan lagi fasilitas yang dapat menarik minat wisatawan baik domestik maupun mancanegara untuk berkunjung ke kota Medan seperti pengadaan sebuah culinary center, dimana Kota Medan dikenal akan wisata kulinernya. Untuk itu diperlukan suatu wadah yang dapat dijadikan sebagai tempat rekreasi bagi para wisatawan berupa sebuah pusat kuliner yang menawarkan berbagai jenis makanan sehingga para wisatawan dapat menghabiskan waktunya lebih lama di kota Medan yang pada akhirnya akan memajukan sektor pariwisata kota Medan. Tabel 2.8. Banyaknya rumah makanrestoran dan warung minum per kelurahan di Kecamatan Medan Petisah Tabel 2.7. Jumlah kunjungan wisatawan ke kota Medan tahun 2009-2010 Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 45 II.5. TINJAUAN FUNGSI II.5.1. Deskripsi pengguna dan kegiatan Adapun pengguna user dari bangunan “ Medan Culinary Center “ digolongkan menjadi 3 bagian yaitu :  Pengunjung  Pengunjung adalah warga yang berdomisili di kota Medan serta turis dalam dan luar negeri  Kelompok pelaku kegiatan dibedakan berdasakan umur : - Kelompok Anak-anak biasanya datang dalam bentuk rombongan , usia 5 – 13 tahun - Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun - Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun - Kelompok Lanjut usia, 55 tahun ke atas  Ditinjau dari segi kuantitas pengunjung yang datang terdiri dari : - Pengunjung yang datang secara individu dengan menggunakan kendaraan umum atau kendaraan pribadi. - Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50 orang dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau kendaraan pribadi. - Pengunjung yang datang dengan kapasitas besar antara 50-300 orang dengan menggunakan bus wisata.  Kegiatan yang dilakukan pengunjung : - Makan wisata kuliner - Membeli melihat – lihat produk yang disediakan oleh retail – retail penunjang - Melihat pameran - Rekreasi, melepaskan energi  Pengelola  Servis II.5.2. Deskripsi kebutuhan ruang Dari kelompok kegiatan dan pengguna, dibawah ini merupakan kebutuhan ruang yang dibedakan berdasarkan fasilitas-fasilitas tertentu dan disesuaikan dengan aktivitas yang berlangsung di dalam ruang tersebut, antara lain Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 46 Fasilitas utama Restoran restoran khas Indonesia, restoran khas Chinese, restoran khas Jepang, restoran khas Korea, restoran khas India, restoran khas Barat, food court. Fasilitas pendukung Food market, hall pameran, kursus memasak, retail-retail. Fasilitas pengelola Ruang manager, ruang personalia, ruang karyawan Fasilitas servis Ruang genset, ruang trafo, ruang panel, ruang AHU, ruang pompa, ruang STP, ruang PABX II.5.3. Deskripsi persyaratan dan kriteria ruang. A. Persyaratan Dapur, Ruang Makan, dan Gudang Makan 1. Dapur  Luas dapur sekurang-kurangnya 40 dari ruang makan atau 27 dari luas bangunan  Permukaan lantai dibuat cukup landai kearah saluran pembuangan air limbah.  Permukaan langit-langit harus menutupi seluruh atap ruang dapur, permukaan rata, berwarna terang, dan mudahn dibersihkan.  Penghawaan dilengkapi dengan alat pengeluaran udara panas dan bau-bauan exhauster yang dipasang setinggi 2 m dari lantai dan kapasitasnya disesuaikan bangunan.  Tungku dapur dilengkapi dengan sungkup atap hood, alat perangkap asap, cerobong asap, saringan, dan saluran serta pengumpulan lemak.  Dapur paling sedikit terdiri dari :  Tempat pencucian peralatan  Tempat pengepakan  Tempat persiapan  Tempat administrasi  Pertukaran udara sekurang-kurangnya 15 kali per jam untuk menjamin kenyamanan kerja  Tersedia sedikitnya meja peracikan, peralatan, lemari, fasilitas penyimpanan dingin, rak-rak peralatan, bak-bak pencucian, dan lain-lain 2. Ruang makan  Untuk setiap kursi tersedia ruangan minimal 0.85 m 2 Tabel 2.9. Deskripsi kebutuhan ruang Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 47  Pintu yang menghubungkan dengan halaman dibuat rangkap, pintu bagian luar membuka ke arah luar  Tempat untuk menyediakan makanan jadi harus dibuat fasilitas khusus yang menjamin tidak tercemarnya makanan. 3. Gudang bahan makanan  Jumlah bahan makanan yang disimpan disesuaikan dengan jumlah bahan makanan  Gudang bahan makanan tidak boleh untuk menyimpan bahan lain selain makanan.  Gudang dilengkapi dengan rak-rak tempat penyimpanan bahan makanan.  Gudang dilengkapi dengan ventilasi yang menjamin sirkulasi udara. B. Persyaratan tempat penyimpanan bahan makanan dan makanan jadi 1. Penyimpanan bahan makanan  Penempatan terpisah dengan makanan jadi  Bahan makanan disimpan dalam aturan sejenis, disusun dalam rak-rak sedemikian rupa sehingga tidak dapat mengakibatkan rusaknya bahan-bahan makanan. 2. Penyimpanan makanan jadi  Terlindung dari debu, bahan kimia berbahaya, serangga dan hewan C. Persyaratan Fasilitas Sanitasi 1. Air bersih  Harus sesuai dnegan peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia yang berlaku  Jumlahnya cukup memadai untuk seluruh kegiatan dan tersedia pada setiap tempat kegiatan 2. Pembuangan air limbah  Sistem pembuangan air limbah harus baik, saluran terbuat dari bahan kedap air, tidak merupakan sumber pencemaran, misalnya memakai saluran tertutup, septictank, dan riol.  Saluran air limbah dari dapur harus dilengkapi dnegan perangkap lemak grease trap 3. Toilet Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 48  Letak tidak berhubungan langsung terpisah dari dengan dapur, ruang persiapan makanan, ruang tamu, dan gudang makanan.  Didalam toilet harus tersedia jamban, peturasan, dan bak air.  Toilet untuk wanita terpisah dengan toilet untuk pria.  Toilet untuk tenaga kerja terpisah dengan toilet untuk pengunjung.  Tersedia cermin, tempat sampah, tempat abu rokok, dan sabun.  Lantai dibuat kedap air, tidak licin, mudah dibersihkan dan kelandaiannya cukup.  Tersedia tempat cuci tangan.  Didalam kamar mandi harus tersedia bak dan air bersih dalam keadaan cukup. Jumlah tempat duduk Luas bangunan m 2 Kamar mandi wanita Bak cuci Kamar mandi pria Bak cuci -150 -250 1 1 1 1 151-350 251-750 2 2 2 2 351-950 501-750 4 2 2 2 951-1500 751-10000 4 2 3 3 Setiap penambahan 1000 orang - 1 1 1 1 Tenaga kerja Wanita Pria Wanita Pria Wc Kamar mandi Peturasan -20 -25 1 2 2 21-40 26-50 2 3 3 41-70 51-100 3 5 5 71-100 - - - - Setiap penambahan 50-100 1 2 1 101-140 141-180 Setiap penambahan 40- 1000 4. Tempat sampah Tabel 2.10. jumlah kamar mandi dan bak cuci berdasarkan jumlah tempat duduk Tabel 2.11. Jumlah kamar mandi dan bak cuci berdasarkan jumlah tenaga kerja Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 49  Tempat sampah dibuat dari bahan kedap air, tidak mudah berkarat. Mempunyai tutup dan memakai kantong plastik khusus untuk sisa-sisa bahan makanan dan makanan jadi yang cepat membusuk.  Tersedia pada setiap tempat ruang yang memproduksi sampah. 5. Tempat cuci tangan  Jumlah tempat cuci tangan untuk tamu disesuaikan dengan kapasitas tempat duduk.  Tempat cuci tangan dilengkapi dengan sabun cair dan alat pengering. Kapasitas tempat duduk Jumlah tempat cuci tangan buah 1-60 orang 1 61-120 orang 2 121-200 orang 3 Setiap penambahan 150 orang ditambah 1 buah 6. Tempat mencuci peralatan  Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat dan mudah dibersihkan.  Bak pencucian sedikitnya terdiri dari 3 bilik bak pencuci yaitu mengguyur, menyabun, dan membilas. 7. Tempat pencucian bahan makanan.  Terbuat dari bahan yang kuat, aman, tidak berkarat, dan mudah dibersihkan. 8. Fasilitas penyimpanan pakaian locker karyawan  Terbuat dari bahan yang kuat, aman, mudah dibersihkan dan tertutup rapat  Locker untuk pria dan wanita dibuat terpisah 9. Peralatan pencegahan masuknya serangga dan tikus. D. Fasilitas Pengelola 1. berdasarkan peraturan ketenagakerjaan :  Ruang kerja minimum 8 m 2  Ruang gerak bebas masing-masing karyawan minimum 1.5 m 2  Ruang udara minimum 12 m 2 pada ruang beraktifitas duduk dan 15 m 2 pada ruang beraktifitas gerak.  