36
1. Faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman
kerja dan kepribadian 2.
Karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan.
3. Karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi,
kehadiran serikat pekerjan, dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan.
4.
Pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru
beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.
II.7. Kerangka Konseptual
Kepemimpinan
Gambar II.1. Kerangka Konseptual
Suatu organisasi membutuhkan kinerja dari para anggotanya untuk mencapai tujuannya. Menurut Simamora 2001 kinerja merupakan suatu pencapaian
Iklim Organisasi Kinerja
Pegawai Komunikasi Pegawai
Komitmen Pegawai
Universitas Sumatera Utara
37 persyaratan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari out put yang
dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Mangkunegara, 2000.
Menurut Stoner 2002, indikator dari kinerja terbagi atas beberapa hal, yaitu: 1.
Kemampuan untuk menyelesaikan tugas sesuai standar, yaitu standar yang ditetapkan oleh atasan atau perusahaan sebagai indikasi kinerja pegawai.
Pencapaian standar atau melebihi standar akan membawa penilaian yang baik terhadap pegawai tersebut.
2. Kerjasama dengan rekan sekerja, yaitu setiap pegawai harus mengetahui sedikit
pekerjaan dari rekan sekerja, sehingga mampu membantu masalah yang dihadapi baik oleh pegawai maupun rekan sekerjanya.
3. Produktivitas yang dicapai, produktivitas sebagai tolak ukur hasil kerja yang
mencerminkan kinerja seseorang. Produktivitas yang tinggi sama dengan kinerja pegawai yang baik.
4. Tanggung jawab, yaitu ukuran dari pegawai dalam mengambil sikap dan
tindakan yang bisa dipertanggung jawabkan kepada atasan. 5.
Disiplin kerja, yaitu sikap dan tindakan mematuhi peraturan yang mencerminkan baiknya kinerja pegawai tersebut.
Universitas Sumatera Utara
38 6.
Kreativitas, yaitu ukuran bagi hasil kerja yang memiliki cara atau metode baru yang lebih baik dari apa yang dikerjakan sebelumnya
Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan hasil kerja secara yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya yang akhirnya secara langsung dapat tercermin dari out put yang dihasilkan baik kuantitas maupun kualitas
.
Adapun indikator dalam pengukuran kinerja adalah standar pekerjaan, kerjasama dengan rekan kerja, produktivitas
pegawai, disiplin kerja yang selama ini diterapkan mampu meningkatkan kinerja pegawai.
Berhasil tidaknya suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh kepemimpinan untuk meningkatkan kinerja bawahannya. Ungkapan yang
menyatakan bahwa pemimpinlah yang bertanggung jawab atas kegagalan pelaksanaan suatu pekerjaan merupakan ungkapan yang mendudukkan posisi
pemimpin dalam suatu organisasi pada posisi yang terpenting. Faktor kepemimpinan mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan kinerja pegawai karena
kepemimpinan yang efektif memberikan pengarahan terhadap usaha-usaha semua pekerja dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi. Kepemimpinan yang diterapkan
oleh pemimpin dapat memberikan suasana kerja yang tenang dan nyaman yang dapat menciptakan iklim organisasi yang kondusif.
Kepemimpinan adalah cara seorang pemimpin mempengaruhi perilaku bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja secara efektif dan efisien untuk
mencapai tujuan organisasi. Hasibuan, 2003
Universitas Sumatera Utara
39 Siagian 2008 menyatakan bahwa kepemimpinan adalah cara pemimpin yang
terdapat dalam suatu organisasi untuk memainkan peranan yang sangat dominan dalam keberhasilan organisasi tersebut dalam menyelenggarakan
berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya.
Keberhasilan atau kegagalan yang dialami sebagian besar dari organisasi ditentukan oleh kualitas kepemimpinan yang dimiliki orang-orang yang diserahi tugas
memimpin organisasi itu. Hal ini mencerminkan betapa besar peran kepemimpinan dalam suatu organisasi, sehingga seorang pemimpin diharapkan mempunyai
kemampuan untuk memotivasi, mengarahkan, mempengaruhi dan berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan organisasi itu bisa tercapai secara efektif dan
effisien. Adapun indikator dalam pengukuran kepemimpinan adalah penetapan keputusan oleh pimpinan, keputusan bersama, pengawasan prilaku pegawai,
kebijaksanaan pimpinan, motivasi dari pimpinan. Iklim organisasi merupakan hal yang perlu mendapat perhatian seorang
pemimpin karena faktor tersebut ikut mempengaruhi personil organisasi tersebut. Dengan demikian hendaknya organisasi yang berkembang secara dinamis akan
berdampak positif bagi kelangsungan dan keuntungan organisasi. Tagiuri dan Litwin dalam Wirawan 2003 menyatakan bahwa ”Iklim
organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi, mempengaruhi perilaku setiap
anggotanya”.
Wirawan 2003 mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada
persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung kinerja anggota organisasi.
Universitas Sumatera Utara
40 Pengaruh iklim organisasi terhadap perilaku anggota organisasi dapat
bersifat positif dan dapat bersifat negatif, misalnya ruang kerja yang tidak baik, hubungan atasan dan bawahan yang konflik, dan birokrasi yang kaku dapat
menimbulkan sikap negatif, stres kerja yang tinggi, serta motivasi dan kepuasan kerja yang rendah. Sebaliknya jika pegawai bekerja di ruangan yang nyaman dan bersih,
hubungan atasan dan bawahan yang kondusif dan birokrasi yang longgar akan menimbulkan sikap positif, stres kerja rendah, serta motivasi dan kepuasan kerja yang
tinggi. Adapun indikator dalam pengukuran Iklim organisasi adalah lingkungan kerja, hubungan atasan dengan bawahan, hubungan sesama rekan kerja, fasilitas yang
disediakan organisasi. Begitu juga halnya dengan komunikasi yang berlangsung pada suatu
organisasi yang akan mendukung untuk menciptakan iklim yang kondusif yang berguna untuk perkembangan organisasi.
Panuju 2001 dalam bukunya “Komunikasi Organisasi” mengungkapkan bahwa komunikasi merupakan proses hubungan yang terjadi diantara dua
orang atau lebih untuk memberikan dan saling bertukar informasi untuk mencapai tujuan tertentu yang mempunyai andil membangun iklim
organisasi yang kondusif.
Komunikasi adalah proses pemindahan pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain. Perpindahan pengertian tersebut
melibatkan dari lebih sekedar kata-kata yang digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, titik putus vokal dan sebagainya. Dan perpindahan
yang efektif memerlukan tidak hanya transmisi data, tetapi bahwa seseorang mengirimkan berita dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan-
Universitas Sumatera Utara
41 keterampilan tertentu membaca, menulis, mendengar, berbicara dan lain-lain untuk
membuat sukses pertukaran informasi. Komunikasi yang terjadi di dalam kelompok tersebut merupakan mekanisme
fundamental dimana anggota-anggota menunjukkan kekecewaan, dan rasa puas mereka. Oleh karena itu, komunikasi menunjukkan ungkapan emosional dari
perasaan dan merupakan pemenuhan terhadap kebutuhan sosial. Kepuasan atas komunikasi dapat mempengaruhi iklim organisasi yang kondusif. Setiap organisasi
ingin agar hubungan komunikasi antara unit-unit yang ada dalam sebuah organisasi berjalan secara baik sehingga dapat memberikan kontribusi maksimal terhadap iklim
organisasi tersebut. Apabila suatu komunikasi dalam organisasi itu berjalan smoothly dan efektif maka hal ini akan menjadi faktor penting dalam mencapai tujuan
organisasi. Adapun indikator dalam pengukuran komunikasi adalah uraian tugas, komunikasi atasan dan bawahan, komunikasi dengan rekan kerja.
Selain komunikasi yang efektif, iklim organisasi juga dipengaruhi oleh komitmen para pegawai tehadap organisasi. Komitmen yang tinggi akan menciptakan
iklim organisasi yang kondusif. Komitmen organisasi mengandung makna sebagai bentuk keterikatan individu terhadap organisasi, yang ditunjukkan dalam
kesediaannya untuk melibatkan hubungan secara aktif dalam organisasi, sehingga memungkinkan individu tersebut memberikan segala sesuatu yang dimiliki pada
dirinya untuk menunjang terealisasinya tujuan maupun kelangsungan hidup organisasi.
Universitas Sumatera Utara
42 Komitmen merupakan tingkat sampai sejauhmana seseorang pegawai
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen organisasi juga
merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan. Seringkali komitmen organisasional
diartikan secara individu dan berhubungan dengan keterlibatan orang tersebut pada organisasi tersebut. Adapun indikator dalam pengukuran komitmen adalah faktor
personal, karakteristik struktur, pengalaman kerja. Gibson, 2000 berpendapat bahwa komitmen merupakan suatu keadaan atau
derajat sejauh mana seseorang karyawan memihak pada suatu organisasi tertentu dengan tujuan–tujuannya, serta memelihara keanggotaan dalam
organisasi itu. Iklim organisasi dapat mempengaruhi orang secara potensial dan menjadi penggerak kehidupan organisasi, oleh karena itu iklim
organisasi merupakan suatu konsep yang penting bagi pimpinan dan melalui iklim organisasi yang efektif pimpinan mampu mengelola komitmen
anggotanya. Komitmen organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang
pegawai memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi itu. Komitmen organisasi
juga merupakan nilai personal, yang kadang-kadang mengacu pada sikap loyal pada perusahaan atau komitmen pada perusahaan.
Mathis dan Jackson 2000 menyatakan bahwa komitmen organisasi adalah derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi
dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasi.
Robbins 2007 mendefinisikan komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya
untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi.
Universitas Sumatera Utara
43
II.8. Hipotesis Penelitian