Pengujian Hipotesis 1. Pengujian Hipotesis Pertama

89 Berdasarkan Tabel IV.13, persentase pernyataan responden terhadap variabel iklim organisasi dapat dilihat bahwa persentase yang terendah terdapat pada pernyataan nomor 9 Saya tidak mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan sesama rekan kerja, yaitu sebesar 28,95 atau 11 reponden menjawab sangat setuju Sedangkan persentase pernyataan responden yang tertinggi terdapat pada pernyataan nomor 3 Lingkungan kerja saya jauh dari suara bising kenderaan yang melintas, yaitu sebesaar 57,89 atau 22 reponden menjawab sangat setuju. IV.1.4. Pengujian Hipotesis IV.1.4.1. Pengujian Hipotesis Pertama

A. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Pertama

Sebelum melakukan pengujian hipotesis penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier dapat dipergunakan. Pengujian ini terdiri dari : a. Uji Normalitas Data Hipotesis Pertama. Uji Normalitas dilakukan dengan mengamati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai adalah metode plot. Cara pengambilan keputusan pada metode plot adalah : 1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal danatau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 90 Gambar IV.1 Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Pada Gambar IV.1 dapat dilihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas. Coefficients a 8,553 4,754 1,799 ,081 ,331 ,136 ,433 2,435 ,020 ,415 2,410 ,302 ,153 ,350 1,972 ,057 ,415 2,410 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. b. Uji Multikolineritas Hipotesis Pertama Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat diringkas dan disimpulkan sebagai berikut. Tabel IV.14 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Universitas Sumatera Utara 91 Tabel IV.15 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama Variabel Independen Tolerance VIF Simpulan X1 ,415 2,410 Tidak terjadi multikolineritas X2 ,415 2,410 Tidak terjadi multikolineritas Sumber: Hasil Penelitian 2010. Berdasarkan Tabel IV.15 di atas, dapat diketahui hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan, variabel bebas tidak memiliki nilai tolerance kurang dari 10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. c. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama Heteroskedastisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam spesifikasi model regresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: a. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. b. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Universitas Sumatera Utara 92 Gambar IV.2 Hasil Uji Heteroskedasitas Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Output SPSS pada Gambar IV.2 Scatterplot menunjukkan penyebaran titik-titik data sebagai berikut: a. Titik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul hanya diatas dan dibawah saja. c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heteroskesdastisitas dan layak digunakan dalam penelitian.

B. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis Pertama

Pengujian Hipotesis Pertama menyatakan bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Adanya sikap dari pimpinan dalam memotivasi pegawai untuk memperolah golongan yang lebih tinggi serta suasana kerja yang tenang dan nyaman dapat meningkatkan kinerja pegawai dalam melaksanakan tugasnya. Universitas Sumatera Utara 93 Tabel IV.16 Coefficients a 8,553 4,754 1,799 ,081 ,331 ,136 ,433 2,435 ,020 ,415 2,410 ,302 ,153 ,350 1,972 ,057 ,415 2,410 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Berdasarkan Tabel IV.16 di atas, maka persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 8,553 + 0,331 X 1 + 0,302 X 2 + e Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa kepemimpinan dan iklim organisasi memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja pegawai karena memiliki koefisien regresi yang bernilai positif yang merupakan bukti kontribusinya terhadap kinerja pegawai.

