Tahap Era Konsumsi Tinggi Secara Massa the age of high mass consumption Omset Penjualan Pendapatan Pedagang

tahap ini, perekonomian nasional telah mencapai apa yang disebut sebagai keadaan momentum yaitu dimana perekonomian dalam masyarakat yang bersangkutan telah dapat berjalan dan berkembang atas kekuatan sendiri. Pada tahap ini telah tercapai kemajuan ekonomi dan kemakmuran pada tingkat yang sangat tinggi, perekonomian telah maju ke tingkat yang sedemikian rupa sehingga tingkat pendapatan dan konsumsinya telah sangat tinggi sekali. Pendapatan rata-rata tiap jiwa meningkat terus dan sangat tinggi sekali, pada umumnya setiap penduduk dalam masyarakat dan negaranya telah memiliki tingkat konsumsi berlebihan yang sangat jauh melampaui pemenuhan kebutuhan pokoknya dalam hal makanan, pakaian, perumahan, dan lainnya.

e. Tahap Era Konsumsi Tinggi Secara Massa the age of high mass consumption

Era konsumsi massa besaran-besaran ini ditandai dengan migrasi penduduk ke wilayah pinggiran kota, pemakaian mobil secara luas, serta meluasnya pemakaian barang-barang konsumsi dan peralatan rumah tangga yang tahan lama. Pada tahap ini, keseimbangan dan arah perhatian masyarakat beralih orientasi dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi dan kesejahteraan dalam arti luas. Kecenderungan kepada konsumsi besar-besaran atas barang yang tahan lama, ketiadaan pengangguran, dan peningkatan kesadaran akan jaminan sosial, dapat pula membawa masyarakatnya kepada laju pertumbuhan penduduk yang relatif semakin tinggi. Universitas Sumatera Utara 2.4 Konsep Pemberdayaan Sektor Informal 2.4.1 Pemberdayaan Sektor Informal Apabila sektor ekonomi informal dikelola dengan baik, maka tidak dapat dipungkiri bahwa sektor ekonomi informal akan menjadi sebuah survival strategi. Hal ini tentu saja tidak dapat dilepaskan dari campur tangan pemerintah dan semua pihak dalam mewujudkan potensi yang ada disektor ekonomi informal melalui langkah – langkah sebagai berikut: Pertama adalah hendaknya pemerintah daerah dapat memahami bahwa modernisasi diperkotaan bukan hanya sebatas pembangunan plaza dan mall – mall saja. Akan tetapi modernisasi perkotaan perlu diartikan sebagai pemberian tempat yang lebih layak bagi ekonomi informal pada struktur ekonomi perkotaan yang merupakan sumber kehidupan sebagian besar rakyat miskin. Kedua adalah hendaknya pemerintah daerah bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat LSM untuk menciptakan pusat pelayanan bagi sektor – sektor ekonomi informal demi pemberdayaan dan peningkatan Sumber Daya Manusia SDM.

