Bentuk Seni Batik Kontemporer Karya Tanto Suheng

3. Bentuk Seni Batik Kontemporer Karya Tanto Suheng

Setiap karya yang dibuat oleh Tanto Suheng paling banyak diwujudkan dalam bentuk lukisan atau hiasan dinding dengan ukuran yang berfariasi. Mulai dari ukuran 200 x 80 cm,100 x 100 cm, 80 x 200 cm, 70 x 60 cm, dan seterusnya (disesuaikan dengan keinginan dalam membuatnya). Karya batiknya mengarah pada bentuk abstrak . Warna yang sering ditonjolkan berupa gabungan kombinasi antara warna putih, merah, kuning, orange, biru, biru tua, hijau, coklat, maupun hitam, dengan penggunaan jenis zat pewarna remashol. Kesemua betuk visual karya seni batiknya juga memuat beberapa ide sebuah pesan sosial.

Pesan sosial itu diwujudkan sebagai sebuah ide yang dipikirkan oleh Tanto Suheng sebelumnya, untuk dikomunikasikan kepada masyarakat dalam bentuk karya seni batiknya. Pengunggahan ide batik menjadi sumber utama baginya untuk ditampilkan dalam sebuah penyajian karyanya. Ide tersebut difokuskan lagi dalam sebuah tema, Solo Batik Carnival merupakan salah satunya dari sekian banyak tema yang memuat pesan sosial dari setiap karyanya. Meskipun demikian tema lainpun pernah diangkat seperti: relung-relung janur, janin, penari Bali, dan revolusi.

Batik Solo Carnival merupakan sumber tema yang memiliki daya tarik tersendiri bagi Tanto Suheng. Sosok peserta penari Solo batik Carnival yang memakai kostum busana ragam batik menutupi tubuhnya menjadikan tambahan pengalaman visual tersendiri. Gerakan lenggak-lenggok, senyuman terhadap penonton, memberikan lambaian tangan, dan sebagainya. Hal ini menjadi dasar utama pengambilan objek-objek karya seni batik kontemporernya.

Tanto Suheng memiliki keberanian dalam menggeser dari bentuk motif batik klasik (pakem) menjadi kontemporer dengan gaya bebasnya yang menuju kebentuk abstrak . Sapuan canting maupun kuas dan jegul dijadikan teknik baru dalam berkarya seni batik, sehingga memunculkan keaneka ragaman membuat bentuk- bentuk motif baru dalam setiap karya yang dihasilkan. Sehingga membentuk bentuk Tanto Suheng memiliki keberanian dalam menggeser dari bentuk motif batik klasik (pakem) menjadi kontemporer dengan gaya bebasnya yang menuju kebentuk abstrak . Sapuan canting maupun kuas dan jegul dijadikan teknik baru dalam berkarya seni batik, sehingga memunculkan keaneka ragaman membuat bentuk- bentuk motif baru dalam setiap karya yang dihasilkan. Sehingga membentuk bentuk

Unsur pertama yang nampak terlihat dari setiap karyanya adalah unsur garis. Setiap goresan malam batik yang tertuang pada kain morinya menghasilkan beberapa bentuk garis lengkung yang sangat menonjol. Kesan dari garis lengkung tersebut memberikan perasaan bebas, bergerak, maupun dapat diartikan keluar dari perasaan kaku, apalagi dengan beberapa bentuknya tidak mengalami pengulangan yang sama. Inilah yang nantinya menjadi dasar pembeda antara garis pada motif batik klasik dengan batik kontemporer.

Unsur kedua juga sama, yaitu sebuah bidang yang nampak pada setiap karyanya. Pembuatan bidang sendiri memiliki kedudukan sama kuatnya dengan garis. Ciri khas bidang pada setiap karyanya lebih mengarah pada bentuk organis, tidak memimiliki ukuran pasti seperti halnya pada bentuk geometris. Terekam dengan jelas banyak dimunculkan bidang yang mengarah pada bentuk seperti figuratif ataupun non figuratif , seperti: relung janur, janin, dan penari Bali.

Unsur ketiga adalah gelap terang, dimana penataan pencahayaan muncul tergabung menjadi satu di sini. Penekanan pencahanyaan sebenarnya tidak terlihat dengan jelas, hal ini disebabkan adanya dasar yang melekat pada pemikiran Tanto dalam membuat karya yang tidak real atau nyata. Akan tetapi sebaliknya membuat karya yang mengarah pada pemikiran imajinatif atau khayal. Sehingga menghasilkan gelap terang yang muncul pada bagian-bagian kecil, itupun muncul karena tupukan dari beberapa garis, bidang, dan warna.