C. Hasil Uji Serempak Hipotesis Pertama Uji F

Berdasarkan tabel IV.17 diperoleh bahwa nilai F hitung 20,687 lebih besar dari F tabel 3,32 sehingga hipotesis nol Ho ditolak dan hipotesis alternatif Ha diterima. Hasil pengujian hipotesis pertama secara serempak dapat dilihat pada tabel IV.17 Tabel IV.17 ANOVA b 169,775 2 84,888 20,687 ,000 a 143,620 36 4,103 313,395 38 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean Square F Sig. Predictors: Constant, X2, X1 a. Dependent Variable: Y b. Hasil Uji Serempak Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Universitas Sumatera Utara 94 Dengan menggunakan taraf signifikansi  = 0,05; derajat kebebasan df = k; n – k – 1 = 2; 38 - 2 – 1 = 2, 35 diperoleh nilai F tabel sebesar 3,32. Berdasarkan tabel IV.17 di atas diperoleh bahwa F hitung 20,687 dengan menggunakan confidance interval CI 95  = 0,05 maka tabel distribusi F diperoleh 3,32. Dengan demikian F hitung 20,687 F tabel 3,32 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara serempak kepemimpinan dan iklim organisasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai. Pada tabel IV.17 di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari  = 0,05, hal ini berarti bahwa variabel kepemimpinan dan iklim organisasi menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap kinerja pegawai. Atau dengan kata lain, semakin tinggi baik kepemimpinan dan iklim organisasi yang berlangsung maka akan meningkatkan kineja para pegawai.

D. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama Uji t

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: H diterima bila t hitung t tabel pada  = 5 H 1 diterima bila t t pada hitung tabel  = 5 t pada kolom t lebih besar dari t df = n – k atau 38 – 2 = 36, k adalah jumlah variabel independent, jadi nilai t adalah 1,688. Hasil pengujian hipotesis pertama secara parsial dapat dilihat pada tabel IV.18 sebagai berikut: hitung tabel tabel Universitas Sumatera Utara 95 Tabel IV.18 Coefficients a Model Summary b ,736 a ,542 ,516 2,02569 2,307 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, X2, X a. 1 Dependent Variable: Y b. 8,553 4,754 1,799 ,081 ,331 ,136 ,433 2,435 ,020 ,415 2,410 ,302 ,153 ,350 1,972 ,057 ,415 2,410 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. Hasil Uji Parsial Hipotesis Pertama Sumber: Hasil Penelitian 2010. Output SPSS terdapat pada tabel IV.18 menunjukkan persamaan regresinya adalah Y = 8,553 + 0,331 X 1 + 0,302 X 2 + e Model persamaan tersebut menunjukkan untuk nilai t hitung variabel X 1 Kepemimpinan sebesar 2,435, dan nilai t hitung variabel X 2 Iklim Organisasi sebesar 1,972. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pembentukan Kinerja Pegawai Y pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara adalah variabel kepemimpinan karena variabel tersebut memiliki nilai dari t t , yaitu 2,435 1,688 dan memiliki nilai t yang lebih besar dibandingakan nilai t iklim organisasi yaitu sebesar 1,972. hitung tabel hitung hitung

E. Koefisien Determinan Hipotesis Pertama R

2 Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5 karena nilai R Square berkisar antara 0 sampai 1 Nugroho:2005. Tabel IV.19 Koefisien Determinan Hipotesis Pertama R 2 Sumber: Hasil Penelitian 2010. Universitas Sumatera Utara 96 Tabel IV.19 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R sebe 0,736, nilai koefisien korelasi R Square seperti yang terlihat pada Tabel IV.17 diatas

A. Pengujian Asumsi Klasik Hipotesis Kedua

ati penyebaran data pada sumbu diagonal grafik. Metode yang dipakai ad keputusannya pada metode plot adalah: gonal dan mengikuti arah garis diagonal, sar tersebut jauh dari -1 yang berarti hubungan antara variabel kepemimpinan dan variabel iklim organisasi terhadap kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara adalah sebesar 73,6. Dimana ada hubungan yang positif antara variabel kepeminpinan dan iklim organisasi terhadap inerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara Nilai koefisien determinasi disesuaikan Adjusted R adalah 0,516 berada diantara 0 ≤ R² ≤ 1, artinya variasi yang terjadi terhadap tinggi rendahnya tingkat kinerja pegawai pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara disebabkan variasi antara variabel kepemimpinan dan variabel iklim organisasi sebesar 51,6. Sedangkan 48,4 lagi dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

IV.1.4.2. Pengujian Hipotesis Kedua

a. Uji Normalitas Data Hipotesis Kedua Uji normalitas dilakukan dengan mengam alah metode plot. Cara pengambilan 1. Jika data menyebar disekitar garis dia maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas. Universitas Sumatera Utara 97 2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah ga Hasil Uji Normalitas Data Hipotesis Kedua Sumber: Hasil Penelitian 2010. menyebar disekitar garis diagonal b. n untuk menguji apakah pada model regresi ditemuka berikut. ris diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Gambar IV.3 Pada Gambar IV.3 dapat dilihat bahwa data dan mengikuti arah garis diagonal, maka model garis regresi memenuhi asumsi normalitas dan tidak terjadi masalah normalitas. Uji Multikolineritas Hipotesis Kedua Uji Multikolinieritas bertujua n korelasi antar variabel bebas independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah variabel bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat diringkas dan disimpulkan sebagai Universitas Sumatera Utara 98 Coefficients a 10,456 5,747 1,820 ,077 ,757 ,101 ,770 7,495 ,000 ,999 1,001 ,242 ,145 ,171 1,665 ,105 ,999 1,001 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta t Sig Standardized Coefficients . Tolerance Collinearity Statistics VIF Dependent Variable: Y a. Tabel IV.20 Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua Sumber: Hasil Penelitian 2010. Tabel IV.21 Ringkasan Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua Independen Tolerance VIF Simpulan Variabel X1 tas ,999 1,001 Tidak terjadi multikolineri X2 ,999 1,001 Tidak terjadi multikolineritas Su en 0. Berdas Tabel diatas, dapat diketahui hasil perhitungan nilai l bebas tidak memiliki nilai tolerance kurang dari 10 yan c. tisitas terjadi karena adanya perubahan situasi yang tidak gresi. Dalam pengujian ini menggunakan diagram mber: Hasil P elitian 201 arkan IV.19 tolerance menunjukkan, variabe g berarti tidak ada korelasi antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 95. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor VIF juga menunjukkan hal yang sama, tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai VIF lebih besar dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi. Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua Heteroskedas tergambarkan dalam spesifikasi model re pancar residual. Cara pengambilan keputusan yaitu: Universitas Sumatera Utara 99 1. Jika diagram pancar membentuk pola-pola tertentu yang teratur, maka regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua plot Sumber: Hasil Penelitian 2010. Output SPSS pada Gambar IV.3 Scatterplot menunjukkan penyebaran a. Ti hanya diatas dan dibawah saja. esdastisitas 2. Jika diagram pancar tidak membentuk pola atau acak, maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas. Gambar IV.4 Normal Scatter titik-titik data sebagai berikut: tik-titik data menyebar diatas dan dibawah atau disekitar 0. b. Titik-titik data mengumpul c. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola. Model regresi linear berganda terbebas dari asumsi klasik heterosk dan layak digunakan dalam penelitian. Universitas Sumatera Utara 100 sil Uji Regresi Linier Berganda Hipo Coefficients a 10,456 5,747 1,820 ,077 ,757 ,101 ,770 7,495 ,000 ,999 1,001 ,242 ,145 ,171 1,665 ,105 ,999 1,001 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a.

B. Ha tesis Kedua

Pengujian Hipotesis Pertama menyatakan bahwa komunikasi pegawai dan anisasi. Dengan adanya komunik Hasil Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis Kedua Sumber: Hasil Penelitian 2010. Berdasarkan Tabel IV.22 di atas, maka persamaan regresi linear berganda d erikut: ilihat bahwa komunikasi pegawai dan komitme mempengaruhi iklim organisasi pada Dinas T besar olak dan hipotesis alternatif Ha diterima komitmen pegawai berpengaruh terhadap iklim org asi yang dianggap dapat menumbuhkan rasa kekeluargaan serta keberadaan organisasi yang dapat dianggap berpengaruh dibidang ketenaga kerjaan dapat menciptakan iklim organisasi yang baik. Tabel IV.22 alam penelitian ini adalah sebagai b Y = 10,456 + 0,757 X 1 + 0,242 X 2 + e Pada persamaan tersebut dapat d n pegawai memiliki kemampuan untuk enaga Kerja Kabupaten Batu Bara karena memiliki koefisien regresi yang bernilai positif yang merupakan bukti kontribusinya terhadap iklim organisasi.

C. Hasil Uji Serempak Hipotesis Kedua Uji F

Berdasarkan tabel IV.23 diperoleh bahwa nilai F hitung 29,906 lebih dari F tabel 3,32 sehingga hipotesis nol Ho dit . Hasil pengujian hipotesis pertama secara serempak dapat dilihat pada tabel IV.23 Universitas Sumatera Utara 101 Tabel IV.23 Hasil Uji Serempak Hipotesis Kedua Uji F umber: Hasil Penelitian 2010. Dengan menggunakan taraf signifikansi ANOVA b S  = 0,05; derajat kebebasan – 1 = 2, 35 diperoleh nilai F tabel sebesar 3,32. df = k; n – k – 1 = 2; 38 - 2 Berdasarkan tabel IV.23 di atas diperoleh bahwa F hitung 29,906 dengan menggunakan confidance interval CI 95  = 0,05 maka tabel distribusi F diperoleh 3,32. Dengan demikian F hitung 29,906 F tabel 3,32 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara serempak komunikasi pegawai dan komitmen pegawai berpengaruh signifikan terhadap iklim organisasi. Pada tabel IV.22 di atas terlihat nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari  = 0,05, hal ini berarti bahwa variabel komunikasi pegawai dan komitmen pegawai menunjukkan pengaruh yang sangat signifikan terhadap iklim organisasi. Atau dengan kata lain, semakin tinggi baik komunikasi pegawai dan komitmen pegawai yang berlangsung maka akan semakin baik pula iklim organisasi yang tercipta. 265,571 2 132,785 29,906 ,000 a 155,403 36 4,440 420,974 38 df Mean Square F Sig Sum of Squares Model . Regression Residual 1 Total Predictors: Constant, X2, X1 a. Dependent Variable: Y b. Universitas Sumatera Utara 102 . Hasil Uji Parsial Hipotesis Kedua Uji t Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut: D H diterima bila t hitung t tabel pada  = 5 H 1 diterima bila t hitung t tabel pada  = 5 t hitung pada kolom t le besa ari t tab df = n Coefficients a 10,456 5,747 1,820 ,077 ,757 ,101 ,770 7,495 ,000 ,999 1,001 ,242 ,145 ,171 1,665 ,105 ,999 1,001 Constant X1 X2 Model 1 B Std. Error Unstandardized Coefficients Beta Standardized Coefficients t Sig. Tolerance VIF Collinearity Statistics Dependent Variable: Y a. bih r d – k atau 38 – 2 = 36, k hipotesis p Hasil Uji Parsial Hipotesis Kedua Uji t Sumber: Hasil Penelitian 2010. Output SPSS terdapat pada tabel IV.24 menunjukkan persamaan regresinya 1 + 0,242 X 2 + e Model persamaan tersebut menunju lim organisasi pada Dinas Tenaga Kerja K el adalah jumlah variabel independent, jadi nilai t adalah 1,688. Hasil pengujian tabel ertama secara parsial dapat dilihat pada tabel IV.24 sebagai berikut : Tabel IV.24 adalah Y = 10,456 + 0,757 X kkan untuk nilai t hitung variabel komunikasi pegawai sebesar 7,495 dan nilai t hitung variabel komitmen pegawai sebesar 1,665. Berdasarkan uraian tersebut terlihat bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling besar terhadap pembentukan ik abupaten Batu Bara adalah variabel komunikasi pegawai karena variabel tersebut memiliki nilai dari t hitung t tabel , yaitu 2,435 1,688 dan memiliki nilai Universitas Sumatera Utara 103 t hitung yang lebih besar dibandingakan nilai t hitung komitmen pegawai yaitu sebesar Model Summary b ,794 a ,631 ,610 2,10715 1,245 Model 1 R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson Predictors: Constant, X , X1 a. 2 Dependent Variable: Y b. 1,665 2 Nilai R Square dikatakan baik jika di atas 0,5, karena nilai R Square berkisar minan Hipotesis Kedua R 2 Sumber: Hasil Penelitian 2010. Tabel IV.25 diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi R i R tersebut jauh dari -1 yang berarti hubung R² ≤ 1, artinya variasi yang terjadi terhadap nyaman tidaknya iklim organisasi pada pada Dinas