2.4.2 Peran Masyarakat pada Sektor Informal

Pertumbuhan penduduk suatu negara yang diiringi dengan pertambahan angkatan kerja telah menimbulkan permasalahan tersendiri. Hal ini antara lain disebabkan belum berfungsinya semua sektor kehidupan masyarakat dengan baik serta belum meratanya pembangunan disegala bidang sehingga ketersediaan lapangan pekerjaan tidak seimbang dengan laju pertumbuhan penduduk yang cepat dan dinamis. Sektor formal tidak mampu Universitas Sumatera Utara memenuhi dan menyerap pertambahan angkatan kerja secara maksimal yang disebabkan adanya ketimpangan antara angkatan kerja yang tumbuh dengan cepat dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Karena itu sektor informal menjadi suatu bagian yang penting dalam menjawab permasalahan lapangan kerja dan angkatan kerja. Istilah sektor informal biasanya digunakan untuk menunjukkan sejumlah kegiatan ekonomi yang berskala kecil. Tetapi akan menyesatkan bila disebutkan perusahaan berskala kecil, karena sektor informal dianggap sebagai suatu manifestasi situasi pertumbuhan kesempatan kerja di negara sedang berkembang, karena itu mereka yang memasuki kegiatan berskala kecil ini di kota, terutama bertujuan untuk mencari kesempatan kerja dan pendapatan dari pada memperoleh keuntungan. Karena mereka yang terlibat dalam sektor ini pada umumnya miskin, berpendidikan sangat rendah, tidak terampil dan kebanyakan para migran, jelaslah bahwa mereka bukanlah kapitalis yang mencari investasi yang menuntungkan dan juga bukan pengusaha seperti yang dikenal pada umumnya. Saat ini, sektor informal menjadi bagian penting dalam perumusan kebijakan ketenagakerjaan. Sektor informal merupakan salah satu alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja. Hal ini merupakan salah satu faktor utama yang memudahkan tenaga kerja memasuki sektor ini dan semakin mengukuhkan kehadirannya sebagai penyangga terhadap kelebihan tenaga kerja. Keadaan ini dalam jangka pendek akan dapat membantu mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Pemberdayaan sektor informal merupakan bagian dari pemberdayaan perekonomian rakyat guna pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Dalam beberapa hal, sektor informal lebih dapat beradaptasi dan tidak terganggu oleh manajemen operasional yang kaku. Dalam periode krisis perekonomian nasional, sektor informal yang bersifat adaptif dan lentur, masih tetap bertahan bahkan mampu mengembangkan peluang-peluang usaha dibandingkan dengan perusahaan besar. Pada dasarnya, apabila seseorang mempunyai kemampuan, memiliki sedikit pengetahuan praktis serta memiliki peralatan yang sederhana dan keuletan berusaha maka ia dapat melakukan usaha dalam sektor informal. Keberadaan pekerja sektor informal turut memberikan sumbangan bagi perkembangan dan kegiatan usaha. Tidak bisa dipungkiri bahwa kegiatan sektor informal tersebut telah memberikan sumbangan yang tidak kecil bagi ekonomi lokal dalam suatu wilayah bahkan di dalam suatu kabupaten dimana terdapatnya sektor informal tersebut. Dilihat dari uraian diatas, bahwa dengan terjadinya peningkatan pendapatan masyarakat golongan bawah maka menjadi peningkatan taraf hidup mereka. Keadaan ini diharapkan memberikan kontribusi peningkatan pendapatan daerah dan nasional. Oleh karena itu peranan sektor informal mempunyai peran penting dalam mewujudkan tujuan pemerataan pembangunan.

