PENDAHULUAN Ketimpangan Pendapatan Pedagang Buah-Buahan Di Pasar Tradisional (Studi Kasus : Kota Medan Provinsi Sumatera Utara)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Dalam keadaan krisis yang sedang terjadi saat ini, ekonomi pasar tradisional telah menunjukkan ketahanannya. Ekonomi pasar tradisional masih menjadi andalan sistem perekonomian di Indonesia. Namun demikian, saat ini kondisi pasar tradisional pada umumnya memprihatinkan. Dengan berbagai kelebihan yang ditawarkan oleh pasar modern, kini pasar tradisional semakin terancam keberadaannya. Pemerintah tampaknya cenderung mendorong pasar modern padahal lembaga pasar modern belum mampu dengan cukup baik diakses petani, sehingga tidak mampu pula meningkatkan pendapatan yang pada akhirnya dapat menimbulkan terjadinya kemiskinan http:www.pse.litbang.deptan.go.id Hal tersebut bertolak belakang dengan tujuan pembangunan di Indonesia untuk mensejahterakan bangsa, atau dengan kata lain untuk menanggulangi kemiskinan. Pembangunan Indonesia tidak semata-mata berorientasi pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga memperlihatkan azas pemerataan. Dengan ini dimaksudkan bahwa pembangunan bukan hanya untuk suatu atau sebagian masyarakat, tetapi hendaknya menyebar ke seluruh wilayah nusantara dan mencapai semua lapisan masyarakat Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993. Universitas Sumatera Utara Untuk mengetahui persentase keluarga miskin menurut Kecamatan di Kota Medan akan ditampilkan pada tabel 1 di bawah ini. Tahun perbandingan data diambil mulai tahun 2004-2007. Tabel 1. Persentase Keluarga Miskin Menurut Kecamatan di Kota Medan Tahun Jumlah KK Miskin Kenaikan Jumlah KK Miskin 2004 71.089 2005 152.535 114,57 2006 169.355 11,03 2007 183.978 8,63 Sumber : BPS Kota Medan tahun 2008 Berdasarkan tabel 1 maka dapat diketahui bahwa persentase Keluarga Miskin dari tahun 2004 sampai tahun 2007 mengalami kenaikan. Untuk tahun 2004 ke tahun 2005 meningkat 114,57. Dari tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat 11,03 dan dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 8,63. Dari data tersebut diketahui bahwa setiap tahunnya, jumlah Keluarga Miskin terus meningkat. Kenaikan yang paling tinggi adalah dari tahun 2004 ke tahun 2005. Ini diseabkan karena pada tahun tersebut, negara Indonesia sedang mengalami krisis ekonomi yang sangat sulit yang berdampak pada peningkatan angka kemiskinan di Indonesia. Universitas Sumatera Utara Tabel 2. Persentase Keluarga Miskin Menurut Kecamatan di Kota Medan No Kecamatan Jumlah KK Miskin KK Miskin Tahun 2007 1 Medan Tuntungan 3.031 2 2 Medan Johor 6.302 3 3 Medan Amplas 5.449 3 4 Medan Denai 10.684 6 5 Medan Area 6.584 4 6 Medan Kota 5.24 3 7 Medan Maimun 1.677 1 8 Medan Polonia 4.605 3 9 Medan Baru 1.101 1 10 Medan Selayang 3.106 2 11 Medan Sunggal 6.476 4 12 Medan Helvetia 6.905 4 13 Medan Petisah 6.668 4 14 Medan Barat 5.325 3 15 Medan Timur 4.037 2 16 Medan Perjuangan 12.583 7 17 Medan Tembung 9.809 5 18 Medan Deli 30.346 16 19 Medan Labuhan 18.015 10 20 Medan Marelan 5.692 3 21 Medan Belawan 30.343 16 Total 183.978 100 Sumber : BPS Kota Medan tahun 2008 Universitas Sumatera Utara Berdasarkan tabel 2 maka dapat diketahui bahwa persentase Keluarga Miskin dari tahun 2004 sampai tahun 2007 mengalami kenaikan. Untuk tahun 2004 ke tahun 2005 meningkat 114,57. Dari tahun 2005 ke tahun 2006 meningkat 11,03 dan dari tahun 2006 ke tahun 2007 meningkat 8,63. Dari data tersebut diketahui bahwa setiap tahunnya, jumlah Keluarga Miskin terus meningkat. Dari data diketahui Jumlah KK miskin yang terbanyak berada pada kecamatan Medan Deli yaitu 30.346 KK dan Jumlah KK miskin yang terkecil berada pada kecamatan Medan Baru yaitu 1.101 KK dan untuk keterangan pendapatan pedagang buah-buahan belum diketahui. Oleh