E. Koefisien Determinan Hipotesis Kedua R

antara 0 sampai 1 Nugroho:2005. Tabel IV.25 Koefisien Deter sebesar 0,794, nilai koefisien korelas an antara variabel Komunikasi Pegawai X 1 dan Komitmen Pegawai X 2 terhadap Iklim Organisasi Y pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara adalah sebesar 79,4 , dimana ada hubungan yang positif antara variabel komunikasi pegawai dan komitmen pegawai terhadap iklim organisasi pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara maupun sebaliknya. Nilai koefisien determinasi disesuaikan Adjusted R Square seperti yang terlihat pada Tabel IV.25 diatas adalah 0,631 berada diantara 0 ≤ Universitas Sumatera Utara 104 Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara disebabkan variasi antara komunikasi pegawai dan komitmen sebesar 63,1. Sedangkan 36,9 lagi dapat dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. IV.2 IV.2 dilihat bahwa variabel kepemimpinan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara yang memiliki nilai dari t t , yaitu sebesar 2,435 awai dalam mengingat cukup banyak pegawai yang memiliki golongan II.a yang hanya bisa menjabat sebagai staf saja. Selain itu kebijaksanaan dan keputusan dari pimpinan telah sesuai dengan yang diharapkan oleh pegawai karena setiap keputusan yang diambil oleh pimpinan melibatkan pegawai di dalamnya sehingga dampak negatif dari putusan itu telah dipikirkan secara bersama-sama. Kondisi ini merupakan hal yang positif karena kepemimpinan merupakan suatu cara seorang pemimpin dalam mempengaruhi bawahan untuk bekerja sama dengan penuh semangat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan bahwa kepemimpinanlah yang memainkan peranan yang dominan dalam keberhasilan organisasi dalam menyelenggarakan berbagai kegiatannya terutama terlihat dalam kinerja para pegawainya Siagian, 2008. . Pembahasan Hasil Penelitian .1. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Pertama Dari hasil penelitian pada hipotesis pertama dapat hitung tabel 1,688. Ditinjau dari indikatornya bahwa pimpinan yang memberikan motivasi kepada pegawai agar memperoleh golongan yang lebih tinggi dari sebelumnya adalah suatu hal yang sangat memotivasi peg bekerja. Hal ini Universitas Sumatera Utara 105 Sedangkan variabel iklim organisasi X juga memiliki pengaruh terhadap pembentukan kinerja pegawai Y pada Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara memiliki nilai dari t t 2 , yaitu 1,972 1,688. Ditinjau dari indikatornya bahwa suasana tenang dan nyaman yang jauh dari suara kebisingan yang berlang yaitu sebesar 2,435 lebih besar jumla hitung tabel sung dalam lingkungan kerja ternyata dapat mendukung pegawai dalam meningkatkan kinerjanya. Suasana seperti ini dapat membantu pegawai agar dapat lebih fokus dan konsentrasi dalam menyelesaikan segala tugas dan kewajibannya. Begitu juga halnya dengan fasilitas yang membantu pegawai dalam bekerja seperti seperangkat komputer dan kendaraan dinas berpengaruh terhadap kinerja para pegawai. Seperangkat komputer akan membantu pegawai dalam mengolah dokumen ataupun sebagai arsip digital. Sedangkan kendaraan dinas dapat meringankan langkah pegawai dan menghemat waktu untuk turun langsung kelapangan maupun untuk hadir ke