2.4.3 Ciri- Ciri Sektor Informal

Konsep sektor informal pertama kali muncul di dunia ketiga, yaitu ketika dilakukan serangkaian penelitian tentang pasar tenaga kerja perkotaan di Afrika. Keith Hart, orang yang memperkenalkan pertama kali konsep tersebut pada tahun 1971, mengemukakan bahwa penyelidikan empirisnya tentang kewiraswastaan di Acca dan kota-kota lain Afrika bertentangan dengan apa yang selama ini diterima dalam Universitas Sumatera Utara perbincangan tentang pembangunan ekonomi. Dalam laporannya kepada organisasi buruh sedunia ILO, Hart mengajukan model dualisme terhadap kesempatan memperoleh pendapatan pada angkatan kerja perkotaan. Konsep informalitas diterapkan kepada bekerja sendiri self employed. Informalitas didefinisikan ulang sebagai sesuatu yang sinonim dengan kemiskinan. Sektor informal menunjukkan kepada cara perkotaan melakukan sesuatu dengan dicirikan dengan : a. Mudah memasukinya dalam arti keahlian, modal, dan organisasi. b. Perusahaan milik keluarga. c. Beroperasi pada skala kecil. d. Intentif tenaga kerja dalam produksi dan menggunakan teknologi sederhana. e. Pasar yang tidak diatur dan berkompetitif. Karakteristik negatif yang dilekatkan pada sektor informal oleh ILO, banyak mendapatkan kritikan tajam dari berbagai ilmuwan yang berkecimpung dalam bidang Ekonomi. Mereka menganggap bahwa aktivitas sektor informal merupakan suatu tanda berkembangnya dinamika kewiraswastaan masyarakat. Tetapi ada kesepakatan tidak resmi antara para ilmuwan yang terlihat dalam penelitian masalah-masalah sosial untuk menerima definisi kerja sektor informal di Indonesia sebagai berikut : • Sektor yang tidak menerima bantuan atau proteksi ekonomi dari pemerintah. • Sektor yang belum dapat menggunakan karena tidak punya akses bantuan, meskipun pemerintah telah menyediakannya. Universitas Sumatera Utara • Sektor yang telah menerima bantuan pemerintah tetapi bantuan tersebut belum sanggup membuat sektor itu mandiri. Berdasarkan definisi kerja tersebut, disepakati pula serangkaian ciri sektor informal di Indonesia, yang meliputi : a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi secara baik, karena unit usaha timbul tanpa menggunakan fasilitas atau kelembagaan yang tersedian secara formal. b. Pada umumnya unit usaha tidak memiliki izin usaha. c. Pola kegiatan usaha tidak teratur dengan baik, dalam arti lokasi maupun jam kerja. d. Pada umumnya kebijakan pemerintah untuk membantu golongan ekonomi lemah tidak sampai ke sektor ini. e. Unit usaha berganti-ganti dari satu sub-sektor ke sub-sektor lain. f. Teknologi yang digunakan masih tradisional. g. Modal dan perputaran usaha relatif kecil, sehingga skala operasinya juga kecil. h. Untuk menjalankan usaha tidak diperlukan pendidikan formal, sebagian besar hanya diperoleh dari pengalaman sambil bekerja. i. Pada umumnya unit usaha termasuk kelompok one man enterprise, dan kalau ada pekerja, biasanya berasal dari keluarga sendiri. j. Sumber dana modal usaha pada umumnya berasal dari tabungan sendiri, atau dari lembaga keuangan tidak resmi. k. Hasil produksi atau jasa terutama dikonsumsi oleh golongan masyarakat kotadesa berpenghasilan rendah atau menengah. Universitas Sumatera Utara

2.4.4 Kekuatan dan Kelemahan Sektor Informal

Sektor Usaha dengan skala kecil merupakan solusi bagi penyelesaian masalah – masalah ekonomi di dunia saat ini. Perubahan - perubahan global yang paling hebat sekalipun dapat diatasi dengan masalah- masalah manajemen yang fleksibel. Usaha skala kecil memenuhi persyaratan ini karena sektor informal secara organisator manajerial bersifat tidak kaku, jadi sifat ini merupakan kekuatan utama yang dimiliki sektor informal. Kekuatan sektor informal adalah sebagai berikut: 1. Sangat padat karya dan persediaan tenaga kerja di Indonesia masih sangat banyak, mengikuti laju pertumbuhan penduduk, angkatan kerja yang rata-rata pertahun masih sangat tinggi sehingga upah nominal tenaga kerja khususnya dari kelompok berpendidikan masih ralatif rendah. 2. Industri kecil masih lebih banyak membuat produk-produk sederhana yang tidak terlalu membutuhkan pendidikan formal yang tinggi melainkan hanya keahlian khusus yang dapat dimiliki warga setempat lewat sumber daya formal. 3. Secara umum kegiatan sektor informal masih sangat agricultural besed, karna memang banyak komoditas - komoditas yang banyak diolah dalam skala kecil. 4. Pengusaha - pengusaha kecil dan rumah tangga lebih banyak menggantungkan diri pada uang sendiri atau pinjaman dari sumber lain seperti rentenir untuk modal kerja dan khususnya pemerintah Tambunan, 1999: 100. Sedangkan kelemahan sektor informal adalah: Kelemahan sektor informal tercermin pada kendala-kendala yang dihadapi sektor tersebut, yang sering kali menjadi hambatan-hambatan serius bagi pertumbuhan dan perkembangannya. Kendala - kendala yang banyak dialami pengusaha - pengusaha di Universitas Sumatera Utara sektor informal terutama adalah keterbatasan modal, khususnya modal kerja. Kendala lain adalah kesulitan pemasaran dan penyediaan bahan-bahan baku, keterbatasan sumber daya manusia, pengetahuan minim mengenai bisnis, dan kurang penguasaan teknologi.

2.4.5 Pembinaan dan Pengembangan Sektor Informal

Pengertian bahwa pembangunan tidak hanya mengejar lahiriah seperti pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan sebagainya atau kepuasan batiniah seperti pendidikan, rasa aman, dll. Melainkan keselarasan dan keseimbangan yang merata diseluruh tanah air bukan hanya untuk satu golongan atau sebagian masyarakat tetapi untuk seluruh masyarakat sebagai perbaikan tingkat hidup yang berkeadilan sosial yang menjadi tujuan dan cita – cita bangsa. Tujuan pembangunan ini bahwa hal yang mudah dicapai, lebih – lebih apabila mencakup begitu banyak segi, dalam keadaan demikian maka peranan pemerintah memimpin dan mendorong gerakan perombakan ini menjadi penting, memimpin gerakan pembangunan ini dilakukan pemerintah melalui kedudukannya, selalu pelaksanaan kebijaksanaan, konsumen, produsen, dan investor, perusahaan Negara mengatur investor. Pembinaan sektor informal harus diarahkan secara terpadu agar akar masalah dapat diatasi. Sasaran utama dan pertama yang harus diperjuangkan adalah pengalihan tempat usaha dari situsi informal menjadi tempat formal. Sasaran kedua adalah pembinaan sikap mental dan kemampuan mengelola usaha bagi anggota. Peralihan tempat usaha formal menurut kemampuan anggota untuk menganalisa pasar dalam rangka menetapkan jenis barang dagangan ditempat yang baru, bisa menjadi bumerang. Oleh sebab itu pelatihan menjadi bagian tak terpishkan dari paket program pembinaan. Sasaran ketiga adalah terobosan dalam rangka memperpendek Universitas Sumatera Utara jalur distribusi untuk mempertahankan daya saing, perlu diprakarsai upaya pengadaan barang dangan langsung dari produsen. Dengan demikian harga jual usaha masih lebih rendah tanpa mengurangi keuntungan perdagangan. Sasaran keempat adalah perlunya adanya bantuan permodalan dalam hal anggota beralih tempat dan sekaligus menjual dagangan, karena tuntutan permintaan barang harus demikian maka peranan bantuan permodalan menjadi lebih penting. 2.5 Tenaga Kerja 2.5.1 Pengertian Ketenagakerjaan Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja. Dalam literatur biasanya adalah seluruh penduduk berusia 15-64 tahun. Atau dengan kata lain tenaga kerja adalah jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa. Tenaga kerja adalah pengertian tentang potensi yang terkandung dalam diri manusia yang dikaitkan dengan perdagangan diberbagai kegiatan atau usaha yang ada keterlibatan manusia yang dimaksud adalah keterlibatan unsur jasa atau tenaga kerja.Tenaga kerja merupakan salah - satu faktor produksi yang sangat penting disamping sumber daya alam, modal, dan teknologi. Ditinjau dari segi umum pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa dan mempunyai nilai ekonomi yang dapat beragam bagi kebutuhan masyarakat dimana secara fisik kemampuan tenag kerja diukur dari usia. Menurut UU No. 25 Tahun 1997 tentang ketentuan-ketentuan pokok ketenagakerjaan disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki ataupun Universitas Sumatera Utara perempuan yang sedang mencari pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan balas jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

2.5.2 Teori Ketenagakerjaan

Walau banyak negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya telah menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu - waktu sebelumnya, akan tetapi ternyata bahwa kesempatan kerja baru yang tercipta dapat mengimbangi pertambahan tenaga kerja yang telah terjadi hingga sekarang. Maka jumlah tenaga kerja yang baru yang tidak dapat memperoleh pekerjaan telah memperbesar jumlah pengangguran yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Keadaan inilah yang memperbesar masalah pengangguran yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang. Atas dasar pengalaman itulah banyak pakar pembanguanan ekonomi di negara- negara sedang berkembang menitikberatkan pembangunan pada sektor industri-industri di perkotaan. Dewasa ini, banyak negara – negara berkembang dihadapkan pada kondisi unik dari kombinasi permasalahan pergerkan penduduk dari desa kekota dalam besar, stagnannya produktivitas pertanian, dan meningkatnya pengangguran. Untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah kesempatan kerja employment khususnya diperkotaan, kita harus memperhitungkan masalah pertambahan penggangguran terbuka maupun terselubung yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kelihatannya aktif bekerja tetapi secara ekonominya mereka tidak bekerja sepenuhnya. Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering diperdengarkan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang Universitas Sumatera Utara sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja hanya di bedakan oleh batas umur. Di Indonesia semula dipilih batas umur minimum adalah 15 tahun. Pemilihan 15 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desa-desa sudah bekerja atau mencari pekerjaan. Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja, golongan yang menganggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok sering juga dinamakan sebagai potential labor force. Edwart membedakan 5 Lima bentuk pengangguran sebagai berikut: a. Pengangguran terbuka Open unemployment yaitu baik yang suka rela mereka yang tidak mau bekerja karna mengharapkan pekerjaan yang lebih baik maupun secara terpaksa mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh keuntungan b. Setengah menganggur under-employment yaitu mereka yang bekerja menurut lamanya hari, minggu, musiman kurang dari pada yang mereka bisa kerjakan. c. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara optimal yaitu mereka yang tidak digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur. Universitas Sumatera Utara d. Tenaga kerja yang tidak produtif Unproductive labour yaitu mereka yang kurang mampu untuk bekerja secara produktif, tapi karena sumber-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilakan sesuatu secara optimal. Faktor – faktor yang menentukan permintaan tenaga kerja adalah sebagai berikut: a. Elastisitas Permintaan output terhadap laju perubahan harga output. Ketika harga output meningkat namun diikuti peningkatan permintaan output maka permintaan tenaga akan tetap meningkat. b. Perbandingan biaya untuk input tenaga kerja dengan total biaya. Apabila perbandingan meningkat maka input tenaga kerja yang di pergunakan akan semakin meningkat. c. Kemampuan substitusi oleh input lain, misalnya input modal teknologi lebih efisien dan efektif dari pada penggunaan tenaga kerja maka akan terjadi penurunan permintaan tenaga kerja. 2.6 Teori Modal 2.6.1 Pengertian Modal Modal merupakan kontribusi dari investasi dalam bentuk uang maupun modal fisik pabrik, kantor, mesin, peralatan dan kontribusi modal manusia Human Capital yaitu pendidikan umum, pelatihan kursus dalam kegiatan produksi. Modal adalah salah satu dari tiga faktor produksi factor of productin utama disamping tenaga kerja labour dan sumber daya alam natural recources. Modal fisik manusia memberikan kontribusi yang berarti dalam pertumbuhan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Proses penambahan persediaan modal capital stok fisik bersih dalam suatu perekonomian dalam upaya untuk meningkatkan total out-put. Akumulasi barang modal capital good adalah gambaran dari akumulasi sebelum mengharuskan adanya suatu pengembalian dari modal yang didapat dalam bentuk bunga interest, keuntungan profit yang semakin besar. Tingkat akumulasi persediaan modal fisik suatu perekonomian merupakan suatu hal yang penting dalam penentuan pertumbuhan ekonomi dan digambarkan dalam beragam fungsi produksi produktion funtion dan model-model pertumbuhan ekonomi. Suatu cabang dari ilmu ekonomi adalah Ekonomi Pembanguanan Developmen Economies melakukan analisis untuk tingkat pengakumulasian modal yang sesuai dengan bentuk modal yang dibutuhkan dan bentuk proyek investasi untuk memaksimalkan pembangunan di negara-negara berkembang.

2.6.2 Modal Usaha

Modal usaha merupakan sejumlah dana baik dalam bentuk uang maupun barang yang harus dimiliki oleh seorang pedagang untuk memulai usahanya dan merupakan faktor utama yang menunjang kegiatan usahanya. Dalam industri makanan usaha dagang makanan dan minuman modal yang dikeluarkan dapat juga diartikan sebagai sejumlah danauang yang digunakan oleh pedagang untuk membeli bahan baku usaha yang kemudian diolah menjadi makananminuman yang siap untuk di jual disebut modal kerja. Universitas Sumatera Utara

2.6.3 Manfaat Modal

Perusahaan manufaktur, sebagian besar aktiva merupakan aktiva lancar. Mengingat investasi dalam Modal kerja cukup besar, maka perlu dikelola dengan baik. Kegiatan manajemen keuangan, lebih separuh waktu dialokasikan untuk mengelola aktiva lancar. Modal kerja penting untuk kelancaran kegiatan perusahaan ataupun usaha. Perusahaan kecil, keputusan modal kerja lebih penting dari pada keputusan investasi jangka panjang.

2.6.4 Akumulasi Modal

Akumulasi modal meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang di tanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau sumber daya manusia. Akumulasi modal terjadi apabila sebagian dari pendapatan ditabung dan di investasikan kembali dengan tujuan memperbesar output dan pendapatan dikemudian hari. Investasi produktif yang bersifat langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang disebut investasi infrastruktur ekonomi dan sosial.

2.7 Omset Penjualan Pendapatan Pedagang

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga ataupun perusahaan salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang atau hasil materil lainnya yang dicapai dari penggunaan kekayaan atau jasa – jasa yang diterima seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Evers merinci pendapatan adalah sebagai berikut: 1. Pendapatan berupa uang yaitu pendapatan dari usaha sendiri yaitu merupakan hasil bersih yang diperoleh dari usaha sendiri, komisi, atau penjualan. Dan juga dari hasil investasi yaitu pendapatan yang diperoleh dari hak milik tanah, modal dan lain-lain. 2. Pendapatan berupa barang yaitu pendapatan dari pembayaran upah atau gaji yang dibutuhkan berupa barang seperti dalam betuk beras, pengobatan, transfer dan lain sebagainya. 3. Penerimaan yang bukan pendapatan yaitu pengambilan tabungan, penjualan barang yang dipakai di pemukiman dan rekreasi. Pendapatan merupakan uang yang diterima seseorang dan perusahaan dalam bentuk gaji wages, upah salaries, sewa rent, bunga interest, laba profit dan sebagainya. Bersama- sama dengan tunjangan pengangguran, uang pensiunan dan lain sebagainya. Dalam analisis mikro ekonomi, istilah pendapatan khususnya dipakai berkenaan dengan aliran penghasilan dalam suatu periode waktu yang berarah dari penyediaan faktor-faktor produksi Sumber Daya Alam, Tenaga Kerja, dan Modal masing-masing dalam bentuk sewa, upah, bunga, laba, secara terus-menerus. Sedangkan dalam analisis ekonomi makro istilah pendapatan nasional National Income dipakai berkenaan dengan pendapatan agregat suatu negara dari sewa, bunga dan pembayaran tidak termasuk dari pembayaran transfer tunjangan pengangguran, uang pensiunan, dan lain sebagainya. Universitas Sumatera Utara 2.8 Tingkat Pendidikan 2.8.1 Pengertian Pendidikan