sebab itu dalam beberapa tahun terakhir ini, pemerintah berupaya memberi fokus perhatian dan prioritas pada upaya perbaikan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dibuktikan pada salah satu kebijakan pembangunan kurun waktu 2004-2009 seperti tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah RPJM pada data Badan Pengawasan Statistik yang diantaranya memuat target menurunkan angka kemiskinan dari 16,7 persen pada tahun 2004 menjadi 8,2 persen pada tahun 2009. Pentingnya sektor pertanian dalam pembangunan nasional di Indonesia selain sebagai penyumbang devisa terbesar, juga menyediakan pangan bagi seluruh penduduk. Sektor pertanian juga menyerap jumlah tenaga kerja yang cukup besar dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa mendatang sektor ini masih perlu untuk terus dikembangkan Mubyarto, 1989. Buah adalah bahan makanan yang kaya akan vitamin, mineral, lemak, protein, dan serat. Setiap jenis buah mempunyai keunikan dan daya tarik Universitas Sumatera Utara tersendiri, seperti rasa yang lezat, aroma yang khas, serta warna atau bentuk yang mengandung nilai-nilai estetis. Buah-buahan dewasa ini semakin mendapat perhatian dari masyarakat, baik sebagai bagian menu makanan maupun sebagai komoditas ekonomi. Masyarakat juga semakin memahami pentingnya peranan buah-buahan bagi kesehatan. Sehingga masyarakat semakin banyak mengkonsumsi buah-buahan di dalam kehidupan sehari-hari Widodo, 1996. Buah-buahan yang diperjualbelikan di pasar tradisional umumnya dijual oleh pedagang pengecerkaki lima PKL. Mereka tidak peduli dengan ketertiban dan kelancaran lalu lintas di sekitar tempat mereka bedagang, meskipun selalu ada penggusuran dan penertiban yang dilakukan oleh polisi mereka tetap bertahan hingga bertahun-tahun. Peranan perdagangan buah-buahan yang dilakukan dalam kasus berdagang buah-buahan di pasar tradisional di Kota Medan, umumnya merupakan pekerjaan utama untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Berdasarkan uraian di atas maka perlu diadakan penelitian mengenai ketimpangan pada pedagang buah-buahan yang ada di pasar tradisional kota Medan dengan latar belakang keluarga yang berbeda-beda, yaitu untuk kawasan barat Kota Medan yaitu Pasar Tradisional Pasar Petisah Medan Kecamatan Medan Petisah dan untuk kawasan timur Kota Medan yaitu Pasar Tradisional Suka Ramai Kecamatan Medan Area dan untuk kawasan Pusat Kota Medan yaitu Pasar Sambu. Universitas Sumatera Utara

1.2. Identifikasi masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1. Berapa persen jumlah pedagang buah-buahan yang hidup di bawah garis kemiskinan di kota Medan? 2. Bagaimana ketimpangan pendapatan pedagang buah-buahan di kota Medan? 3. Faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan ketimpangan pendapatan pedagang buah-buahan di kota Medan?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk: 1. Untuk menganalisis besar jumlah pedagang buah-buahan yang hidup di bawah garis kemiskinan di kota Medan. 2. Untuk menganalisis tingkat ketimpangan pendapatan pedagang buah-buahan di kota Medan. 3. Untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan ketimpangan pendapatan pedagang buah-buahan di kota Medan.

1.4. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bahan masukan bagi pedagang buah-buahan dalam upaya peningkatan pendapatanperekonomian keluarga. 2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pembuat kebijaksanaan dalam rangka menentukan kebijaksanaan untuk meningkatkan kesejahteraan dan pemerataan pendapatan pedagang buah-buahan di kota Medan. Universitas Sumatera Utara 3. Bahan studi, referensi, dan perbandingan antara teori yang didapat mahasiswa di bangku kuliah dengan praktekpenelitian di lapangan. Universitas Sumatera Utara

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN