Materi Pengaturan :
II. Materi Pengaturan :
Pokok-pokok pengaturan dalam PBI ini adalah sebagai berikut:
1. Trust adalah kegiatan usaha Bank berupa penitipan dengan pengelolaan.
2. Dalam kegiatan penitipan dengan pengelolaan (Trust) ini, terdapat 3
pihak yang terlibat yaitu Settlor sebagai pihak penitip yang memiliki hartadana dan memberikan kewenangan untuk mengelola dana kepada Trustee; Trustee (dalam hal ini Bank) sebagai pihak yang diberi kewenangan oleh SettlorPenitip untuk mengelola hartadana guna kepentingan penerima manfaat yaitu Beneficiary; dan Beneficiary sebagai pihak penerima manfaat dari hartadana tersebut.
3. Prinsip-prinsip yang harus dipenuhi dalam kegiatan Trust adalah sebagai
berikut:
a. Kegiatan Trust dilakukan oleh unit kerja yang terpisah dari unit
kegiatan Bank lainnya;
b. Harta yang dititipkan Settlor untuk dikelola oleh Trustee terbatas
pada aset finansial;
c. Harta yang dititipkan Settlor untuk dikelola oleh Trustee dicatat
dan dilaporkan terpisah dari harta Bank;
d. Dalam hal Bank yang melakukan kegiatan Trust dilikuidasi, semua harta Trust tidak dimasukkan dalam harta pailit (boedel pailit) dan dikembalikan kepada Settlor atau dialihkan kepada Trustee pengganti yang ditunjuk Settlor;
e. Kegiatan Trust dituangkan dalam perjanjian tertulis menggunakan
Bahasa Indonesia antara Trustee dan Settlor;
f. Trustee menjaga kerahasiaan data dan keterangan terkait kegiatan Trust sebagaimana diatur dalam perjanjian Trust, kecuali untuk kepentingan pelaporan kepada Bank Indonesia;
g. Bank yang melakukan kegiatan Trust tunduk pada ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk diantaranya ketentuan mengenai Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU - PPT).
4. Kegiatan Trust yang diatur dalam PBI ini mencakup kegiatan antara
lain sebagai: agen pembayar (paying agent); agen investasi (investment agent) dana secara konvensional danatau berdasarkan prinsip syariah; danatau agen peminjaman (borrowing agent) danatau agen pembiayaan berdasarkan prinsip syariah.
5. Trustee dapat dilakukan oleh Bank atau kantor cabang dari bank yang
berkedudukan di luar negeri (KCBA) dengan persyaratan sebagai berikut:
No. Peraturan
Tanggal
Ringkasan
a. Bank: berbadan hukum Indonesia; memiliki modal inti paling sedikit
Rp5 Triliun dan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) paling rendah 13 selama 18 bulan terakhir secara berturut-turut; memiliki Tingkat Kesehatan Bank (TKS) paling rendah Peringkat Komposit (PK) 2 selama 2 periode penilaian (12 bulan) terakhir dan paling rendah PK 3 selama 1 periode sebelumnya; mencantumkan rencana kegiatan Trust dalam Rencana Bisnis Bank; memiliki kapasitas untuk melakukan kegiatan Trust berdasarkan hasil penilaian Bank Indonesia.
b. KCBA: berbadan hukum Indonesia paling lambat 3 tahun sejak
berlakunya PBI ini; hasil asesmen Bank Indonesia memiliki kapasitas untuk melakukan kegiatan Trust; mencantumkan rencana kegiatan Trust dalam Rencana Bisnis Bank; memiliki Capital Equivalency Maintained Assets (CEMA) minimum dengan perhitungan sesuai ketentuan yang berlaku dan paling sedikit sebesar Rp5 Triliun dan rasio KPMM paling rendah 13 selama 18 bulan terakhir secara berturut-turut; memiliki TKS paling rendah PK 2 selama 2 periode penilaian terakhir dan paling rendah PK 3 selama 1 periode sebelumnya.
6. Selama melakukan kegiatan Trust, Trustee wajib memenuhi persyaratan
terkait dengan modal inti minimum (bagi Bank) atau CEMA (bagi KCBA), rasio KPMM dan TKS Bank, dengan rincian yaitu:
a. Bank: memiliki modal inti paling sedikit Rp5 Triliun; memiliki rasio
KPMM paling rendah 13; memiliki Tingkat Kesehatan Bank (TKS) paling rendah Peringkat Komposit (PK) 2;
b. KCBA: memiliki CEMA minimum dengan perhitungan sesuai
ketentuan yang berlaku dan paling sedikit sebesar Rp5 Triliun; memiliki KPMM paling rendah 13; memiliki TKS paling rendah PK 2.
7. BankKCBA yang melakukan merger atau konsolidasi wajib memenuhi
persyaratan sebagai Trustee.
8. Trustee yang tidak dapat memenuhi persyaratan sebagai Trustee
diberikan waktu 6 bulan untuk memenuhi persyaratan dan dalam masa tersebut tidak boleh membuat Perjanjian Trust yang baru.
9. Dalam hal sampai dengan batas waktu 6 bulan Trustee tidak dapat
memenuhi persyaratan, maka hartadana Trust wajib dikembalikan kepada Settlor atau kepada Trustee pengganti yang ditunjuk Settlor sesuai Perjanjian Trust.
No. Peraturan
Tanggal
Ringkasan
10. BankKCBA wajib memperoleh izin dari Bank Indonesia, berupa izin prinsip dan surat penegasan yang diberikan kepada satu kantor Bank, untuk dapat melakukan kegiatan Trust.
11. Dalam melaksanakan kegiatan Trust, Trustee memperoleh fee atau ujroh sesuai dengan perjanjian Trust.
12. Trustee wajib menggunakan rekening pada bank di dalam negeri untuk seluruh kegiatan Trust dan melakukan pencatatan mutasi rekening secara terpisah untuk masing-masing Settlor dan Beneficiary.
13. Bank yang melakukan kegiatan Trust wajib memberikan laporan tertulis secara berkala kepada Bank Indonesia dan Settlor mengenai kinerja Trustee dalam pengelolaan harta Trust. Laporan kepada Bank Indonesia wajib disampaikan paling lambat tanggal 15 pada bulan berikutnya setelah berakhirnya bulan laporan.
14. Bank yang tidak memenuhi ketentuan akan dikenakan sanksi.
15. Dalam hal Bank dicabut izin usahanya atas permintaan Bank (self liquidation) atau dicabut izin usahanya oleh Bank Indonesia, maka Bank atau Tim Likuidasi wajib mengembalikan harta Trust kepada Settlor atau mengalihkan harta Trust kepada Trustee pengganti sesuai dengan perjanjian Trust.
1418PBI2012 28 November 2012
1. Latar belakang dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia ini adalah:
a. Sejalan dengan upaya untuk menciptakan sistem perbankan yang
sehat, mampu berkembang serta bersaing secara nasional maupun internasional, perhitungan kecukupan modal Bank disesuaikan dengan standar internasional yang berlaku.
b. Selain itu, diperlukan alokasi sejumlah modal kantor cabang dari bank
yang berkedudukan di luar negeri untuk ditempatkan ke dalam instrumen keuangan tertentu untuk mengantisipasi dinamika perekonomian dan sistem keuangan global.
2. Pokok-pokok pengaturan dalam PBI tersebut meliputi antara lain:
a. Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko, sehingga
tidak hanya mampu menyerap potensi kerugian dari risiko kredit, risiko pasar, dan operasional, melainkan juga risiko-risiko lainnya seperti risiko likuiditas dan risiko lain yang material. Penyediaan modal minimum sesuai profil risiko ditetapkan paling rendah sebagai berikut:
1. 8 dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1;
2. 9 s.d kurang dari 10 dari ATMR untuk Bank dengan profil
risiko peringkat 2;
No. Peraturan
Tanggal
Ringkasan
3. 10 s.d kurang dari 11 dari ATMR untuk Bank dengan profil
risiko peringkat 3;
4. 11 s.d 14 dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat
4 atau peringkat 5; Penetapan peringkat faktor profil risiko mengacu pada ketentuan Bank Indonesia mengenai penilaian tingkat kesehatan bank umum.
b. Untuk menghitung modal minimum sesuai profil risiko, Bank wajib
memiliki Internal Capital Adequacy Assessment Process (ICAAP), yang mencakup (i) pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; (ii) Penilaian Kecukupan Permodalan; (iii) Pemantauan dan Pelaporan; (iv) Pengendalian Internal.
c. Bank Indonesia akan melakukan kaji ulang terhadap ICAAP atau
disebut Supervisory Review and Evaluation Process (SREP).
d. Perhitungan modal minimum sesuai profil risiko untuk pertama kali
dilakukan untuk posisi Maret 2013 dengan menggunakan peringkat profil risiko posisi Desember 2012.
e. Kantor cabang dari Bank yang berkedudukan di luar negeri wajib
memenuhi Capital Equivalency Maintained Asset (CEMA) Minimum sebesar 8 dari total kewajiban bank pada setiap bulan dan paling sedikit sebesar Rp1triliun.
