Proses Pembuatan Batik Kontemporer

c. Proses Pembuatan Batik Kontemporer

Keindahan sebuah kain batik dapat dilihat dari bentuk motif dan pewarnaannya. proses pewarnaan yang mengkombinasikan berbagai warna merupakan salah satu ciri dari batik kontemporer. Proses pembuatan batik Keindahan sebuah kain batik dapat dilihat dari bentuk motif dan pewarnaannya. proses pewarnaan yang mengkombinasikan berbagai warna merupakan salah satu ciri dari batik kontemporer. Proses pembuatan batik

1) Membuat desain gambar dengan menggunakan pensil terlebih dahulu, pada kertas gambar dengan disesuaikan menurut selera. Setelah selesai dipertegas dengan menggunakan drawingpen atau spidol bewarna hitam.

Gambar 2.16. Mempertegas disain dengan spidol

(Sumber: Budiyono, dkk. 2008)

2) Pindahkan desain gambar yang telah dibuat pada kain mori, dengan cara kertas gambar diletakan di atas meja pola, kemudian letakan kain mori di atas kertas gambar. Hal ini untuk menjiplak disain gambar (dengan menggunakan pensil) dari kertas ke kain mori. Usahakan kain tidak bergeser pada permukaan kertas. Tahap selanjutnya yaitu proses pembatikan kain. (Budiyono, dkk., 2008)

Gambar 2.17. Memindahkan desain pada kain mori

(Sumber: Budiyono, dkk. 2008)

3) Kain yang sudah siap dibatik, sebelumya bisa direntangkan pada spanram, tapi ada juga yang langsung dibatik. dikerjakan dengan dilukis dan tulis tangan, dengan menggunakan goresan kuas, canting tulis besar maupun menggunakan canting tulis kecil.

4) Setelah lukisan dianggap sudah sempurna dan selesai, kemudian dicelup dengan warna biru memakai napthol. Pencelupan ini memberi warna pada kain sebagai warna dasar.

5) Kain setelah dicelup dan dicuci bersih, kemudian dilorod untuk menghilangkan seluruh lilin yang menempel pada kain. Maka hasilnya gambar atau lukisan putih di atas dasar biru. Gambar putih ini seperti bentuk lukisan lilin yang digoreskan seperti pada proses awal. Bekas goresan kuas memberikan warna transparan yaitu putih ke biru.

6) Kain setelah menjadi kering , diolah kembali dengan goresan-goresan lilin memakai alat kuas, canting tulis besar maupun canting tulis kecil. Disini semacam proses “bironi” menutup titik-titik atau cecek dan membuat gambaran seperti isen di tengah-tengah daerah warna putih. Bagian yang 6) Kain setelah menjadi kering , diolah kembali dengan goresan-goresan lilin memakai alat kuas, canting tulis besar maupun canting tulis kecil. Disini semacam proses “bironi” menutup titik-titik atau cecek dan membuat gambaran seperti isen di tengah-tengah daerah warna putih. Bagian yang

7) Pengerjaan berikutnya kain dicelup warna coklat atau disoga memakai

jenis napthol. Terakhir pencelupan kain dicuci hingga bersih.

8) Sebagai pengerjaan terakhir dari proses pembuatan kain batik sederhana ini, ialah kain dilorod untuk menghilangkan atau melepaskan seluruh lilin. Cara melorod batik yaitu membuat air panas hingga mendidih menggunakan tempat yang cukup besar untuk menampung air, diberi sedikit soda abu, kemudian kain dimasukan ke dalamnya, sebentar- sebentar diangkat dengan tongkat. Bila lilin sudah lepas dari kain, kain diangkat dan dicuci, kemudian keringkan (Susanto, 1980).

Gambar 2.19. Pelorodan, pencucian, dan penjemuran kain (Sumber:

Budiyono, dkk. 2008)

Semua bentuk kreatifitas dapat diciptakan dengan berbagai cara. Pengetahuan adalah sebuah cara dimana seseorang dapat mengambil pengalaman-pengalam yang didapatkan sebelumnya. Karena dari pengetahuan inilah, menjadikan sebuah idea tau gagasan yang muncul dalam sebuah karya seni batik kontemporer.

Dasar-dasar pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pembatik kontemporer menurut Susanto (1980) membedakan menjadi dua, yaitu: a). Kepandaian mencipta dan melukis dengan lilin. Dilakukan latihan secara terus- menerus, terutama bagi orang yang berbakat bisa memperoleh waktu yang cepat., b). Kepandaian dalam pewarnaan batik. Kepandaian semacam ini bisa diperoleh melalui belajar dari orang lain. Selanjutnya Susanto juga menambahakan dalam pendapatnya, bahwa, “Kedua pengetahuan tersebut di atas dapat dipelajari secara bersamaan atau satu-satu. Pembuat batik modern mula-mula ada yang sudah mempunyai pengetahuan cara membuat batik. Ada pula yang memiliki kepandaian melukis terlebih dahulu, kemudian mempelajari teknik membuat batik dan teknik pewarnaan” (1980: 25).

Jadi pengetahuan dasar untuk membuat karya seni batik kontemporer memang sangat diperlukan bagi seorang pemula maupun seniman batik kontemporer yang sudah berpengalaman sekalipun. Paling tidak mempunyai dasar jiwa kreatifitas yang tinggi. Sehingga dapat menciptakan berbagai bentuk visual yang bervariasi ragamnya.

Bentuk kreativitas seniman berbeda-beda, tergantung pengambilan sumber ide yang menjadikan sebuah gagasan dari sebuah karyanya. Pecarian ide dalam membuat karya seni batik kontemporer bagi setiap seniman memiliki jalan yang berbeda-beda. Ada yang mengawali dengan kegiatan-kegiatan ritual, memasyarakat, menonton pameran, syaring dengan beberapa rekan seniman, Bentuk kreativitas seniman berbeda-beda, tergantung pengambilan sumber ide yang menjadikan sebuah gagasan dari sebuah karyanya. Pecarian ide dalam membuat karya seni batik kontemporer bagi setiap seniman memiliki jalan yang berbeda-beda. Ada yang mengawali dengan kegiatan-kegiatan ritual, memasyarakat, menonton pameran, syaring dengan beberapa rekan seniman,

Selanjutnya dalam berprosesnya (teknik), sampai pada bentuk karyanyapun juga menjadi landasan ide yang didapat tersebut. Sehingga menjadi hubungan yang berkesinambuangan dari sumber ide sampai dengan bentuk visual. Hal semacam ini yang menjadikan seni batik kontemporer cukup banyak diminati oleh kalangan masyarakat di Nusantara hingga Manca Negara.

Gambar 2.14. Contoh karya seni batik kontemporer

(Sumber: Budiyono, dkk.,2008)

Pada dasarnya sebuah kerangka berfikir bertujuan sebagai pedoman atau arahan dalam pengetahuan dasar pada peneliti. Pemikiran dimulai dengan pola urutan penalaran antara lain: seni batik kontemporer (Tanto Suheng), sampai dengan bentuk visualnya karyanya.

Seni batik merupakan sebuah karya manusia yang dihasilkan untuk memperoleh keindahan, dalam hal ini bertujuan untuk mendapat tanggapan dari manusia lain. Awal mula batik berkembang pada masa kraton disebut dengan batik klasik. Disebut demikian karena batik tersebut memiliki aturan yang diberlakukan baik dalam pembuatan dan pemakaian. Tidak sembarang orang bisa mempergunakan batik pada masa itu, hanya bisa dipergunakan oleh kalangan raja dan keluarganya. Seiring dengan perubahan zaman sekarang ini, munculah apa yang disebut dengan batik kontemporer.

Seni batik kontemporer mempunyai istilah yang sama dengan batik lukis, batik modern, batik abstrak, batik kreasi baru, maupun batik gaya bebas memiliki keteknikan yang komplek. Penggabungan teknik yang bermacam-macam bisa digunakan dan dikombinasikan secara bersamaan pada seni batik kontemporer ini.

Visualisasi karya seni batik kontemporer Tanto Suheng memiliki beberapa perbedaan dengan batik kontemporer pada umumnya, yaitu pada setiap karyanya selalu menonjolkan bentuk abstrak yang dimunculkan oleh kombinasi alat seperti: kuas, jegul, dan tambahan menggunakan lidi. Bahkan dalam hal pewarnaan juga memunculkan warna seperti: merah, kuning,

Gambar 2.15. Skema kerangka berfikir

Seni Batik

Seni Batik Kontemporer

Perjalanan Kesenian dalam Berkarya Seni Batik

Bentuk Seni Batik Kontemporer