Warna merupakan unsur keempat yang terdapat pada setiap karyanya. Pengolahan warna yang disapukan dengan menggunkan kuas dan jegul menghasilkan warna-warna unik. Keberadaan warna yang dihasilkan juga tidak monoton terpisah oleh bekas malam batik, misalkan ada warna yang tidak sengaja keluar melewati batas dari malam kemudian tercampur dengan warna lainnya. Hal semacam ini tidak Warna merupakan unsur keempat yang terdapat pada setiap karyanya. Pengolahan warna yang disapukan dengan menggunkan kuas dan jegul menghasilkan warna-warna unik. Keberadaan warna yang dihasilkan juga tidak monoton terpisah oleh bekas malam batik, misalkan ada warna yang tidak sengaja keluar melewati batas dari malam kemudian tercampur dengan warna lainnya. Hal semacam ini tidak

Selanjutnya unsur kelima adalah tekstur. Munculnya tekstur pada setiap karyanya dihasilkan oleh gabungan dari unsur-unsur sebelumnya. Karakter kasar sangat tampak terlihat oleh mata, namun tekstur tersebut hanyalah sebatas semu atau tidak nyata. Poin ini yang juga menjadikan ciri khas dari karya seni batik kontemporer buatan Tanto Suheng.

Gabungan-gabungan dari beberapa unsur di atas sudah diatur dengan adanya pengorganisasian komposisi. Karya seni batik kontemporer yang telah dibuat Tanto memiliki komposisi asimetris, yaitu di mana penyusunan penataan unsur rupa yang ada diatur dengan keseimbangan yang berbeda. Bagian kanan dan kiri karya biasanya terdapat pula kekosongan ruang yang berbeda. Tapi hal tersebut tidak menjadikan karya-karyanya mati, akan tetapi arti kata hidup muncul dari karya yang dibuatnya.

Penyajian karya seni batik kontemporer Tanto Suheng dipasang dengan menggunakan pigura kayu beraneka macam sesuai keinginan, untuk piguranya memesan langsung kepada tukang. Ukuran bingkai disesuaikan dengan karya seni batiknya, dari mulai ukuran 200 x 80 cm,100 x 100 cm, 80 x 200 cm, 70 x 60 cm, dan seterusnya. Karyanya paling banyak dibuat berfungsi sebagai penghias ruangan, namun tidak menutup kemungkinan jika ada pesanan untuk membuat batik berfungsi ganda juga diterimanya, seperti: kaos, dress, sprey, dan lain-lain.

Penjualan karya seni batik ini tidak memiliki ketentuan pasti, karena penjualannya hanya sebatas kebutuhan yang dinomor duakan. Artinya Tanto membuat karya seni batiknya paling banyak dikerjakan karena tuntutan keinginan pengalaman batinnya saja. Meskipun ada beberapa patokan harga pada setiap karyanya. Harganya disesuaikan dengan variasi ukuran, kerumitan motif, dan warnanya. Harga dari masing-masing karya bervariasi dari mulai Rp.100.000,- Penjualan karya seni batik ini tidak memiliki ketentuan pasti, karena penjualannya hanya sebatas kebutuhan yang dinomor duakan. Artinya Tanto membuat karya seni batiknya paling banyak dikerjakan karena tuntutan keinginan pengalaman batinnya saja. Meskipun ada beberapa patokan harga pada setiap karyanya. Harganya disesuaikan dengan variasi ukuran, kerumitan motif, dan warnanya. Harga dari masing-masing karya bervariasi dari mulai Rp.100.000,-

Gambar 4.36. Batik kontemporer dengan tema Solo Batik Carnival (Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran Karya

: 80 x 90 cm

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun pembuatan

: 2010

Gambar 4.37. Seni batik kontemporer dengan tema relung-relung janur (Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran karya

: 90 cm x 2 m

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun Pembutatan : 2011

Gambar 4.38. Seni batik kontemporer dengan tema Solo Batik Carnival (Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran Karya

: 80 x 90 cm

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun pembuatan

: 2012

Gambar 4.39. Seni batik kontemporer dengan tema relung-relung janur (Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran karya

: 80 x 90 cm

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun Pembutatan : 2012

Gambar 4.40. Seni batik kontemporer dengan tema relung-relung janur (Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran karya

: 90 cm x 2 m

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun Pembutatan : 2012

Gambar 4.41. Seni batik kontemporer dengan tema janin

(Dokumentasi: Normanta A.P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran karya

: 80 cm x 1 m

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak

Tahun Pembutatan : 2012

Gambar 4.42. Seni batik kontemporer dengan tema Solo Batik Carnival (Dokumentasi: Normanta Agus P., 2012)

Keterangan: Pembatik/Seniman : Tanto Suheng Ukuran karya

: 40 x 80 cm

Material/Media : Kain mori prima, malam, dan zat pewarna remashol Proses

: Batik lukis dengan gaya abstrak