Ciri- Ciri Sektor Informal

Dalam beberapa hal, sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh manajemen operasional yang kaku. Dalam periode krisis perekonomian nasional, sektor informal yang bersifat adaptif dan lentur, masih tetap bertahan bahkan mampu mengembangkan peluang-peluang usaha dibandingkan dengan perusahaan besar. Pada dasarnya, apabila seseorang mempunyai kemampuan, memiliki sedikit pengetahuan praktis serta memiliki peralatan yang sederhana dan keuletan berusaha maka ia dapat melakukan usaha dalam sektor informal. Keberadaan pekerja sektor informal turut memberikan sumbangan bagi perkembangan dan kegiatan usaha. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan sektor informal tersebut telah memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi ekonomi lokal dalam suatu wilayah bahkan di dalam suatu kabupaten dimana terdapatnya sektor informal tersebut. Dilihat dari uraian diatas, bahwa dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat golongan bawah maka menjadi peningkatan taraf hidup mereka. Keadaan ini diharapkan memberikan kontribusi peningkatan pendapatan daerah dan nasional. Oleh karena itu peranan sektor informal mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan pemerataan pembangunan.

2.4.3 Ciri- Ciri Sektor Informal

Konsep sektor informal pertama kali muncul di dunia ketiga, yaitu ketika dilakukan serangkaian penelitian tentang pasar tenaga kerja perkotaan di Afrika. Keith Hart, orang yang memperkenalkan pertama kali konsep tersebut pada tahun 1971, mengemukakan bahwa penyelidikan empirisnya tentang kewiraswastaan di Acca dan kota-kota lain Afrika bertentangan dengan apa yang selama ini diterima dalam Universitas Sumatera Utara perbincangan tentang pembangunan ekonomi. Dalam laporannya kepada organisasi buruh sedunia ILO, Hart mengajukan model dualisme terhadap kesempatan memperoleh pendapatan pada angkatan kerja perkotaan. Konsep informalitas diterapkan kepada bekerja sendiri self employed. Informalitas didefinisikan ulang sebagai sesuatu yang sinonim dengan kemiskinan. Sektor informal menunjukkan kepada cara perkotaan melakukan sesuatu dengan dicirikan dengan : a. Mudah memasukinya dalam arti keahlian, modal, dan organisasi. b. Perusahaan milik keluarga. c. Beroperasi pada skala kecil. d. Intentif tenaga kerja dalam produksi dan menggunakan teknologi sederhana. e. Pasar yang tidak diatur dan berkompetitif. Karakteristik negatif yang dilekatkan pada sektor informal oleh ILO, banyak mendapatkan kritikan tajam dari berbagai ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang Ekonomi. Mereka menganggap bahwa aktivitas sektor informal merupakan suatu tanda berkembangnya dinamika kewiraswastaan masyarakat. Tetapi ada kesepakatan tidak resmi antara para ilmuwan yang terlihat dalam penelitian masalah-masalah sosial untuk menerima definisi kerja sektor informal di Indonesia sebagai berikut : • Sektor yang tidak menerima bantuan atau proteksi ekonomi dari pemerintah. • Sektor yang belum dapat menggunakan karena tidak punya akses bantuan, meskipun pemerintah telah menyediakannya. Universitas Sumatera Utara • Sektor yang telah menerima bantuan pemerintah tetapi bantuan tersebut belum sanggup membuat sektor itu mandiri. Berdasarkan definisi kerja tersebut, disepakati pula serangkaian ciri sektor informal di Indonesia, yang meliputi : a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha timbul tanpa menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedian secara formal. b. Pada umumnya unit usaha tidak memiliki izin usaha. c. Pola kegiatan usaha tidak teratur dengan baik, dalam arti lokasi maupun jam kerja. d. Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. e. Unit usaha berganti-ganti dari satu sub-sektor ke sub-sektor lain. f. Teknologi yang digunakan masih tradisional. g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga kecil. h. Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, sebagian besar hanya diperoleh dari pengalaman sambil bekerja. i. Pada umumnya unit usaha termasuk kelompok one man enterprise, dan kalau ada pekerja, biasanya berasal dari keluarga sendiri. j. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri, atau dari lembaga keuangan tidak resmi. k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat kotadesa berpenghasilan rendah atau menengah. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal