Sistem Kesenian

2.4 Sistem Kesenian

Sistem kesenian dari masyarakat Batak Toba merupakan aspek yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat. Sistem kesenian Di Masyarakat Batak Toba dapat ditemukan berbagai bentuk kesenian seperti seni rupa, seni tekstil, seni sastra, seni tari, dan seni musik. Seni rupa dapat dijumpai yaitu berupa patung yang terbuat dari batu dan kayu. Seni tekstil berupa ulos yaitu

jenis kain tenunan yang terbuat dari bahan benang berwarna-warni. Dasar pembuatan ulos adalah bonang manalu, perobahan pengertian dari bonang manolu . Bonang manolu bersumber dari pengertian kepercayaan yang bersimbolkan warna tiga bolit , sedangkan tiga bolit adalah bersumber mula dari tiga warna hembang sebagai lambang dari pancaran kuasa Mulajadi Na Bolon, ketiga warna tersebut adalah warna hitam sebagai perlambang Debata Bataraguru, warna putih sebagai perlambang Debata Sorisohaliapan dan warna merah sebagai perlambang Debata Balabulan. Namun dalam perkembangan terakhir penulis melihat bahwa warna yang terdapat dalam motif ulos sudah beraneka ragam, tentu saja ini merupakan hasil kreativitas dari penenun ulos .Penggunaan ulos juga tidak hanya terbatas pada unsur sosial budaya spritual yang mengatakan bahwa ulos merupakan simbol dari ugamo. Namun berbagai kreativitas lain bermunculan seperti tas dan pakain yang terbuat dari bahan dasar ulos. Seni sastra dalam masyarakat Batak Toba dapat kita lihat dari adanya umpasa, tongo-tongo,turi-turian, dan huling-huling ansa. Seni sastra yang sering dijumpai adalah umpasa, karena selalu digunakan dalam pelaksanaan adat istiadat di masyarakat.

Seni tari yaitu tor-tor,dan tumba, tor-tor merupakan tarian yang dilakukan dalam konteks kegiatan adat atau ritual keagamaan tradisional. Sedangkan tumba merupakan bentuk tarian yang dimainkan dalam bentuk hiburan. Dalam perkembangan terakhir tor-tor dan tumba sudah mengalami perubahan dalam konteks penggunaan dimana keduanya sudah dijadikan sarana pertunjukan baik dalam festival maupun sebagai kegiatan untuk mengisi sebuah acara tertentu yang Seni tari yaitu tor-tor,dan tumba, tor-tor merupakan tarian yang dilakukan dalam konteks kegiatan adat atau ritual keagamaan tradisional. Sedangkan tumba merupakan bentuk tarian yang dimainkan dalam bentuk hiburan. Dalam perkembangan terakhir tor-tor dan tumba sudah mengalami perubahan dalam konteks penggunaan dimana keduanya sudah dijadikan sarana pertunjukan baik dalam festival maupun sebagai kegiatan untuk mengisi sebuah acara tertentu yang

2.4.1 Seni Musik

Menurut asumsi penulis bahwa seni musik merupakan seni yang paling menonjol dalam budaya masyarakat Batak Toba. Karena kita bisa menemukan musik dijadikan sebagai kebutuhan sehari-hari, artinya musik memiliki peranan penting dalam kegiatan masyarakat, terutama sebagai sarana hiburan dan juga pelengkap proses adat istiadat yang ada.

Menurut Alan.P. Merriam dalam bukunya Anthropology of Music ada 10 fungsi musik yaitu: fungsi pengungkapan emosional, fungsi penghayatan estetis, fungsi hiburan, fungsi komunikasi, fungsi perlambangan, fungsi reaksi jasmani, fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial, fungsi pengesahan lembaga sosial dan upacara agama, fungsi kesinambungan budaya, dan fungsi pengintegrasian masyarakat. Di dalam seni musik Batak Toba, kita juga bisa menemukan fungsi-fungsi tersebut. Seperti dalam masyarakat Desa Bahal Batu I, musik digunakan sebagai pengiring upacara-upacara adat (sebagai fungsi yang berkaitan dengan norma-norma sosial), musik digunakan sebagai pengiring acara pesta ulang tahun ( fungsi musik sebagai hiburan) dan lain-lain.

Seni musik di Desa Bahal Batu I sangatlah berbeda dengan apa yang sedang berkembang di daerah Samosir. Samosir sebagai salah satu daerah yang Seni musik di Desa Bahal Batu I sangatlah berbeda dengan apa yang sedang berkembang di daerah Samosir. Samosir sebagai salah satu daerah yang

Namun tidak demikian di Desa Bahal Batu, musik Batak Toba seperti taganing, sulim jarang ditemukan dalam keseharian masyarakatnya. Alat musik ini biasanya hanya ada di rumah pemilik sebuah grup musik Batak Toba, yang biasanya hanya digunakan dalam upacara adat. Masyarakat Desa Bahal Batu I, menjadikan musik sebagai sarana penting hanya dalam upacara adat saja. Sangat jarang dijumpai masyarakat yang berminat untuk mempelajari musik terbukti bahwa pemain musik yang dipakai dalam sebuah grup biasanya diundang dari daerah atau desa yang lain. Masyarakat biasanya menghabiskan waktu di sekolah, di ladang atau kebun tempat mereka mencari nafkah, di perkantoran atau pekerjaan lain yang tidak berhubungan dengan musik