3.5. Defenisi dan batasan operasional
Adapun defenisi dan batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Defenisi
2. Rumah tangga pedagang adalah rumah tangga yang lengkap suami dan istri
yang melakukan kegiatan mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
3. Pendidikan adalah pendidikan formal yang pernah ditempuh oleh wanita
pedagang Tahun. 4.
Umur adalah usia semenjak pedagang buah-buahan lahir sampai pada saat penelitian dilaksanakan Tahun.
5. Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang masih dibiayai
keluarga pedagang buah-buahan Orang. 6.
Modal merupakan biaya atau sejumlah uang yang dikeluarkan untuk pembelian barang atau komoditi buah-buahan yang akan diperdagangkan
Rupiah 7.
Pedagang responden adalah pedagang yang melakukan usaha berdagang buah-buahan di tingkat pengecer, telah menikah, berjualan di pasar tradisional,
dan masih bersuami. 8.
Buah-buahan yang didagangkan oleh respoden adalah semua jenis buah jenis jeruk yang sehari-hari dikonsumsi oleh masyarakat dan jumlah buah yang
diperdagangkan adalah antara 3-5 jenis buah.
Universitas Sumatera Utara
9. Pendapatan keluarga pedagang adalah penerimaan pedagang buah-buahan di
tambah pendapatan suami atau pekerjaan sampingan suami dan istri selama satu bulan.
10. Ketimpangan pendapatan pedagang buah-buahan diukur dengan Gini Ratio
dan Kriteria Bank Dunia. 11.
Garis kemiskinan adalah besar pendapatan per kapita per tahun, diukur dengan ekivalen beras sebanyak 360 kgthn dengan harga beras rata-rata yang berlaku
dan besar UMR yang berlaku pada tahun penelitian. 12.
Ketimpangan pendapatan yang diukur dalam penelitian ini adalah ketimpangan pendapatan pedagang buah-buhan miskin dan pedagang
buah-buahan tidak miskin, sampel sesuai dengan informasi yang diperoleh. 13.
Hubungan positif pada nilai r
s
artinya jika terjadi pada kenaikanpenurunan searah antara dua variabel misalnya variabel X dan Y. Hubungan positif
ditunjukkan apabila nilai variabel X semakin tinggi, maka semakin tinggi pula nilai variabel Y, atau sebaliknya semakin rendah nilai variabel X, maka
semakin rendah nilai variabel Y 14.
Hubungan suatu korelasi dikatakan sebagai hubungan yang berpola kebalikan arah atau hubungan negatif jika pada hubungan tersebut terjadi pola kenaikan
yang berkelebihan diantara dua variabel. Semakin tinggi nilai variabel X, maka justru semakin rendah nilai variabel Y, atau sebaliknya. Semakin rendah
nilai variabel X, maka semakin tinggi nilai variabel Y.
Universitas Sumatera Utara
Batasan Operasional
1. Waktu penelitian dimulai Tahun 2009.
2. Tempat penelitian adalah Pasar Petisah Kecamatan Medan Petisah,
Pasar Suka Ramai Kecamatan Medan Area, dan Pasar Sambu Kecamatan Medan Timur.
Universitas Sumatera Utara
IV. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN