Anamnese. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Ginekologik. Pemeriksaan Laboratorium.

3.7. BAHAN DAN CARA KERJA.

3.7.1. Anamnese.

Semua peserta penelitian yang memenuhi syarat penelitian dilakukan anamnese meliputi riwayat menstruasi, lamanya sudah tidak mensruasi, riwayat penyakit ginekologi, penyakit jantung, penyakit gangguan kelenjar tiroid, penyakit gangguan ginjal kronik, riwayat penggunaan obat-obatan, riwayat minum alkohol, riwayat merokok, pekerjaan dan aktifitas sehari-hari, riwayat patah tulang dan penggunaan obat-obat hormonal.

3.7.2. Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Ginekologik.

Pemeriksaan ini meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, frekuensi pernafasan, berat badan dan tinggi badan, dan pemeriksaan fisik apakah ditemukan gejala kelainan kelenjar tiroid.

3.7.3. Pemeriksaan Laboratorium.

• Pengambilan sampel darah dilakukan terhadap peserta penelitian yang bersedia mengikuti penelitian dan memenuhi kriteria inklusi. • Pengambilan darah pada kelompok usia reproduksi dilakukan pada hari ke -14 dari siklus haid. • Pengambilan sampel darah dilakukan setelah peserta penelitian menjalani puasa selama 10-12 jam. • Peserta penelitian akan menjalani puasa selama 12 jam dan pengambilan darah dilakukan pada pagi hari pukul 08.00 – 09.00 WIB, kemudian darah diambil sebanyak 10 cc dan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi zat antikoagulan. • Sampel darah yang telah diambil akan didiamkan selama 30 menit, kemudian sampel darah disentrifugasi 3000 rpm selama 15 menit kemudian dimasukkan ke dalam aliquot dan disimpan dalam freezeer -30 ° C sampai waktu pemeriksaan C– telopeptide dan osteocalsin. • Untuk sampel pemeriksaan serum osteocalsin maka darah sebanyak 0.5 cc 0.3 cc ml serum plasma dimasukkan Li-heparin, plasma K3 EDTA, kemudian darah segera disentrifuge sampai pembekuan sempurna. Kemudian stabilitas 2-8 ° C selama 3 hari; 15-25 ° C selama 8 jam; -20 ° C selama 3 bulan; dan sampel serum darah tidak boleh dihemolisis. Universitas Sumatera Utara • Untuk sampel serum plasma untuk pemeriksaan serum CTx C-telopeptide diperlukan 0.5 ml atau 0.3 ml serum plasma dan dimasukkan kedalam K3 EDTA dan natrium heparin plasma EDTA lebih disarankan; jika ke dalam serum plasma dimasukkan natrium heparin; distabilisasi pada suhu 2-25 ° C selama 24 jam; atau -20 ° C selama 3 bulan; atau pada suhu -70 ° C selama 3 bln. • Jika serum plasma dimasukkan plasma EDTA maka serum tersebut di stabilisasi pada suhu 15-25 ° C selama 24 jam; atau 2-8 ° C selama 8 hari; -20 ° C selama 3 bulan; dan -70 ° C selama 3 bulan. • Nilai Rujukan hasil pemeriksaan osteocalsin adalah sebagai berikut : Premenopause 20 tahun : 11-43 ngml Postmenopause : 15-46 ngml • Nilai rujukan hasil pemeriksaan C-telopeptide CTx yaitu : Perempuan: premenopausal : 0.025-0.573 ngml. Postmenopausal : 0.104-1.008 ngml. Jika hasil pemeriksaan ditemukan kadar CTx 0.573 ngml menunjukkan adanya peningkatan resiko fraktur tulang dan sebesar 2-6x lebih tinggi. Universitas Sumatera Utara

3.8. KERANGKA OPERASIONAL.