Untuk ruangan ≤ 50 m 2 → 2.50 m  Untuk ruangan ≥ 50 m 2 → 2.75 m  Untuk ruangan ≥ 100 m 2 → 3.00 m Tabel 2.12. Jumlah tempat cuci tangan berdasarkan kapasitas tempat duduk Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 50  Untuk ruangan dari 250 – 2000 m 2 → 3.25 m 2. berdasarkan “ Peraturan Keamanan untuk Tempat Kerja Perkantoran”, untuk kantor ruangan sel kecil minimum 8-10 m, ruang kantor besar minimum 12-15 m 2 3. lebar minimum jendela adalah 1.25 m II.6 STUDI BANDING PROYEK SEJENIS II.6.1. WHOLE FOODS MARKET Whole Foods Market didirikan pada tahun 1980 masih merupakan sebuah toko kecil di Austin, Texas, Amerika. Sekarang Whole Foods Market adalah perusahaan retail makanan organik dan natural yang terkemuka di dunia. Dengan 196 cabang di Amerika Utara dan Inggris. Perusahaan ini sangat selektif dalam memilih barang-barang yang akan dijualnya dengan standar kualitas yang tinggi dan berkomitmen pada agrikultur yang berkelanjutan. Perusahaan ini mengambil produk-produk lokal dan dari seluruh dunia. Mereka menawarkan peoduk-produk makanan yang berkualitas tinggi, sedikit proses, paling beranekaragam rasanya, dan makanannyta diawetkan secara natural. Sehingga produk-produk makanan ini bernutrisi dan aman untuk dikonsumsi. Gambar 2.23. eksterior bangunan Whole Foods Market Gambar 2.24. Denah Whole Food Market. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 51 II.6.2. MERCAT SANTA CATERINA Mercat Santa Caterina Market Holy Catherine terdapat di Barcelona. Direnovasi secara keseluruhan oleh arsitek Enric Miralles and Benedetta Tagliabue dari EMBT, yang terletak pada distrik Ribera di Ciutat Vella. Ide arsitektural yang indah pada atap keramiknya yang berwarna warni yang seakan-akan membentuk ombak dengan struktur kayu, yang melindungi semua bagian daripada pasar ini. Pasar ini terdapat penjualan buah, sayur, ikan, bunga, daging, dan juga terdapat satu atau dua kios yang menjual Jabugo ham, dan juga terdapat supermarket kecil “Caprado”. Sebuah bar Tapas terletak persis didepan pintu masuk, dan sebuah restoran “Cuines Santa-Catarina ” yang sengaja diletakkan di samping pintu masuk. Secara ringkas, tempat ini pantas disinggahi untuk dinikmati arsitekturalnya, untuk berbelanja, atau untuk makan siang. Gambar 2.25. eksterior bangunan Mercat Santa Caterina II.6.3. WEGMANS FOOD MARKET Bangunan Wegmans Food Market berlantai 2. Dengan lantai dasar digunakan sebagai area foor market, sedangkan pada lantai 2 terdapat restoran-restoran dengan konsep balkon. hal ini disengaja supaya para pengunjung restoran yang berada di lantai 2 dapat menikmati pemandangan orang yang sedang berbelanja di lantai dasar pada saat mereka sedang menikmati makan dan minum mereka. Gambar 2.26. View dari balkon restoran di lantai 2 Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 52 II.6.4. RESTORAN BATIK Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui. Peribahasa tersebut memang terpancar jika anda berkunjung ke restoran batik yang satu ini. Selain menikmati masakan khas Indonesia, pengunjung juga dimanjakan dengan interior khas perkampungan Jawa, sekaligus melihat pembuatan batik khas Yogyakarta. Masih di tempat yang sama, pengunjung pun dapat berkunjung ke galeri batik, dimana Anda dapat menyaksikan pembuatan batik secara langsung. Restoran ini menyediakan empat tempat pilihan bagi anda yang ingin menikmati santapan khas Indonesia, Asia maupun internasional yakni Pergola outdoor, Joglo Gardens outdoor, Beranda limasan outdoor, dan Ndalem Limasan indoor. Restoran dan galeri peninggalan tahun 1858 ini dijamin akan membawa Anda merasakan eksotisme Yogyakarta yang sebenarnya. Gambar 2.27. Eksterior Wegmans Food Market di Maryland Gambar 2.28. Interior lantai 1 Wegmans Food Market Gambar 2.29. Bagian penjualan buah-buahan Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 53 II.6.5. SOUTH BETTY Desain interior restoran yang memukau khas zaman