Grup Naga Musik

4.3 Grup Naga Musik

Naga Musik merupakan sebuah grup musik Batak Toba yang berdomisili di Desa Bahal Batu I, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Naga Musik berdiri atau ada pada tahun 2009 yang dikelola oleh Naga Musik merupakan sebuah grup musik Batak Toba yang berdomisili di Desa Bahal Batu I, Kecamatan Siborong-borong, Kabupaten Tapanuli Utara. Naga Musik berdiri atau ada pada tahun 2009 yang dikelola oleh

4.3.1 Alat Musik

Sebagai sebuah grup musik komersial, Naga Musik selalu berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Grup musik ini menggunakan alat-alat musik yang juga digunakan oleh grup musik pada umumnya di Tapanuli Utara. Dalam organ tunggal alat musik yang dipakai adalah keyboard, sulim, taganing, saxsofon. Sedangkan dalam ensambel musik tiup alat musik yang dipakai adalah drumset, trumpet, saxsofon, sulim.

4.3.2 Pemain Musik

Untuk menjalankan grup musik ini tentu dibutuhkan beberapa pemain musik yang akan mengambil bagian dalam setiap penampilan mereka. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa menjadi seorang pemusik bukanlah pilihan yang mudah, karena ada berbagai alasan seperti : (1) seseorang dituntut memiliki keahlian dalam memainkan minimal 1 alat musik serta berniat untuk menjadi pemusik, (2) menjadi pemusik tidak memperoleh penghasilan tetap, karena upacara adat tidak berlangsung setiap saat namun hanya dalam waktu tertentu apabila ada yang membutuhkan, (3) menjadi seorang pemusik harus siap siaga dalam setiap kesempatan apabila dibutuhkan, karena upacara adat akan ada dalam waktu yang tidak diketahui sebelumnya, artinya apabila mau menjadi pemusik maka dia harus mampu menerima kondisi-kondisi seperti ini. Dengan alasan- Untuk menjalankan grup musik ini tentu dibutuhkan beberapa pemain musik yang akan mengambil bagian dalam setiap penampilan mereka. Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa menjadi seorang pemusik bukanlah pilihan yang mudah, karena ada berbagai alasan seperti : (1) seseorang dituntut memiliki keahlian dalam memainkan minimal 1 alat musik serta berniat untuk menjadi pemusik, (2) menjadi pemusik tidak memperoleh penghasilan tetap, karena upacara adat tidak berlangsung setiap saat namun hanya dalam waktu tertentu apabila ada yang membutuhkan, (3) menjadi seorang pemusik harus siap siaga dalam setiap kesempatan apabila dibutuhkan, karena upacara adat akan ada dalam waktu yang tidak diketahui sebelumnya, artinya apabila mau menjadi pemusik maka dia harus mampu menerima kondisi-kondisi seperti ini. Dengan alasan-

Oleh karena itu sebagai pengelola grup, Efendi Sinaga bersama anaknya Samsul Sinaga harus mampu mengkordinir pemain musik ketika dibutuhkan dalam sebuah upacara adat. Itu berarti grup Naga Musik tidak memiliki pemain yang tetap, namun dalam beberapa kesempatan selalu ada pemain baru. Hal ini terjadi karena pemain musik memiliki kesibukan masing-masing. Dan seorang pengelola grup tidak bisa memaksakan kehendak karena setiap pemusik mempunyai hak untuk memenuhi atau tidak memenuhi permintaan tersebut. Tetapi dalam mengatasi persoalan demikian setiap pemusik dan pengelola akan mencari jalan keluar melalui diskusi sehingga tidak ada pihak yang dirugikan. Biasanya pemusik akan menawarkan jasa temannya sesama pemusik dari grup yang berbeda. Sehingga bisa dikatakan bahwa beberapa pemusik Batak Toba di Daerah Tapanuli Utara akan bermain di lebih dari satu grup musik yang berbeda dalam waktu yang berbeda.Sampai saat ini pemusik tetap di grup Naga Musik adalah Lamsa Sihombing dan pamannya Samsul Sinaga. Lamsa sebagai partaganing sampai saat ini selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada grup tersebut.

4.3.3 Pengalaman Martaganing Lamsa Sihombing Bersama Grup Naga

Musik

Lamsa Sihombing bersama grup Naga Musik sudah banyak memberikan pelayanan kepada masyarakat di Desa Bahal Batu I, serta Desa lain di Kecamatan

Siborong-boro ng, bahkan beberapa Kecamatan di Tapanuli Utara, seperti: Kecamatan Sipahutar, Pangaribuan, Muara, Pahae. Lamsa sebagai partaganing utama dalam grup ini tentu memiliki tanggungjawab untuk tetap hadir dalam setiap penampilan. Beberapa acara yang pernah diikuti Lamsa seperti: upacara pernikahan, kematian (saur matua), acara pesta Pembangunan Gereja HKI ( Huria Kristen Indonesia) di Kecamatan Sipahutar.

