tipe 1 terdiri dari 3 gugusan asam amino glysine X-Y yang merupakan penyusun dari proline dan hydroxyproline. Lebih dari 90 jaringan tulang matriks organik tulang terdiri jaringan
kolagen tipe 1 yang terutama disintesa di dalam tulang. Jaringan kolagen tipe 1 merupakan jaringan kolagen interstisial. Jaringan kolagen tipe 1 merupakan ikatan heterodimer yang
terdiri dari rantai alfa-1 dan alfa-2 dan diujungnya terdapat gugus non-helikal telopeptide. Gen pembentuk C-telopeptide merupakan gen COL1A1 pada kromosom-17 dan gen COL1A2
pada kromosom-7 yang menetukan struktur alfa-1 dan alfa-2.
1,3,17,19,20
Fragmen jaringan kolagen tipe 1 yang beredar di sirkulasi darah terutama merupakan C- terminal telopeptide CTx. C-terminal telopeptide CTx terutama terdiri dari gugusan -
asam aspartat yang berubah menjadi gugus β-asam aspartat seiring dengan pertambahan usia
tulang. Isomerisasi β asam aspartat ini β-CTx merupakan penanda spesifik terhadap proses
resorpsi tulang dan degradasi jaringan kolagen tipe 1 yang merupakan jaringan kolagen utama pada tulang.
1,3,17,19,20
Peningkatan kadar C-terminal telopeptide tipe 1 yang terisomerisasi terjadi pada tulang yang mengalami degradasi tulang, dan kadarnya akan kembali normal dalam 3 bulan jika diberikan
terapi obat anti resorpsi tulang dan terapi sulih hormon. Pemeriksaan C-telopeptide serum dapat dilakukan dengan metode ELISA enzyme linked immuno absorbent assays dari
serum dan urin. Pemeriksaan C-terminal telopeptide tipe 1 pada serum memiliki variabilitas diurnal dan akan meningkat pada pagi hari; fase lutheal , dan pada penderita dengan fungsi
kecepatan bersihan glomerular yang rendah.
20,22
2.8. Penatalaksanaan Osteoporosis Pada Wanita Pasca Menopause.
1,2,3,4,18,21,23.
Penatalaksanaan osteoporosis pada wanita pasca menopause yang utama adalah upaya pencegahan terjadinya osteoporosis. Penatalaksanaan ditujukan untuk mencegah terjadinya
fraktur osteoporosis karena terapi yang diberikan tidak dapat memperbaiki kerusakan tulang secara menyeluruh.
1,3,4,7
Terapi profilaksis diberikan kepada wanita pasca menopause tanpa gejala osteoporosis bertujuan untuk mencegah proses demineralisasi tulang dan fraktur tulang. Terapi pengobatan
osteoporosis diberikan jika ditemukan gejala dan tanda osteoporosis.
7,18,21
Penatalaksanaan osteoporosis pada wanita pasca menopause antara lain terapi sulih hormon; selective estrogen receptor modulators; gestagen; androgen dan anaboliknya; bifosfonat;
kalsium; kalsitonin; vitamin K2; fluoride.
2,7,8,18,21.
Universitas Sumatera Utara
2.9. Kerangka Penelitian.
Remodeling tulang
Kadar C-telopeptide
Kadar osteocalsin
Konsumsi kafein Konsumsi kalsium
BMI Jumlah paritas
Aktifitas fisikolahraga Lama menopasue
Formasi tulang
Î osteoblast
Resorpsi tulang
Î osteoclast
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. RANCANGAN PENELITIAN.
Penelitian ini merupakan suatu penelitian observasional analitik dengan cara potong lintang.
3.2. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN. 3.2.1.Tempat penelitian :
Poliklinik Ginekologi Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan di RSUP H. Adam Malik, rumah sakit pendidikan lainnya, dan perkumpulan ibu-ibu.
3.2.2.Waktu penelitian :
Penelitian berlangsung sejak bulan Agustus 2010 sampai dengan jumlah sampel terpenuhi.
3.3. POPULASI PENELITIAN.
a. Populasi penelitian adalah wanita pasca menopause yang berkunjung ke poliklinik ginekologi Departemen Kebidanan dan Penyakit Kandungan RSUP H.Adam Malik,
rumah sakit jejaring pendidikan yang lain dan anggote perkumpulan ibu-ibu dan memenuhi kriteria penelitian.
b. Kelompok pembanding adalah wanita usia reproduksi dan memenuhi kriteria inklusi.
Universitas Sumatera Utara