tiongkok kuno ala South Beauty pun mampu telah membuat mata orang yang mampir di restoran ini terkesima. Interior South Beauty ibarat sebuah pintu dunia lain di mana kita bisa masuk ke dalam sebuah kerajaan China dengan simbol-simbol China kuno, unsur kayu yang kental, artifak China klasik, dan lentera-lentera yang menghiasi langit-langit restoran Begitu masuk ke dalam restoran, mata kita mau tidak mau pasti akan tertuju pada naga terbang di langit-langit area utama. Naga dengan pendaran lampu putih yang meliuk-liuk memenuhi langit-langit ini memang istimewa. Dalam kebudayaan China sendiri, naga dipercaya bisa membawa keberuntungan untuk masyarakat karena kekuatan, martabat, kesuburan, kebijaksanaan dan keberuntungan yang dimilikinya. Badan naga yang terlihat meliuk-likuk juga secara tradisional melambangkan peranan historis dari naga yang menunjukkan kekuatan luar biasa dan martabat yang tinggi. II.6.6. KIYADON JAPANESE RESTAURANT Kiyadon, merupakan sebuah restoran yang menyajikan aneka hidangan negeri sakura. Suasana interior di Kiyadon tampak modern tanpa meninggalkan unsur interior yang berorientasi kebudayaan Jepang. Saat memasuki restoran ini, pengunjung dapat menikmati Gambar 2.30. Suasana Restoran Batik Gambar 2.31. Suasana Restoran South Betty Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 54 suasana di area luar dan suasana area dalam yang terbagi dalam tiga area duduk yaitu area duduk tatami, area duduk sushi bar dan area duduk dengan kursi built in . Hadirnya bunga-bunga sakura pada panel depan menjadi daya tarik yang mencirikan sebuah restoran Jepang. Fungsinya pun selain untuk dekorasi seolah-olah menjadi gapura pemisah antara area luar dan area dalam. Area duduk tatami menjadi satu ciri khas tata cara duduk yang diadopsi dari kebudayaan Jepang. Namun uniknya, di restoran ini tata cara seperti itu hanya dibuat ”seakan-akan” pengunjung duduk lesehan. Dalam hal ini setiap area meja, mempunyai lantai yang dibuat ceruk sehingga kaki pengunjung dapat masuk ceruk. Area sushi bar juga menawarkan suasana khas Jepang dengan mempertunjukkan keahlian sang koki meracik sushi yang dapat langsung dipilih dan disantap. Bidang dinding restoran diolah secara berbeda pada setiap areanya. Terdapat dinding batu yang tampak alami di sebuah area tatami, sedangkan dinding pada area tatami lainnya terdapat susunan boks kaca dengan motif daun berwarna merah. Sorotan lampu dari dalam boks kaca menjadi satu elemen menarik lainnya. Dekorasi bentuk daun dari kain berwarna merah, disusun padat memenuhi dinding dan plafon pada area duduk kursi built in . Susunan “daun” seperti ini mampu menimbulkan kesan ”dramatis” pada ruangan. Ditambah lagi hadirnya s pot light yang menyoroti “dedaunan” pada beberapa titik dinding. Gambar 2.32. Suasana Kiyadon Japanese Restaurant Gambar 2.33. Interior Kiyadon Japanese Restaurant Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 55 Soft furnishing yang dipilih berwarna merah sebagai “penghidup” suasana di antara penggunaan warna natural yang “hangat”. Hal ini terdapat misalnya pada pelapis kursi di sushi bar , tatami dan tirai pada “panel sakura”. Kiyadon selain menyajikan hidangan Jepang yang lezat juga mampu memberikan suasana interior yang berbeda kepada pengunjung. Suasana interior seperti ini membuat pengunjung merasakan pengalaman visual dan suasana ruang yang berbeda dalam sebuah restoran Jepang. II.6.7. SAMWON HOUSE Peminat masakan khas Korea di jakarta semakin meningkat. Disinilah pertumbuhan restoran yang memberikan suasana serta makanan khas Korea bermunculan. Salah satu restoran Korea yang menarik kaum ekspatriat asal Korea tetapi lebih luas hingga ke masyarakat perkotaan ialah SamWon House. SamWon House terletak di pusat niaga dan hiburan Setiabudi One, memiliki interior khas Korea dengan deretan kursi lesehan yang mengadopsi suasanan kerajaan Korea. Sesuai dengan tema tersebut, menu yang disajikan juga menu