Dalam setiap penampilan martaganing Lamsa harus menyesuaikan jadwal acara pesta adat dengan jadwal sekolah di SD, dan SMP dimana dia sekolah. Ketika Lamsa masih duduk di bangku SD, dia selalu dijemput oleh kakeknya setelah menyelesaikan pelajaran di sekolah. Setelah duduk dibangku SMP, Lamsa sudah diberikan sepeda motor sehingga tidak perlu dijemput oleh kakeknya. Tetapi dalam beberapa kesempatan Lamsa terkadang tidak mengikuti pelajaran di sekolah, dengan alasan bahwa tempat dia martaganing cukup jauh dari sekolah, seperti di luar Kecamatan Siborong-borong, dimana waktu tempuh sekitar dua samapi tiga jam perjalanan.

Acara paling rutin untuk dilayani Naga Musik bersama Lamsa Sihombing adalah upacara adat pernikahan dan saur matua dibandingkan acara lain dalam masyarakat Batak Toba di daerah mereka. Menurut paman Lamsa biasanya pada upacara pernikahan Lamsa akan hadir setelah acara pemberkatan nikah di Gereja telah selesai. Secara umum di Kabupaten Tapanuli Utara, acara pemberkatan biasanya selesai hampir bersamaan dengan jadwal pelajaran SD berakhir, yaitu sekitar pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, sehingga Lamsa Sihombing bisa bermain taganing setelah pulang sekolah pada upacara adat pernikahan. Namun apabila Acara paling rutin untuk dilayani Naga Musik bersama Lamsa Sihombing adalah upacara adat pernikahan dan saur matua dibandingkan acara lain dalam masyarakat Batak Toba di daerah mereka. Menurut paman Lamsa biasanya pada upacara pernikahan Lamsa akan hadir setelah acara pemberkatan nikah di Gereja telah selesai. Secara umum di Kabupaten Tapanuli Utara, acara pemberkatan biasanya selesai hampir bersamaan dengan jadwal pelajaran SD berakhir, yaitu sekitar pukul 12.00 sampai 13.00 WIB, sehingga Lamsa Sihombing bisa bermain taganing setelah pulang sekolah pada upacara adat pernikahan. Namun apabila

Sementara dalam upacara adat saur matua, Lamsa harus berhadapan dengan peran yang lebih berat. Biasanya dalam upacara saur matua, ada dua sesi acara yang wajib dilaksanakan yaitu: (1) Malam hari sebelum keesokan harinya orang yang meninggal akan dikuburkan, (2) Hari dimana orang yang meninggal akan dikuburkan, dan ini biasanya berlangsung dari pagi sampai sore hari. Menurut penuturan paman Lamsa, pada awalnya mereka ragu untuk membawa Lamsa pada acara malam hari karena takut menggangu kesehatan akibat cuaca. Selain itu untuk mengatasi rasa ngantuk, mereka mengusapkan kain basah di muka Lamsa sehingga rasa ngantuk bisa berkurang sampai acara adat selesai malam itu. Namun sampai hari ini Lamsa mampu melewati masa-masa sulit seperti itu, dan dia masih melanjutkan peranan tersebut.

1.3.4 Tanggapan Masyarakat Umum Terhadap Partaganing Anak.

Partaganing anak dalam tradisi musik Batak Toba merupakan sebuah hal baru sebagai akibat dari perubahan budaya yang terjadi dalam kehidupan sosial tradisional masyarakat Batak Toba. Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa partaganing dalam tradisi musik Batak Toba khususnya dalam gondang sabangunan selalu diperankan oleh orang dewasa. Namun saat ini partaganing anak juga sudah mulai muncul. Oleh karena itu kasus seperti ini tentu akan ditanggapi berbeda oleh masyarakat Batak Toba saat ini. Penulis Partaganing anak dalam tradisi musik Batak Toba merupakan sebuah hal baru sebagai akibat dari perubahan budaya yang terjadi dalam kehidupan sosial tradisional masyarakat Batak Toba. Seperti yang dijelaskan dalam bab sebelumnya, bahwa partaganing dalam tradisi musik Batak Toba khususnya dalam gondang sabangunan selalu diperankan oleh orang dewasa. Namun saat ini partaganing anak juga sudah mulai muncul. Oleh karena itu kasus seperti ini tentu akan ditanggapi berbeda oleh masyarakat Batak Toba saat ini. Penulis

4.3.4.1 Tanggapan Pemusik Batak Toba

Menurut Marsius Sitohang, yaitu seorang pemusik Batak Toba yang saat ini berdomisili di Medan Sumatera Utara, mengatakan bahwa perubahan musik dalam masyarakat Batak Toba, sangat berkembang pesat dan ini tidak hanya pada ensambelnya saja, namun mempengaruhi pemahaman masyarakat tentang musik itu sendiri. Sebagai contoh, dalam sebuah upacara adat pernikahan banyak masyarakat meminta lagu-lagu yang sedang populer dan enak didengar semata. Misalnya untuk mangulosi, mereka meminta diiringi lagu Gemufamire yang notabene adalah lagu masyarakat Ambon. Kemudian dalam kasus lain, ada masyarakat menyebut pemusik dalam ensambel musik tiup dan organ tunggal amang pargonsi , padahal sebutan ini sebenarnya hanya untuk pemain musik dalam gondang sabangunan. Pernah suatu kejadian di sebuah upacara adat, saat itu Marsius Sitohang dengan grup ensambel gondang sabangunannya sedang mengiringi sebuah acara. Kemudian seorang peminta gondang meminta sebuah lagu pop untuk dimainkan, tentu saja Marsius dan kawan-kawan tidak bisa memenuhi permintaan tersebut karena konsep gondang sabangunan adalah untuk memainkan repertoar gondang Batak Toba saja. Beruntung saat itu pihak hasuhuton juga menyiapkan alat musik lain seperti keyboard, sehingga mereka mengambil alih iringan musik sementara untuk lagu pop tersebut.

Terkait mengenai partaganing anak, Marsius sangat mengapresiasi hal tersebut. Beliau menganggap itu adalah salah satu cara untuk tetap mempertahankan tradisi martaganing dalam masyarakat Batak Toba, walaupun diakui bahwa peranan anak tersebut hanya sebagai pangodapi (pembawa tempo dan irama) namun anak-anak sperti inilah yang ke depan lebih mudah diajari untuk memainkan melodi (marhata-hata) dalam ensambel gondang sabangunan. Beliau mengatakan bangga dan ini sudah menjadi hal yang biasa terjadi saat ini, dan umumnya masyarakat sangat tertarik melihat permainan taganing anak-anak dalam sebuah upacara adat.

Menurut Martahan Sitohang, seorang pemain musik Batak Toba yang saat ini berdomisili di Jakarta, mengatakan bahwa partaganing anak saat ini sudah mulai muncul dan sama seperti yang diungkapkan Marsius bahwa anak-anak tersebut hanya berperan sebagai pangodapi. Menurut Martahan keberadaan partaganing anak dalam upacara adat saat ini lebih mengarah kepada tujuan memperoleh keuntungan secara finansial, misalnya dengan adanya anak-anak tersebut, umumnya masyarakat Batak Toba akan tertarik dengan grup tersebut, sehingga grup musik dengan partaganing anak tersebut akan diminati masyarakat ketika akan melakukan upacara adat. Martahan hanya berharap kepada setiap orang yang membawakan anak tersebut dalam upacara adat, supaya membekalinya dengan pengetahuan tentang taganing sebagai alat musik yang menjadi bagian dari budaya Batak Toba. Sehingga anak tidak hanya sebagai pemain musik semata, namun dia juga mengerti tentang budaya musiknya sendiri suatu saat nanti bisa menjadi pecinta dan pelestari budayanya khususnya taganing.

Selain itu anak harus tetap dijaga dan diarahkan supaya tidak tergoda dengan penghasilannya melalui martaganing berupa honor atau uang, yang mungkin dimanfaatkan untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Sebisa mungkin anak tersebut harus mendapatkan pendidikan secara umum seperti pendidikan formal yang dilalui anak-anak lain pada umumnya.

4.3.4.2 Tanggapan Keluarga dan Masyarakat Sekitar terhadap Lamsa Sihombing

Keluarga Lamsa Sihombing tentu saja sangat mendukung Lamsa Sihombing menjadi partaganing. Efendi Sinaga, yaitu kakek Lamsa mengatakan bahwa keberhasilan Lamsa martaganing adalah talenta yang dimiliki dari Tuhan. Mereka tidak pernah berpikir untuk memaksa Lamsa melakukan peranan sebagai partaganing dalam grup musik mereka. Namun kemampuan dan percaya diri Lamsa Sihombinglah yang menjadikan dia menjadi partaganing. Selama hal itu positif untuk dikembangkan keluarga akan terus mendukung. Selain itu Lamsa akan sangat membantu penghasilan keluarga mereka dari bermain musik walaupun sebenarnya mata pencahariam mereka adalah bertani. Tentu saja itu tidak menjadi masalah karena peranan sebagai partaganing bukanlah perbuatan yang tidak merusak perilaku seorang anak, namun harus tetap diawasi dan diarahkan.

Demikian juga ibu Lamsa Sihombing dan pamannya, mereka selalu mendukung yang terbaik buat Lamsa, seperti diketahui bahwa sejak kecil dia sudah terpisah dari ibunya sehingga harus diasuh oleh kakeknya. Tentu mereka Demikian juga ibu Lamsa Sihombing dan pamannya, mereka selalu mendukung yang terbaik buat Lamsa, seperti diketahui bahwa sejak kecil dia sudah terpisah dari ibunya sehingga harus diasuh oleh kakeknya. Tentu mereka