perempuan yang sedang mencari pekerjaan baik didalam maupun diluar hubungan kerja guna menghasilkan balas jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
2.5.2 Teori Ketenagakerjaan
Walau banyak negara berkembang tingkat pertumbuhan ekonominya telah menjadi lebih cepat jika dibandingkan dengan waktu - waktu sebelumnya, akan tetapi
ternyata bahwa kesempatan kerja baru yang tercipta dapat mengimbangi pertambahan tenaga kerja yang telah terjadi hingga sekarang. Maka jumlah tenaga kerja yang baru
yang tidak dapat memperoleh pekerjaan telah memperbesar jumlah pengangguran yang telah terjadi pada masa-masa sebelumnya. Keadaan inilah yang memperbesar masalah
pengangguran yang dihadapi oleh negara-negara sedang berkembang. Atas dasar pengalaman itulah banyak pakar pembanguanan ekonomi di negara-
negara sedang berkembang menitikberatkan pembangunan pada sektor industri-industri di perkotaan. Dewasa ini, banyak negara – negara berkembang dihadapkan pada kondisi
unik dari kombinasi permasalahan pergerkan penduduk dari desa kekota dalam besar, stagnannya produktivitas pertanian, dan meningkatnya pengangguran.
Untuk memperoleh pengertian sepenuhnya tentang arti penting dari masalah kesempatan kerja employment khususnya diperkotaan, kita harus memperhitungkan
masalah pertambahan penggangguran terbuka maupun terselubung yang jumlahnya lebih besar yaitu mereka yang kelihatannya aktif bekerja tetapi secara ekonominya mereka
tidak bekerja sepenuhnya. Di Indonesia, pengertian tenaga kerja atau manpower mulai sering
diperdengarkan. Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang
Universitas Sumatera Utara
sedang mencari pekerjaan dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga. Secara praktis pengertian tenaga kerja dan bukan tenaga kerja
hanya di bedakan oleh batas umur. Di Indonesia semula dipilih batas umur minimum adalah 15 tahun. Pemilihan 15 tahun sebagai batas umur minimum adalah berdasarkan
kenyataan bahwa dalam umur tersebut sudah banyak penduduk berumur muda terutama di desa-desa sudah bekerja atau mencari pekerjaan.
Tenaga kerja atau manpower terdiri dari angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja atau labor force terdiri dari golongan yang bekerja, golongan yang
menganggur dan golongan yang mencari pekerjaan. Kelompok bukan angkatan kerja terdiri dari golongan yang bersekolah, golongan yang mengurus rumah tangga dan
golongan lain-lain atau penerima pendapatan. Ketiga golongan dalam kelompok angkatan kerja sewaktu-waktu dapat menawarkan jasanya untuk bekerja. Oleh sebab itu kelompok
sering juga dinamakan sebagai potential labor force. Edwart membedakan 5 Lima bentuk pengangguran sebagai berikut:
a. Pengangguran terbuka Open unemployment yaitu baik yang suka rela
mereka yang tidak mau bekerja karna mengharapkan pekerjaan yang lebih baik maupun secara terpaksa mereka yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh
keuntungan b.
Setengah menganggur under-employment yaitu mereka yang bekerja menurut lamanya hari, minggu, musiman kurang dari pada yang mereka bisa kerjakan.
c. Tampaknya bekerja tetapi tidak bekerja secara optimal yaitu mereka yang tidak
digolongkan sebagai pengangguran terbuka dan setengah menganggur.
Universitas Sumatera Utara
d. Tenaga kerja yang tidak produtif Unproductive labour yaitu mereka yang
kurang mampu untuk bekerja secara produktif, tapi karena sumber-sumber daya penolong kurang memadai maka mereka tidak bisa menghasilakan sesuatu secara
optimal. Faktor – faktor yang menentukan permintaan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
a. Elastisitas Permintaan output terhadap laju perubahan harga output. Ketika harga
output meningkat namun diikuti peningkatan permintaan output maka permintaan tenaga akan tetap meningkat.
b. Perbandingan biaya untuk input tenaga kerja dengan total biaya. Apabila
perbandingan meningkat maka input tenaga kerja yang di pergunakan akan semakin meningkat.
c. Kemampuan substitusi oleh input lain, misalnya input modal teknologi lebih
efisien dan efektif dari pada penggunaan tenaga kerja maka akan terjadi penurunan permintaan tenaga kerja.
2.6 Teori Modal 2.6.1 Pengertian Modal