santapan keluarga kerajaan. Makanan Korea autentik dengan rasa yang ekstrim, sangat pedas atau sangat manis. Dan untuk memuaskan lidah Indonesia maka mereka berusaha menyesuaikan rasa dengan lidah Indonesia tanpa mengubah seluruh komposisinya. Menu-menu yang disajikan antara lain, Jeongol, hidangan yang mirip shabu-shabu ala Jepang, Pajeong, gogi gui BBQ ala Korea, Kimchi, dan masih banyak lagi. Juga jangan lupa untuk mencicipi minuman beralkohol khas Korea, Soju Gambar 2.34. Interior Samwon House Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 56 II.6.8. QUEE N’S TANDOOR Queens Tandoor menyajikan beragam masakan khas India dan biasa disebut little India oleh para kaum ekspatriat dan wisatawan lokal di pulau Dewata Bali. Restoran ini sudah berdiri sejak tahun 2004 dan untuk pertama kali berdiri di daerah Seminyak, Bali tepat berada di seberang Warung Made. Desain bangunannya bergaya modern dan dipenuhi oleh beragam ornamen khas India. Bangunan ini terdiri dari dua lantai, dan di lantai atas tersedia gasebo untuk mereka yang ingin bersantai dan sedikit privasi. Bagi yang pernah mencicipi masakan India mungkin tahu dengan rasanya yang khas dengan beragam rempah-rempah, dan spicy. Yang terkenal adalah Masala, ini merupakan sambal khas India selatan dengan rasa yang unik, salah satu hidangan yang terkenal di sini adalah Masala Dosa. Queens Tandoor pernah dinobatkan sebagai restoran India terbaik di Bali oleh majalah Hello Bali tahun 2005 dan 2006 II.6.9. RESTO MIDDLE AGES Semua perpaduan detail interior dan exterior di resto ini membawa kita dalam sebuah masa abad pertengahan. Lalu, rasakan nuansa itu dengan kemanjaan berciri khas tersendiri. Satu lagi resto bergaya unik hadir di Kota Surabaya. Ya, namanya de Kasteel Resto, yang beralamatkan di Villa Taman Telaga TJ1 No.1, CitraLand. De Kasteel merupakan restaurant dengan konsep abad pertengahan middle ages yang berada di wilayah Surabaya Barat. Konsep tersebut dikemas dalam nuansa istana kerajaan abad pertengahan, mulai dari exterior, interior, dan juga pernak-perniknya. Di bagian ruang dalam resto misalnya, baik di lantai Gambar 2.35. Queens Tandoor Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 57 bawah maupun di lantai atas dibuat semi lounge dengan hiburan live music setiap akhir pekan. Begitu kental terasa atmosfer itu. Adanya motor Harley Davidson 1903-2003 setelah pintu masuk, perabotan-perabotan bergaya Eropa kuno didukung lampu-lampu gantung yang antik, serta estetika tata ruang yang berpadukan dengan warna dinding ruang, baik di lantai bawah dan atas. II.6.10. TRISTAR LINARY INSTITUE SURABAYA Tristar Culinary Institute Surabaya adalah lembaga pendidikan dan pelatihan yang mempelajari tentang unsur gisi dalam makanan dan teknik pengolahan makanan yang benar, sebagai sekolah kuliner kami mempunyai tujuan utama dalam pendidikan yaitu mempersiapkan dan membekali peserta didik dengan keahlian dan ilmu pengetahuan guna menjadi sumber daya manusia professional dalam bidang kuliner selain itu juga siap untuk bekerja, membuka dan menjalankan usaha sendiri. Tristar Culinary Institute Surabaya mempunyai program pendidikan professional 6 bulan total biaya Rp. 5.200.000,-, 1 dan 2 tahun. Jurusan studi : Patiseri Baking Pastry, Tata Boga Culinary. Jenjang studi lanjutan D3, S1 S2 di Swiss jurusan International Hotel Tourism Management Fasilitas : Dapurkitchen standart hotel bintang 4 atau 5, peralatan mesin-mesin industri makanan, laboratorium untuk penelitian terhadap makanan, semua ruang ber-AC, dosen pengajar berpengalaman dan professional, ruang Bar Café, ruang karaoke, area kampus terpasang jaringan wi-fi internet, area parkir, penelitian terhadap obyek makanan, majalahkampus. Kurikulum yang terstruktur diterapkan sesuai dengan kebutuhan industri dan harus dikuasai oleh peserta didik sehingga menghasilkan lulusan yang professional dan berkualitas. Dalam satu kelas memasak, terdapat minimal 5 kelas murid dan maksimal 10 orang. Gambar 2.36. Interior Resto Middle Ages Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 58 Gambar 2.37. suasana kursus membuat kue di Tristar Culinary Institue Surabaya Gambar 2.38. Eksterior Tristar Culinary Institute Surabaya Gambar 2.39. ruang kelas bakery dan pastry Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 59 BAB III ELABORASI TEMA III.1. PENGERTIAN Pengertian Arsitektur antara lain :  “Lingkungan binaan yang mempunyai bermacam-macam kegunaan melindungi manusia dan kegiatannya serta hak miliknya dari elemen-elemen dari musuh dan dari kekuatan- kekuatannya adikrodati, membuat tempat, menciptakan suatu kawasan aman, yang berpenduduk dalam dunia fana, dan cukup berbahaya, menekan sosial dan menunjukkan status.” James C.Snyder – Anthony J.Catanese, Pengantar Arsitektur  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur mempunyai arti seni bangunan, gaya bangunan. Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresifdari manusia-manusia beradab. Encyclopedia Britannica, www.tripod.com  Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar : dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. Vitruvius, De Architrctura  Arsitektur adalah ilmu dan seni dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan kota, lansekap, hingga ke level mikro, uaitu desain perabot, dan desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut. Id.wikipedia.orgwiki Rekreatif merupakan kata sifat yang berasal dari kata dasar rekreasi, dan rekreasi ini memiliki banyak arti, antara lain :  Rekreasi berasal dari kata, ‘creature’ yang berarti ‘mencipta’ dan kemudian diberi awalan ‘re-’, sehingga artinya menjadi pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan pada waktu senggang leasure time. Leasure berasal dari bahasa Latin ‘licere’ yang berarti diperkenankan menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutinrutinitas. Seminar Arsitektur FT.Arsitektur UNPAR, Sarana Dalam Lingkungan Urban  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, rekreasi adalah :  Penyegaran badan dan pikiran Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 60  Sesuatu yang menggembirakan hati seperti hiburan dan piknik.  Rekreasi, dari bahasa Latin, re-creare , yang secara harfiah berarti ‘membuat ulang’, adalah kegiatan yang dilakukan untuk penyegaran kembali jasmani dan rohani seseorang. Hal ini adalah sebuah aktifitas yang dilakukan seseorang selain pekerjaan. Kegiatan yang umum dilakukan untuk rekreasi adalah pariwisata, olahraga, permainan, dan hobi. Wikipedia Bahasa Indonesia, Ensiklopedia Bebas Jadi Arsitektur Rekreatif adalah senigaya bangunan atau suatu lingkungan binaan yang di dalam perencanaan dan perancangannya didasarai oleh sesuatu yang bersifat rekreasi yang dapat mengekspresikan dan menjelaskan aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang. Unsur-unsur penting dari rekreasi itu sendiri adalah;  Penyegaran fisik dan mental  Dilakukan pada waktu luang  Merupakan kegiatan yang memberikan kegembiraan, kesenangan dan kepuasan bagi pelaku.  Dapat menyalurkan ekspresi seseorang terhadap kegiatan yang menarik perhatian. III.2. TUJUAN REKREASI Tujuan dari kegiatan rekreasi adalah untuk mendapatkan hal-hal yang dianggap dapat memuaskan kebutuhan lain, antara lain :  Mendapat kesenangan dan kepuasan  Memulihkan dan meningkatkan kesehatan jasmani dan rohani  Memupuk dan mengembangkan ketrampilan dan kreativitas  Pembentukan kepribadian  Menciptakan dan membina kelestarian lingkungan hidup  Membina, mempertahankan dan mengembangkan nilai-nilai budaya bangsa. III.3. JENIS-JENIS REKREASI Menurut Patricia Farrel dalam Process of Recreation Programming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment, bahwa jenis-jenis rekreasi, yaitu : a. Berdasarkan jenisnya, rekreasi dibedakan menurut : 1. Sifatnya Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 61 2. Objeknya  Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti : kolam renang, taman-taman kota, dsb.  Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti : film, sandiwara, dan sebagainya. 3. Tingkatan Umur Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. 4. Waktu pelanggaran Pagi, siang, dan malam 5. Tempatnya Kegiatan di luar ruangan outdoor atau di dalam ruangan indoor b. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori : 1. Fasilitas khusus yang bersifat spesifik Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong mesyarakat datang untuk mengunjunginya. 2. Fasilitas pokok yang harus ada c. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif 1. Berdasarkan sifat ruang :  Dilakukan di luar bangunan  Dilakukan di dalam bangunan 2. Berdasarkan kelompok usia pemakai :  Untuk anak-anak : area bermain anak  Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga 3. Berdasarkan jenis penggunaannya :  Rekreasi komunal multi used terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.  Rekreasi tunggal single used, terdiri dari satu macam kegiatan utama.  Sarana pelengkap servis used, untuk melayani rekreasi di luar bangunan. 4. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat :  Rekreasi harian.  Rekreasi mingguan  Rekreasi liburan 5. Berdasarkan ruang lingkup ; Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 62  Lingkup perumahan  Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan  Lingkup perkotaan, untuk pemalkaian umum dalam kota  Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya  Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri  Lingkup internasional, melayani seluruh dunia. 6. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi :  Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping  Rekreasi air atau bahari, seperti : memeancing, renang, power boating  Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya 7. Berdasarkan aktifitaskegiatan :  Big muscle activities : rekreasi yang membutuhkan tenaga atau fisik.  Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan- jalan bersama melibatkan interaksi sosial berbagai kegiatan utama.  Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.  Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan dan kreatifitas.  Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.  Rhythms dan music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memebrikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dna berdansa.  Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan ketrampilan tangan dan pikiran, misalnya : melukis dan mematung.  Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.  Nature learning : rekreasi di alam terbuka berkemah dan mendaki gunung  Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang bersifat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.  Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus  Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, guru, dan lain-lain. Universitas Sumatera Utara Arsitektur Rekreatif Claudia Tumiwa 070406038 Page 63  Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.  Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskab diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya : menikmati pemandangan alam, duduk di tamna, dan lain-lain.  Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan beristirahatdi tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung. Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersial di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah: Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersial di Jakarta menurut Linda Y KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN 1. Pengolahan Tapak A. Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan disesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu B. Pola sirkulasi Menuntut DINAMIS dengan mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan Bangunan