kantor. Iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung kinerja anggota organisasi Wirawan, 2003. Dari kedua variabel yang ada, dapat dilihat bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang lebih signifikan terhadap kinerja pegawai dibandingkan variabel iklim organisasi. Hal ini dapat dilihat dari nilai t varibel kepemimpinan hitung hnya jika dibandingkan dengan nilai t hitung Universitas Sumatera Utara 106 variabel iklim organisasi yaitu sebesar 1,972. Kinerja yang baik yang harus diterapkan ialah pelayanan kepada masyarakat di bidang ketanagakerjaan, baik itu dari segi administrasi di kantor dan pemantauan serta penanganan terhadap mas alah yang terjadi kepada tenaga kerja yang ada di Kabupaten Batu Bara. Selain itu, tertib atasan juga merupakan penilaian atasan terhadap kinerja pegawainya. Ada beberapa Bara yang banyak menyerap tenaga kerja. Hal inilah yang menjadi urusan tenaga memerlukan pemimpin yang bijaksana dan dapat memotivasi para pegawainya. membantu pegawai dalam bertugas merupakan faktor yang dapat meningkatkan Bara. ra Selatan bahwa kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap Kinerja pegawai Dinas Pendidikan Nasional Provi administrasi dan kemampuan pegawai dalam melaksanakan tugas dan perintah dari perusahaan yang berskala internasional dan nasional yang berada di Kabupaten Batu kerja agar para pekerja dapat bekerja dengan layak sesuai dengan peraturan yang ada. Dalam meningkatkan kinerja para pegawai Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Bara Selain itu lingkungan yang nyaman yang jauh dari kebisingan serta fasilitas yang kineja pegawai untuk mencapai Visi dan Misi Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Batu Dilihat dari peneliti terdahulu yang dilakukan oleh Trisninawati 2008 melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Komunikasi, Iklim Organisasi dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas Pendidikan Nasional Provinsi Sumate nsi Sumatera Selatan. Lambatnya penyelesaian suatu pekerjaan, kurangnya komitmen dan seringnya terjadi salah Universitas Sumatera Utara 107 persepsi miss communication antara pegawai dapat menurunkan kinerja pegawai. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kesiplinan akan mempengaruhi kinerja karena dengan kedisiplinan pegawai akan bekerja sesuai dengan prosedur dan target pekerjaan serta mempunyai rasa tanggung jawab yang besar. Dengan Kepemimp yang tinggi maka yang bersangkutan akan konsekuen, konsisten, taat asas, bertanggung jawab atas tugas yang diamanahkan kepadanya. Selain kepemimpinan, iklim organisasi seseorang akan turut serta menentukan perilaku dan hasilnya. Semakin tinggi Iklim Organisasi seseorang maka akan semakin tinggi pula hasil yang didapat yang dalam hal ini adalah kinerja. dari t , yaitu sebesar 7,495 1,688. Ditinjau dari indikator komunikasi yang terjalin antara sesama rekan kerja dapat me didukung oleh komunikasi yang berlangsung dengan dua arah dan adanya interaksi langsung dari atasan. Untuk mendukung komunikasi tersebut, disediakan Handy Talk untuk setiap pegawai yang bergolongan III serta jaringan telefon disetiap bagian untuk mempermudah komunikasi dimana pun berada. inan

IV.2.2. Pembahasan Hasil Penelitian Hipotesis Kedua