f. Perhitungan CEMA minimum dilakukan setiap bulan dan wajib dipenuhi
paling lambat tanggal 6 bulan berikutnya.
g. Aset keuangan yang dapat diperhitungan dalam CEMA adalah (i)
Surat berharga yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia; (ii) Surat berharga yang diterbitkan oleh Bank lain yang berbadan hukum Indonesia, dan (iii) Surat berharga yang diterbitkan oleh korporasi berbadan hukum Indonesia, yang memenuhi kriteria tertentu.
h. Kantor cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri wajib
memenuhi CEMA minimum sebesar 8 dari total kewajiban bank paling lambat pada posisi bulan Juni 2013.
i. Apabila CEMA minimum lebih kecil dari Rp1 triliun maka kantor
cabang dari bank yang berkedudukan di luar negeri wajib memenuhi CEMA minimum sebesar Rp1 triliun paling lambat pada posisi bulan Desember 2017.
j. Peraturan Bank Indonesia ini berlaku secara efektif sejak tanggal
ditetapkan dan mencabut PBI No. 913PBI2007 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar dan mencabut PBI No. 1015PBI2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
No. Peraturan
Tanggal Tanggal
Ringkasan
1419PBI2012 30 November 2012
1. Latar belakang dikeluarkannya perubahan Peraturan Bank Indonesia ini
adalah:
a. Perlunya lebih meningkatkan efektivitas pengawasan dan pemeriksaan
terhadap pengelolaan Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI) oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan penyaluran KLBI oleh Bank Pelaksana.
b. Perlunya menetapkan suku bunga acuan sebagai dasar perhitungan
sanksi apabila terjadi pelanggaran dalam pengelolaan KLBI yang dilakukan BUMN atau penyaluran KLBI oleh Bank Pelaksana.
2. Pokok-pokok pengaturan dalam perubahan PBI dimaksud meliputi antara
lain:
a. Perubahan jumlah BUMN yang melakukan pengelolaan KLBI dari
semula 3 BUMN menjadi 2 BUMN, yaitu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) dan PT. Permodalan Nasional Madani (Persero).
b. Memperjelas wewenang Bank Indonesia dalam melakukan pengawasan
dan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengelolaan KLBI oleh BUMN dan penyaluran KLBI oleh Bank Pelaksana.
c. Memperjelas batas waktu penyampaian laporan penerimaan angsuran,
penyesuaian baki debet, penyaluran kembali dan pelunasan.
d. Penetapan suku bunga Jakarta Inter Bank Offered Rate (JIBOR) overnight
ditambah 200 bps sebagai pengganti suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 1 (satu) bulan untuk acuan perhitungan sanksi atas pelanggaran:
1. penyaluran kembali (relending) angsuran KLBI di luar tujuan kredit
atau pembiayaan;
2. BUMN pengelola angsuran KLBI tidak dapat menyediakan dana pada rekening giro yang ada di Bank Indonesia pada saat KLBI jatuh tempo; dan
3. tidak dilaporkannya pelunasan dini KLBI oleh Bank Pelaksana sesuai dengan batas waktu yang telah ditetapkan yaitu 14 (empat belas) hari kalender setelah terjadinya pelunasan dini.
e. Pelanggaran atas ketentuan di atas yang terjadi sebelum berlakunya
PBI ini akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1. Untuk pelanggaran yang terjadi sebelum dan pada tanggal 9 Juni 2010, sebagai acuan perhitungan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh BUMN atau Bank Pelaksana dipergunakan suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan hasil lelang terakhir.
No. Peraturan
Tanggal
Ringkasan
2. Untuk pelanggaran yang terjadi setelah tanggal 9 Juni 2010,
sebagai acuan perhitungan sanksi atas pelanggaran yang dilakukan oleh BUMN atau Bank Pelaksana dipergunakan suku bunga SBI jangka waktu 1 (satu) bulan hasil lelang pada tanggal 9 Juni 2010.
3. PBI ini mulai berlaku sejak tanggal 30 November 2012.
1420PBI2012
17 Desember 2012
I. Latar Belakang
Ketentuan ini merupakan penyempurnaan PBI tentang Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek yang telah diterbitkan tahun 2009 dengan latar belakang karena kondisi makro ekonomi dan stabilitas sektor keuangan serta kepercayaan masyarakat terhadap perbankan saat ini semakin membaik, sehingga dilakukan penyesuaian persyaratan bank penerima Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah (FJPJPS).