Pengumpulan Data
E. Pengumpulan Data
Sudah dijelaskan di atas dalam penelitian ini lebih banyak tertuju pada penyajian data yang bersifat deskriptif, artinya akan banyak dijelaskan menggunakan kata-kata dalam penyajiannya. Oleh karena itu diperlukan teknik pengumpulan data yang baik. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.
1. Wawancara
Wawancara merupakan sebuah teknik dalam pengumpulan data yang cukup membantu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Seperti pendapat yang Wawancara merupakan sebuah teknik dalam pengumpulan data yang cukup membantu untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan. Seperti pendapat yang
“Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan ya ng diwawancarai (interviewee) yang memberikan atas pertanyaan itu” (hlm.148).
Wawancara merupakan sumber yang begitu penting dalam sebuah penelitian. Seorang peneliti dapat memperoleh data-data terkait melalaui informan yang bersankutan dengan meminta jawaban. Informan disini yaitu manusia yang mengetahui permasalahan penelitian.
Pada jenis ini pertanyaan yang diajukan tidak secara formal melainkan secara informal. Artinya pertanyaan hanya bergantung pada spontanitas si peneliti dalam mengajukan pertanyaan kepada yang diwawancarai (Moelong, 1989). Selanjutnya Moelong menambahkan:
Wawancara demikian dilakukan pada latar alamiah. Hubungan pewawancara dengan yang diwawancarai adalah dalam suasana biasa, wajar, sedangkan pertanyaan dan jawabannya berjalan seperti pembicaraan biasa dalam kehidupan sehari-hari saja. Sewaktu pembicaraan berjalan, yang diwawancarai malah barangkali tidak mengetahui atau tidak menyadari bahwa ia sedang diwawancarai (hlm. 148).
Wawancara tidak bersifat formal atau terstruktur, akan tetapi bersifat wajar dan apa adanya merupakan salah satu keberhasilan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Karena informan merasa santai ketika proses wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan langsung pada subyek penelitian yang berkaitan, yaitu: Tanto Suheng selaku pembuat seni batik kontemporer, dan beberapa informan terkait lainnya seperti: Dardji selaku lurah di Sondakan, Sumarsono selaku ketua Canting Kakung, Suparman selaku wakil ketua Canting Kakung, Chosairi selaku sekretaris Canting Kakung, Wiryanto selaku anggota Wawancara tidak bersifat formal atau terstruktur, akan tetapi bersifat wajar dan apa adanya merupakan salah satu keberhasilan pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Karena informan merasa santai ketika proses wawancara berlangsung. Wawancara dilakukan langsung pada subyek penelitian yang berkaitan, yaitu: Tanto Suheng selaku pembuat seni batik kontemporer, dan beberapa informan terkait lainnya seperti: Dardji selaku lurah di Sondakan, Sumarsono selaku ketua Canting Kakung, Suparman selaku wakil ketua Canting Kakung, Chosairi selaku sekretaris Canting Kakung, Wiryanto selaku anggota
2. Observasi
Pada pengumpulan sebuah data dalam penelitian, memang diperlukan observasi. Observasi adalah pengamatan secara langsung yang dilakukan di lapangan oleh peneliti, hal ini untuk mengetahui berbagai informasi dan kondisi, yang dibutuhkan dari awal penelitian hingga akhir. Observasi salah satu teknik dalam pengumpulan data yang aktivitasnya tertuju pada sipeneliti sendiri yang bertujuan untuk memperoleh data dari sumber data yang ada. Menurut Sutopo mengemukakan pendapatnya, “Teknik observasi digunakan untuk menggali data
dari sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar” (2002: 64).
Setidaknya pada awal penelitian dilakukan observasi awal terlebih dahulu untuk mengetahui pemahaman lingkungan penelitian secara garis besar, juga sebagai mengantisipasi ketidaksiapan diri. Pengenalan lingkungan penerlitian dengan pengamatan awal sangat membantu untuk terbiasa dalam sebuah lingkungan baru.
Keterlibatan peneliti dalam sebuah situasi di lapangan memang sudah sewajarnya perlu dilakukan. Tapi juga perlu diingat meskipun terlibat, tidak sepenuhnya melibatkan diri terlalu dalam.
Di dalam observasi, hasil yang diperoleh periset adalah „perasaan melibat‟ dalam subjek penelitian. Periset harus memiliki garis damarkasi yang tegas, yaitu tidak larut di dalam bejana peristiwa milik subjek yang sedang diteliti. Dengan demikian, periset dikatakan- dalam adagium Jawa – sebagai „melu ngeli nanging ora keli (ikut terjun dalam arus tetapi tidak ikut di dalam pusaran arus) (Salim, 2006: 14).
Kemampuan seseorang dalam melakukan observasi juga sangat mempengaruhi, semakin aktif seorang peneliti maka akan dapat pula merasakan
keaktifan peneliti menjadi terlalu berlebihan, karena akan merugikan diri sendiri. Seorang peneliti dalam melakukan observasi juga memiliki beberapa pilihan peran di lapangan, diantaranya observasi berperan pasif, observasi berperan aktif, dan observasi berperan penuh. Peneliti menggunakan pilihan observasi berperan pasif di lapangan, karena peneliti hanya mampu bisa melihat dan mengamati proses pembuatan seni batik kontemporer sesaui kondisi yang tidak memungkinkan melibatkan diri. Menurut Sutopo (2002), obsevasi berperan pasif pengamatan dilakukan selama kunjungan, misal mengamati berbagai hal yang ditemui, dan sebaiknya pengamatan tidak dilakukan hanya sekali. Peneliti hanya datang di tempat dan tidak melakukan peran apapun, namun hadir berada dalam konteksnya.
Observasi ini bertujuan untuk memperoleh data tentang proses pembuatan seni batik kontemporer karya Tanto Suheng. Proses pembuatan tersebut masih berada di dalam rumahnya.
3. Dokumentasi
Selain menggunakan teknik pengumpulan data berupa wawancara dan observasi, perlu juga digunakan teknik studi dokumentasi. Menurut Afifuddin (2009) mengatakan, “ Metode atau teknik dokumenter adalah teknik pengumpulan
data dan informasi melalui pencarian dan penemuan bukti-bukti. Metode dokumenter ini merupakan metode pengumpulan data yang berasal dari sumber non manusia”(hlm. 141). Kadang dalam pelaksanaanya di lapangan sumber
informasi seperti ini selalu diabaikan karena dianggap merepotkan. Padahal sebuah kondisi waktu dalam penelitian tidak akan terulang kembali, dengan demikian untuk merekam waktu yang terbatas tersebut digunakan sebuah alat dokumentasi. Alat dokumentasi bisa berupa tape recorder, foto digital, maupun perekam video.
kebanyakan diperoleh dari sumber manusia atau human resources, melalui observasi atau wawancara. Akan tetapi ada pula sumber bukan manusia, non human resources, di antaranya dokumen, foto dan bahan statistik” (1996: 85). Biasanya sumber data ini tidak begitu sulit untuk mendapatkannya, karena sangat mudah dijumpai lapangan. Akan tetapi perlu ditinjau kembali akan kebutuhan yang sesuai dengan bahan yang diperlukan pada penelitian.
Dokumentasi merupakan cara untuk mendapatkan data-data yang masih terkait dengan proses seni batik kontemporer karya Tanto Suheng melalui foto gambar, karya, dan lain-lain. Dokumen-dokumen ini diperoleh dibeberapa tempat yang masih berhubungan dengan penelitian, seperti: di Kantor Kelurahan Sondakan, rumah tinggal Tanto Suheng, Kantor skretariat Canting Kakung, beberapa rumah tinggal anggota Canting Kakung, dan galeri Pujosari.