12 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Tabel 3.12 Pengujian Reliabilitas Instrumen
Indikator Sudah Berpartisipasi
Harga Alpha
Harga
r tabel
Indikator
Belum Berpartisipasi
r tabel
Keputusan Alpha >r tabel = reliabel Hasil (Outcome)
0,760 0,444 Hasil (Outcome)
0,756 0,361
Reliabel Manfaat (Benefit)
0,769 0,444 Manfaat (Benefit) 0,779 0,361 Reliabel Dampak (Impact)
0,763 0,444 Dampak (Impact) 0,729 0,361 Reliabel Sumber data: diolah dari data hasil penelitian
commit to user
BAB IV DESKRIPSI LOKASI DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Lokasi
A. Gambaran Umum Kabupaten Magetan
Kabupaten Magetan merupakan kabupaten yang terletak di ujung barat Proponsi Jawa Timur dan berada pada ketinggian antara 60 sampai dengan 1.660 meter di atas permukaan laut. Kabupaten Magetan merupakan kabupaten terkecil kedua se-Jawa Timur setelah Kabupaten Sidoarjo dengan
luas wilayah 688,85 km 2 atau 1,48 persen dari total luas wilayah Jawa Timur. Letak geografis Kabupaten Magetan terletak di antara 7 o 38' 30" Lintang Selatan dan 111 o 20' 30" Bujur Timur, dengan suhu udara berkisar antara 16-
20 o
C di daerah pegunungan dan 22-26 o
C di daerah dataran rendah. Batas wilayah Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Ngawi
b. Sebelah Timur
: berbatasan dengan Kota Madiun
c. Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Ponorogo dan Kabupaten Wonogiri (Jawa Tengah)
d. Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar
(Jawa Tengah)
commit to user
Tabel 4.1
Luas Wilayah Administrasi Kabupaten Magetan No.
Kecamatan
Luas Wilayah (Km 2 )
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan Sebelum adanya pemekaran wilayah, jumlah kecamatan di Kabupaten
Magetan sebanyak 13 kecamatan. Sejak diberlakukannya otonomi daerah tahun 2001, jumlah kecamatan di Magetan terus mengalami pemekaran. Sampai tahun 2009 jumlah kecamatan di Magetan sebanyak 18 kecamatan dengan jumlah desa/kelurahan sebanyak 208 desa dan 27 kelurahan, 1.048 Rukun Warga, 4.653 Rukun Tetangga.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di Kabupaten Magetan tahun 2009 adalah 692.749 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Magetan sebesar 1.006 jiwa setiap kilometer persegi, dimana kecamatan terpadat ialah kecamatan Magetan yaitu sebesar 2.239 jiwa
commit to user
kecamatan di Kabupaten Magetan dan tingkat kepadatannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.2
Kondisi Demografis Kabupaten Magetan Berdasarkan Jumlah Penduduk dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan Tahun 2009 No.
Kecamatan
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk (per Km 2 )
1.006 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Magetan
B. Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan
1. Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan terletak di pusat Kabupaten Magetan yang beralamatkan di Jalan Karya Dharma No. 178 Magetan.
commit to user
pokok dan fungsi, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendidikan.
Dalam menjalankan tugas dan fungsinya Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan mempunyai visi yaitu "Terwujudnya masyarakat
Magetan yang Berimtaq, Berbudi Pekerti Luhur, Cerdas, Terampil dan
Kompetitif". Penjabaran visi Dinas Pendidikan adalah sebagai berikut :
a. Masyarakat Magetan yang berimtaq merupakan perwujudan masyarakat yang memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan melaksanakan segala rukun dan ajaran agama yang dianutnya
b. Berbudi pekerti luhur merupakan perwujudan masyarakat yang memiliki nilai-nilai etika, estetika yang selalu berpedoman pada nilai- nilai luhur Pancasila sebagai ciri khas dan jati diri bangsa Indonesia dengan mengembangkan nilai sopan santun, hormat menghormati, gotong royong, kerukunan dan sikap tepo saliro dalam kehidupan sehari-hari
c. Cerdas sebagai perwujudan bahwa masyarakat Magetan harus memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi meliputi kecerdasan IQ (Intelegensi Question), EQ (Emotional Question) dan SQ (Spiritual Question) sehingga dalam kehidupan sehari-hari bisa befikir secara logis, responsif terhadap situasi yang dihadapi, pintar dalam memamahami persoalan tepat dalam bertindak, bijak dalam
commit to user
tingkat emosional serta menjunjung tinggi nilai spiritual
d. Terampil diartikan bahwa masyarakat Magetan memiliki ketrampilan yang dikembangkan dari potensi dari masing masing individu untuk mendapatkan atau menciptakan mata pencaharian yang bisa mendapatkan hasil untuk menopang segala kebutuhan hidup
e. Kompetitif dimaksudkan agar masyarakat Magetan mampu
menguasahi IPTEK serta mampu bersaing dalam era global. Misi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan :
a. Mewujudkan peningkatan kualitas keimanan dan ketaqwaan sesuai dengan nilai – nilai keagamaan
b. Mewujudkan peningkatan pelaksanaan pendidikan yang beorientasi pada pembentukan akhlak mulia dan berbudi pekerti luhur
c. Mewujudkan peningkatan mutu pendidikan di semua jenjang pendidikan
d. Mewujudkan peningkatan ketrampilan yang mengarah pada kecakapan hidup (life skill)
e. Mewujudkan pendidikan yang berbasis keahlihan dan keunggulan serta kompetitif
Tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan tersebut antara lain :
commit to user
jenjang pendidikan Sasaran : − Meningkatnya kualitas iman dan taqwa peserta didik disemua
jenjang pendidikan − Meningkatnya ketahanan moral dan mental religi peserta didik
− Meningkatnya penerapan nilai-nilai agama dalam semua aspek
kehidupan
b. Tujuan : meningkatkan pendidikan karakter/etika, estetika, akhlak mulia dan budi pekerti luhur Sasaran : − Meningkatnya moralitas peserta didik berdasarkan asas Pancasila − Meningkatnya tata krama dan sopan santun dalam pergaulan sehari
hari
c. Tujuan : meningkatkan daya serap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam rangka peningkatan mutu pendidikan Sasaran : − Meningkatnya kualitas sumber daya pendidik dan tenaga
kependidikan − Meningkatnya kualitas kegiatan belajar mengajar
− Meningkatnya pelaksanaan manajemen sekolah − Meningkatnya pelaksanaan wajib belajar 9 tahun − Meningkatnya pelaksanaan wajar 12 tahun
commit to user
− Terpenuhinya sarana prasarana pendidikan − Meningkatnya peran serta masyarakat
d. Tujuan : meningkatkan tingkat ketrampilan yang mengarah pada kecakapan hidup Sasaran : Meningkatnya mutu lulusan yang berbasis keahlihan atau ketrampilan Meningkatnya jumlah lembaga pendidikan yang mencetak tenaga terampil
e. Meningkatkan daya saing lulusan guna menyongsong era globalisasi. Guna mendukung tercapainya visi, misi, dan tujuan yang diinginkan maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan menempuh beberapa kebijakan, diantaranya adalah : a) Pemerataan dan perluasan akses untuk mendapat pendidikan, b) Peningkatan mutu relevansi dan daya saing pendidikan, c) Tata kelola dan pencitraan publik, d) Pemenuhan sarana prasarana, e) Pelaksanaan EFA (Education for All).
Sedangkan program kegiatan strategis untuk pembangunan pendidikan, diantaranya :
a. Pengembangan PAUD.
b. Wajib Belajar 9 Tahun.
c. Pelaksanaan Wajar 12 Tahun.
d. Penambahan jumlah guru.
e. Pendidikan Layanan Khusus (SLB dan Program Akselerasi).
f. Pengadaan Sarana Prasarana Pendidikan
commit to user
h. Penguatan kelembagaan (manajemen pelayanan pendidikan).
2. Susunan Organisasi
Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang dalam melaksanakan tugas berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati Magetan melalui Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan. Sesuai dengan Peraturan Bupati Nomor 58 Tahun 2008 tentang tugas pokok dan fungsi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan maka susunan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan terdiri dari :
1. Kepala Dinas
2. Sekretariat, membawahkan :
a. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
b. Sub Bagian Keuangan
c. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan
3. Bidang Pendidikan TK/SD, membawahkan :
a. Seksi Kurikulum
b. Seksi Sarpras
c. Seksi Pengelolaan Sekolah
4. Bidang Pendidikan Menengah, membawahkan :
a. Seksi Pengembangan Pendidikan dan Kesiswaan
b. Seksi Sarpras
commit to user
5. Bidang Pendidikan non Formal dan Informal, membawahkan :
a. Seksi Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
b. Seksi Pendidikan Kesetaraan
c. Seksi Pendidikan Masyarakat
6. Bidang Ketenagaan, membawahkan :
a. Seksi Ketenagaan Pendidikan TK/SD
b. Seksi Ketenagaan Pendidikan Menengah dan PLS
c. Seksi Pengembangan
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
8. Kelompok Jabatan Fungsional. Untuk lebih jelasnya mengenai susunan organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan, berikut ini akan disajikan dalam bentuk bagan struktur oganisasi :
commit to user
commit to user
3. Sumber Daya Manusia
Untuk menjalankan setiap kebijakan/program/kegiatan yang dimiliki, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan didukung dengan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cukup memadai yang tersusun secara rapi dalam susunan kepegawaian Dinas Penididikan Kabupaten Magetan. Dalam menjalankan program PAUD baik formal maupun non formal merupakan tanggung jawab dari Bidang TK/SD dan bidang Pendidikan Non Formal dan Informal (PNFI) yaitu sebagai berikut :
1. Pegawai Negeri Sipil Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di lingkungan Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan tahun 2011 yang menangani PAUD sebanyak 18 orang yang terdiri dari 13 orang pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan.
2. Tenaga Honorer Tenaga honorer yang bekerja di bidang TK/SD dan PNFI di Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan tercatat sebanyak 2 orang yang terdiri dari 1 orang pegawai laki-laki dan 1 orang pegawai perempuan.
Berikut ini tabel Pegawai Dinas Pendidikan Bidang TK/SD dan Bidang PNFI berdasarkan jenis kelamin, tingkat pendidikan, golongan, dan jenis kepegawaian dapat dilihat dalam tabel berikut :
commit to user
Tabel 4.3
Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI
Menurut Jenis Kelamin
No
Jenis Kelamin
Jumlah Pegawai
Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan
Dari tabel diatas diketahui pegawai Dinas Pendidikan berdasarkan jenis kelaminnya, sebagian besar pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan adalah laki-laki yaitu sebanyak 53 orang, sedangkan pegawai perempuan sebanyak 21 orang dari total pegawai sebanyak 74 orang.
Tabel 4.4
Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI
Menurut Tingkat Pendidikan
No Tingkat Pendidikan
Laki-Laki
Perempuan Jumlah
Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui Pegawai Dinas Pendidikan di Bidang TK/SD dan Bidang PNFI didominasi oleh pegawai dengan tingkat pendidikan S1 yaitu sebanyak 7 orang laki-laki dari total pegawai laki-laki sebanyak 14 orang dan 2 pegawai perempuan dari total 6 pegawai perempuan. Sedangkan sisanya adalah pegawai dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 2 laki-laki dan 2 perempuan, D3 sebanyak 2 laki-laki, S2 sebanyak 3 laki-laki dan 2 perempuan.
commit to user
Tabel 4.5
Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI
Menurut Golongan
Perempuan Jumlah
1. Golongan IV
2. Golongan III
3. Golongan II
4. Golongan I
Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan
Dari tabel diatas dapat diketahui pegawai yang bekerja di Bidang TK/SD dan Bidang PNFI tidak ada masih golongan I. Golongan II ada 4 orang laki-laki dan 1 orang perempuan. Golongan III ada 7 pegawai laki- laki dan 2 pegawai perempuan sehingga mendominasi formasi jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI. Dan pegawai dengan golongan
IV berjumlah 2 orang pegawai laki-laki dan 2 orang pegawai perempuan.
Tabel 4.6
Jumlah Pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI
Menurut Jenis Kepegawaian
No
Jenis Kepegawaian
Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Berdasarkan tabel diatas diketahui pegawai Bidang TK/SD dan Bidang PNFI berdasarkan jenis kepegawaian didominasi oleh PNS yang terdiri dari 13 pegawai laki-laki dan 5 pegawai perempuan. Sedangkan tenaga honorer hanya berjumlah 1 orang pegawai laki-laki dan 1 orang
commit to user
4. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan tugas Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan meliputi :
1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten di lingkungan proponsi Jawa Timur.
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok
Kepegawaian.
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-undangan.
5) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah.
6) Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
7) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Disiplin
Pegawai Negeri Sipil.
8) Peraturan Pemerintah Nomor 100 Tahun 2000 tentang Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Struktural.
9) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
commit to user
Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota.
11) Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi
Perangkat Daerah.
12) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
13) Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 4 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Magetan.
C. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, responden yang diambil sebanyak 100 responden dengan perincian 27 responden merupakan orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dan 73 responden merupakan orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD. Berikut adalah gambaran karakteristik responden orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD menurut jenis kelamin, usia responden, tingkat pendidikan, dan usia anak responden.
Tabel 4.7
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Sumber : diolah dari data hasil penelitian
commit to user
tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak berjenis kelamin perempuan daripada responden yang berjenis kelamin laki- laki. Dari 27 responden orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD, sebanyak 22 orang atau 81,48% adalah perempuan dan sebanyak 5 orang atau 18,52% adalah laki-laki.
Tabel 4.8
Karakteristik Responden Menurut Usia
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dalam penelitian ini berusia antara 31 − 40 tahun, yaitu sebanyak 16 orang atau 59,26% dari jumlah seluruh responden.
Tabel 4.9
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Prosentase
Perguruan Tinggi
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok tingkat pendidikan pada tabel di atas menunjukan bahwa responden yang sudah
commit to user
responden, 55,56% atau sebanyak 15 responden adalah berpendidikan SMA. Sedangkan responden yang paling sedikit adalah yang berpendidikan SMP, yaitu hanya 1 orang atau hanya sebesar 3,70%.
Tabel 4.10 Karakteristik Usia Anak Responden
Usia Anak
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini mempunyai anak berusia antara 5-6 tahun, yaitu sebanyak
18 orang atau 66,67% dari jumlah responden. Data di atas adalah karakteristik responden orang tua yang sudah berpartisipasi dalam PAUD, karakteristik responden yang anaknya belum berpartisipasi dalam PAUD juga diklasifikasikan menurut jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan usia anak responden.
Tabel 4.11
Karakteristik Responden Menurut Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Hasil dari pengelompokan responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel di atas menunjukan bahwa responden dalam penelitian ini lebih banyak
commit to user
laki. Dari 73 responden orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD, sebanyak 55 orang atau 75,34% adalah perempuan dan sebanyak 18 orang atau 24,66% adalah laki-laki.
Tabel 4.12
Karakteristik Responden Menurut Usia
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang belum berpartisipasi dalam PAUD di dalam penelitian ini berusia antara 30 − 40 tahun, yaitu sebanyak 47 orang atau 64,38% dari jumlah seluruh responden.
Tabel 4.13
Karakteristik Responden Menurut Tingkat Pendidikan Tingkat Pendidikan
Jumlah
Prosentase
Perguruan Tinggi
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari pengelompokan responden berdasarkan kelompok tingkat pendidikan pada tabel di atas menunjukan bahwa responden yang belum berpartisipasi dalam PAUD lebih banyak yang berpendidikan SMA. Dari 73 responden, 58,90% atau sebanyak 43 responden adalah berpendidikan SMA.
commit to user
yaitu hanya 3 orang dari 73 responden atau hanya sebesar 4,11%.
Tabel 4.14 Karakteristik Usia Anak Responden
Usia Anak
Sumber : diolah dari data hasil penelitian Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden yang belum berpartisipasi dalam PAUD di dalam penelitian ini m empunyai anak berusia antara 3 − 4 tahun, yaitu sebanyak 31 orang atau 42,46% dari jumlah responden seluruhnya.
D. Hasil Penelitian
1. Masukan (input)
Masukan (inputs) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar pelaksanaan kegiatan dan program dapat berjalan atau dalam rangka menghasilkan output, misalnya sumber daya manusia (SDM), dana. Sumber daya manusia dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD merupakan pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Bidang PNFI dan Bidang TK/SD. Pegawai Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Bidang PNFI dan Bidang TK/SD adalah bidang yang menangani program PAUD baik secara formal maupun non formal. Seperti telah dikemukakan pada bagian sebelumnya, jumlah SDM yang menangani PAUD di Dinas
commit to user
bertanggung jawab dalam penyelenggaraan PAUD termasuk dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan.
Selain sumber daya manusia, masukan (input) dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang tidak kalah penting adalah dana. Sumber dana yang digunakan dalam pembangunan pendidikan menurut Undang- Undang Dasar Republik Indonesia 1945 Pasal 31 ayat (4) adalah 20% dari APBN dan APBD. Dana yang diperoleh Dinas Pendidikan dalam menjalankan tugas dan fungsinya termasuk dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD sebagian berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jumlah dana yang dialokasikan untuk program PAUD yang berasal dari APBD adalah sebagai berikut:
Tabel 4.15
Jumlah Dana PAUD dari APBD Tahun 2010
No
Jenis
Jumlah Anggaran
1. PAUD Formal
Rp. 50.000.000,00
2. PAUD Non Formal
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah dana yang
dialokasikan untuk program PAUD yang berasal dari APBD adalah Rp.452.000.000,00 dengan rincian Rp.50.000.000,00 untuk PAUD formal dan Rp.412.000.000,00 untuk PAUD non formal. Anggaran yang disediakan untuk PAUD tidak berasal dari APBD saja tetapi juga diperoleh dari APBN, donasi yayasan, iuran orang tua/masyarakat, dan
commit to user
yang menyatakan bahwa: “Dana untuk PAUD selain berasal dari dana APBN dan APBD
juga didapat dari donasi yayasan, bantuan pemerintah, iuran orang tua peserta didik dan juga masyarakat. Dana tersebut digunakan untuk biaya operasional, gaji guru, rintisan PAUD, sosialisasi PAUD, penyediaan APE (Alat Permainan Edukatif), dan kebutuhan lainnya. Dana yang diberikan kepada setiap lembaga PAUD jumlahnya tidak sama antara PAUD satu dengan yang lainnya. Tapi maaf saya tidak bisa menyebutkan berapa jumlah untuk masing-masing lembaga ”
Dari hasil wawancara diketahui bahwa jumlah dana untuk kegiatan pembangunan pendidikan usia dini di Kabupaten Magetan digunakan untuk mengembangkan PAUD yang diantaranya digunakan untuk biaya operasional, gaji guru, rintisan PAUD, sosialisasi PAUD, penyediaan APE (Alat Permainan Edukatif), dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Anggaran ini menunjukkan jumlah yang sama dari tahun sebelumnya.
2. Keluaran (output)
Keluaran (outputs) adalah segala sesuatu berupa produk/jasa (fisik dan/atau non fisik) sebagai hasil langsung dari pelaksanaan suatu kegiatan dan program berdasarkan masukan yang digunakan. Salah satu keluaran (output) dari kinerja dinas pendidikan dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD adalah sudah terlaksananya sosialisasi tentang PAUD kepada masyarakat. Seperti diungkapkan oleh Ibu Anik selaku Kepala Seksi PAUD Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang menyatakan bahwa:
commit to user
“Dinas Pendidikan sudah melakukan sosialisasi tentang PAUD kepada masyarakat. Sosialisasi dilaksanakan salah satunya dengan
cara seminar dan cara lainnya dilakukan secara incidental saja melalui kegiatan arisan, kegiatan dasawisma, melalui pendidik PAUD untuk mengajak ikut serta dalam PAUD dan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk mensosialisaikan PAUD pada saat kegiatan posyandu ”
Dari hasil wawancara diatas dapat diketahui bahwa Dinas Pendidikan telah melakukan sosialisasi melalui berbagai media seperti seminar, kegiatan arisan, kegiatan dasawisma, dan bekerjasama dengan ibu-ibu PKK untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya PAUD agar nantinya tingkat partisipasi PAUD meningkat.
Selain itu, keluaran (output) dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD adalah tersedianya lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan PAUD. Jumlah lembaga PAUD di Kabupaten Magetan pada tahun 2009 dan 2010 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.16
Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2009 − 2010 No.
Jenis Lembaga
Jumlah Lembaga 2009
2010
1. Taman Kanak-Kanak
393
393
2. Raudatul Athfal (RA)
55 55
3. Tempat Penitipan Anak (TPA)
4. Kelompok Bermain (KB)
115
123
5. Satuan PAUD Sejenis (SPS)
Sumber : Arsip Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan
Pada saat ini sudah tersedia lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan PAUD di Kabupaten Magetan. Menurut data pada tabel 4.16 diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 terdapat 628 lembaga
commit to user
Sedangkan pada tahun 2010 sudah terdapat 644 lembaga PAUD (448 lembaga PAUD formal dan 196 lembaga PAUD non formal) yang tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Magetan. Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah lembaga PAUD khususnya non formal di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan sebesar 16 lembaga dari tahun 2009 sebanyak 180 lembaga menjadi 196 lembaga pada tahun 2010.
Peningkatan jumlah lembaga PAUD khususnya PAUD non formal merupakan wujud dari kepedulian masyarakat akan pentingnya PAUD sehingga mereka mendirikan lembaga PAUD di tempat mereka tinggal. Menurut hasil wawancara dengan Ibu Anik selaku Kasi PAUD:
“Jumlah PAUD non formal mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, masyarakat/individu berkemauan untuk mendirikan lembaga PAUD sebagai wujud kepedulian terhadap pendidikan untuk anak usia dini. Masyarakat berinisiatif menyediakan tempat dan fasilitas secara gotong royong maupun individu setelah mengetahui pentingnya PAUD dari sosialisasi. Bahkan secara pribadi datang ke dinas untuk memohon ijin mendirikan PAUD”
Dari hasil wawancara diatas, masyarakat sadar akan pentingnya PAUD setelah mendapat sosialisasi. Sosialisasi yang dilakukan petugas sudah dilaksanakan pada tahun sebelumnya yaitu tahun 2009. Pendirian lembaga PAUD non formal sebagian besar direalisir oleh warga/masyarakat yang peduli akan pendidikan untuk anak usia dini secara kelompok, bahkan ada juga yang direalisir oleh individu. Mereka mengajukan permohonan ijin pendirian lembaga PAUD langsung ke dinas pendidikan atupun UPTD dinas pendidikan. Dengan demikian, walaupun
commit to user
jumlah lembaga PAUD mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Dengan adanya sosialisasi yang dilaksanakan pada tahun 2009 membuat tumbuhnya kesadaran dari warga masyarakat dan individu untuk mendirikan lembaga PAUD. Hal ini akhirnya menyebabkan jumlah lembaga PAUD khususnya PAUD non formal meningkat dari tahun 2009 sebesar 180 lembaga menjadi 196 lembaga pada tahun 2010.
Keluaran dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD selanjutnya adalah tersedianya tenaga pendidik/guru PAUD. Berikut ini adalah jumlah guru/tenaga pendidik PAUD yang ada di Kabupaten Magetan pada tahun 2009-2010:
Tabel 4.17
Jumlah Pendidik PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2009 − 2010 No.
Jenis Lembaga
Jumlah Pendidik 2009
2010
1 Taman Kanak-Kanak (TK)
459
736
2 Raudatul Atfal (RA)
124
124
3 Tempat Penitipan Anak (TPA)
16 23
4 Kelompok Bermain (KB)
292
308
5 Satuan Paud Sejenis (SPS)
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Pada saat ini sudah tersedia tenaga pendidik PAUD di Kabupaten Magetan. Menurut data pada tabel 4.17 diatas, dapat diketahui bahwa pada tahun 2009 jumlah tenaga pendidik PAUD adalah 1.039 tenaga pendidik (583 pendidik PAUD formal dan 456 pendidik PAUD non formal). Sedangkan pada tahun 2010 meningkat menjadi 1.339 tenaga pendidik PAUD (860 pendidik PAUD formal dan 479 pendidik PAUD non formal)
commit to user
tersebut, dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pendidik PAUD di Kabupaten Magetan mengalami peningkatan dari tahun 2009 yaitu 1.039 tenaga pendidik menjadi 1.339 tenaga pendidik pada tahun 2010.
Menurut hasil wawancara diperoleh data bahwa Dinas Pendidikan terus berupaya meningkatkan jumlah tenaga pendidik PAUD agar mencukupi kebutuhan. Dari hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa peningkatan jumlah tenaga pendidik merupakan upaya dari Dinas Pendidikan untuk meningkatkan pelayanan pendidikan agar anak-anak usia dini memperoleh pendidikan dengan jumlah pendidik yang cukup. Dengan jumlah tenaga pendidik yang yang cukup diharapkan seluruh anak usia dini dapat dilayani dengan maksimal.
3. Hasil (outcome)
Hasil (outcomes) menggambarkan hasil nyata dari keluaran suatu kegiatan. Hasil dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD salah satunya adalah meningkatnya tingkat partisipasi PAUD. Tingkat partisipasi PAUD dapat dihitung dari angka partisipasi kasar yaitu
Rumus :
Keterangan : 𝐸 ℎ 𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang
sekolah pada jenjang pendidikan h
𝐴𝑃𝐾 ℎ =
𝐸 ℎ 𝑡 𝑃 ℎ,𝑎 𝑡 × 100
commit to user
𝑃 ℎ,𝑎 𝑡 = jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a yaitu kelompok usia yang berkaitan dengan jenjang pendidikan h Dengan rumus di atas, kita dapat menghitung APK PAUD pada
tahun tertentu. Pada tahun 2009, jumlah penduduk usia 0-6 tahun adalah 62.255 orang dan jumlah penduduk yang sudah berpartisipasi dalam PAUD sebesar 14.867 orang. Dengan demikian maka APK PAUD pada tahun 2009 adalah sebagai berikut:
Sedangkan pada tahun 2010, jumlah penduduk usia 0-6 tahun adalah 61.870 orang dan jumlah penduduk yang sudah berpartisipasi dalam PAUD sebesar 16.586 orang. Dengan data tersebut maka APK PAUD pada tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Tingkat partisipasi PAUD telah menunjukkan peningkatan dari tahun 2009 dan 2010 sebesar 3.07%. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya angka partisipasi PAUD dari tahun 2009 yaitu sebesar 23,88% meningkat menjadi 26,81% pada tahun 2010. Walaupun
commit to user
tetapi hal ini telah menunjukkan adanya perbaikan dalam tingkat partisipasi PAUD. Meningkatnya angka partisipasi PAUD merupakan hasil dari sosialisasi yang dilakukan oleh pegawai dinas baik secara langsung maupun bekerjasama dengan pihak lain. Dengan adanya sosialisasi maka pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang PAUD meningkat yang menyebabkan masyarakat mau mengikutsertakan anak- anak mereka untuk mengikuti PAUD. Dengan demikian jumlah peserta didik PAUD meningkat dan angka partisipasi PAUD juga akan mengalami peningkatan.
Selain itu, dari perolehan data 9 item pernyataan yang disebar kepada responden, dapat diketahui bagaimana hasil peningkatan partisipasi PAUD oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan yang dapat dilihat dari pemahaman masyarakat mengenai PAUD, pentingnya PAUD, dan lembaga yang menyediakan pelayanan PAUD. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 45 dan nilai terendah 9. Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
𝑖=
Keterangan : i = interval kelas R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
commit to user
sebagai berikut :
𝑖 = 45 3 −9 = 12
Dengan i=12 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
tidak memahami = 9 − 20 kurang memahami = 21 − 32 memahami = > 33 Adapun distribusi frekuensi dari indikator hasil untuk orang tua
yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.18
Distribusi Frekuensi Hasil (Outcome) Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
2. Kurang Memahami
21 - 32
4 14,81 %
3. Tidak Memahami
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diperoleh data bahwa sebanyak 85,19% responden yang telah berpartisipasi menyatakan bahwa mereka paham dengan pendidikan anak usia dini (PAUD). Hal tersebut menandakan bahwa responden mendapatkan hasil dari upaya peningkatan tingkat partisipasi PAUD. Sebagian besar responden telah memahami tentang tujuan dan manfaat dari pendidikan anak usia dini, pentingnya
commit to user
memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia dini. Hal tersebut membuktikan bahwa peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang telah dilakukan mengena sehingga mereka mau mengikutsertakan anak mereka untuk berpartisipasi dalam PAUD untuk memaksimalkan perkembangan otak anak-anak mereka.
PAUD sebagai salah satu sarana pendidikan bagi anak-anak usia 0-
6 tahun tentu memiliki beberapa lembaga yang ditawarkan untuk mendukung pemberian pelayanan pendidikan kepada anak-anak usia 0-6 tahun. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan, lembaga pendidikan PAUD baik formal atau nonformal yang ada di Kabupaten Magetan diantaranya adalah Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Tempat Penitipan Anak (TPA), Kelompok Bermain (KB), dan Satuan Paud Sejenis (SPS).
Hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang sedikit berbeda pada indikator hasil (outcome). Dari perolehan data 9 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana hasil peningkatan partisipasi PAUD berupa pemahaman orang tua mengenai PAUD. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh responden yang belum berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 45 dan nilai terendah
9. Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
commit to user
𝑖=
Keterangan : i = interval kelas R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah sebagai berikut :
𝑖 = 45 3 −9 = 12
Dengan i=12 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
tidak memahami = 9 − 20 kurang memahami = 21 − 32 memahami = > 33 Adapun distribusi frekuensi dari indikator hasil untuk orang tua
yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19
Distribusi Frekuensi Hasil (Outcome) Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
2. Kurang Memahami
21 - 32
31 orang 42,47 %
3. Tidak Memahami
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian
commit to user
menyatakan bahwa mereka sudah memahami apa itu PAUD. Angka tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua telah memahami tentang pendidikan anak usia dini dan pentingnya pendidikan anak usia dini. Namun ada sekitar 42,47% menyatakan bahwa mereka kurang memahami. Responden menyatakan bahwa mereka kurang memahami tentang tujuan dan manfaat PAUD serta lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan PAUD. Sebagian besar responden menyebutkan lembaga pendidikan yang memberikan pelayanan PAUD adalah Kelompok Bermain/Play Group saja dan sebagian responden menganggap bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) bukan lembaga PAUD. Padahal pada kenyataannya TK merupakan lembaga PAUD pada sector formal dan hanya sebagian kecil responden yang memahami atau mengetahu tentang lembaga PAUD seperti TPA, SPS, dan RA. Hal tersebut menunjukkan bahwa karena belum memahami mengenai PAUD sehingga menjadi alasan untuk tidak mengikutsertakan anaknya dalam PAUD.
4. Manfaat (benefit)
Dari perolehan data 6 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana manfaat peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh responden yang sudah berpartisipasi dalam PAUD (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 6.
commit to user
sebagai berikut :
𝑖=
Keterangan : i = interval kelas R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah sebagai berikut :
𝑖 = 30 3 −6 = 8
Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
tidak bermanfaat = 6 − 13 kurang bermanfaat = 14 − 21 bermanfaat = > 22 Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua
yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
Tabel 4.20
Distribusi Frekuensi Manfaat (Benefit) Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
2. Kurang Bermanfaat
14 – 21
5 18,52 %
3. Tidak Bermanfaat
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian Dari tabel 4.20 diatas dapat diperoleh data bahwa sebanyak 81,48% responden yang sudah berpartisipasi menyatakan dapat merasakan manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD. Hal tersebut menandakan bahwa responden menganggap manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD sudah dapat dapat dirasakan secara langsung. Manfaat yang dapat dirasakan salah satu diantaranya adalah adanya komunikasi dan informasi yang baik tentang program PAUD kepada masyarakat.
Hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang berbeda pada indikator manfaat (benefit). Dari perolehan data 6 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana manfaat peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh responden (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 30 dan nilai terendah 6. Apabila dibuat 3 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
𝑖=
commit to user
R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah sebagai berikut :
𝑖 = 30 3 −6 = 8
Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
tidak bermanfaat = 6 − 13 kurang bermanfaat = 14 − 21 bermanfaat = > 22 Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua
yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.21
Distribusi Frekuensi Manfaat (Benefit) Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
2. Kurang Bermanfaat
14 – 21
55 75,34 %
3. Tidak Bermanfaat
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian Berdasarkan data dari tabel 4.20 diatas dapat dilihat bahwa sebanyak 75,34% responden orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD merasakan bahwa upaya peningkatan tingkat partisipasi PAUD
commit to user
peningkatan tingkat partisipasi PAUD masih belum bisa dirasakan. Responden menyatakan bahwa mereka masih kesulitan dalam memahami pendidikan anak usia dini dan mereka masih jarang menemui informasi mengenai PAUD di tempat mereka tinggal.
Sebagian responden menyatakan masih kurangnya komunikasi dari dinas/petugas terkait untuk mensosialisasikan secara langsung program PAUD kepada masyarakat. Sebagian besar responden menyatakan bahwa mereka memperoleh informasi tentang PAUD dari tetangga atau spanduk lembaga PAUD saja. Disisi lain masih terbatasnya lembaga PAUD khususnya PAUD nonformal terutama di wilayah pedesaan menyebabkan belum terwujudnya salah satu manfaat dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD yaitu terpenuhinya kesempatan bagi seluruh anak-anak usia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan untuk berpartisipasi dalam pendidikan pada usia dini. Sebagian besar anak usia dini masih belum berpartisipasi mengikuti PAUD. Hal ini menyebabkan peningkatan tingkat partisipasi PAUD masih belum dapat dirasakan manfaatnya oleh sebagian besar anak usia dini yaitu sekitar 73,19%.
5. Dampak (impact)
Dari perolehan data 8 item pernyataan, dapat diketahui bagaimana dampak peningkatan partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh
commit to user
dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 40 dan nilai terendah 8. Apabila dibuat 2 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
𝑖=
Keterangan : i = interval kelas R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah sebagai berikut :
𝑖 = 40 2 −8 = 16
Dengan i=16 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
sempit = 8 − 23 luas = 24 − 40 Adapun distribusi frekuensi dari indikator dampak untuk orang tua
yang sudah berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
Tabel 4.22
Distribusi Frekuensi Dampak (Impact) Untuk Orang Tua yang Sudah Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian Dampak dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD merupakan pengaruh dari adanya peningkatan tingkat partisipasi dalam ruang lingkup yang luas dan menyeluruh. Berdasarkan tabel 4.22 diatas dapat diketahui bahwa sebesar 85,19% responden menyatakan bahwa dalam meningkatkan tingkat partisipasi PAUD, memiliki dampak yang luas bagi responden. Dampak dari peningkatan tingkat partisipasi PAUD antara lain meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam PAUD, adanya kemudahan untuk berpartisipasi dalam PAUD, dan meningkatnya kualitas sarana dan prasarana pendidikan. Sebagian besar responden menyatakan bahwa anak-anak usia dini di Magetan harus berpartisipasi dalam PAUD dan responden juga mengajak orang lain untuk turut berpartisipasi. Responden juga menyatakan bahwa sarana dan prasarana, termasuk APE (Alat Pendidikan Edukatif) yang ada di lembaga PAUD saat ini sudah memadai untuk menunjang proses belajar anak-anak mereka.
Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan kepada orang tua yang belum berpartisipasi dalam PAUD menunjukkan hasil yang sama pada indikator dampak (impact). Dari perolehan data 5 item pernyataan, dapat
commit to user
dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan. Berdasarkan perhitungan statistik seluruh responden (perhitungan dapat dilihat dalam lampiran) didapat nilai tertinggi 25 dan nilai terendah 5. Apabila dibuat 2 kelas, maka interval kelas (i) ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
𝑖=
Keterangan : i = interval kelas R= range, yaitu selisih nilai tertinggi dengan nilai terendah K= jumlah kelas ( Sutrisno Hadi, 2001:12)
Berdasarkan rumus diatas, maka nilai dari interval kelas (i) adalah sebagai berikut :
𝑖 = 25 2 −5 = 10
Dengan i=8 maka batas kelas yang dapat dibuat adalah sebagai berikut :
sempit = 5 − 14 luas = 15 − 25 Adapun distribusi frekuensi dari indikator manfaat untuk orang tua
yang belum berpartisipasi dalam PAUD dapat dilihat pada tabel berikut ini:
commit to user
Tabel 4.23
Distribusi Frekuensi Dampak (Impact) Untuk Orang Tua yang Belum Berpartisipasi dalam PAUD
No.
Kategori
Jumlah Nilai
Frekuensi Persentase (%)
Sumber data: diolah dari data hasil penelitian Berdasarkan tabel 4.23 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 89,04% responden orangtua yang belum berpartisipasi menyatakan bahwa dalam meningkatkan tingkat partisipasi PAUD ternyata memiliki dampak yang luas bagi mereka. Hal tersebut menyatakan bahwa upaya peningkatan tingkat partisipasi PAUD yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan memiliki pengaruh yang luas. Walaupun ada beberapa responden yang menyatakan bahwa pendidikan untuk anak usia dini tidak penting untuk diikuti. Responden juga tertarik untuk mengikutsertakan anaknya untuk berpartisipasi di lembaga PAUD. Selain itu , responden juga menyatakan bahwa biaya untuk mengikuti PAUD saat ini cukup murah walaupun ada sebagian yang menyatakan masih tergolong mahal. Namun demikian responden masih bersedia akan berpartisipasi mengingat pentingnya PAUD bagi perkembangan jasmani dan rohani anak-anak mereka.
Dari beberapa hal yan disebutkan diatas dapat memberikan gambaran jika peningkatan tingkat partisipasi PAUD memiliki pengaruh yang luas terhadap beberapa aspek kehidupan masyarakat. Khususnya bagi orang tua yang memiliki anak usia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan.
commit to user
E. Hambatan-Hambatan dalam Peningkatan Tingkat Partisipasi PAUD
Berdasarkan pada penjelasan tentang kinerja Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan dalam peningkatan tingkat partisipasi PAUD diatas dapat dikatakan bahwa upaya peningkatan tingkat partisipasi masih belum maksimal. Hal tersebut bisa dilihat dari beberapa hal diantaranya masih kurangnya pengetahuan/pemahaman masyarakat tentang PAUD, kurang meratanya persebaran lembaga PAUD non formal terutama di wilayah pedesaan, serta masih terbatasnya jumlah pendidik PAUD. Dengan adanya beberapa permasalahan tersebut menunjukkan bahwa Dinas Pendidikan masih menemui hambatan – hambatan dalam melakukan upaya peningkatan tingkat partisipasi PAUD.
Dalam meningkatkan partisipasi PAUD, Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan memiliki beberapa hambatan diantaranya adalah :
1. Masih terbatasnya jumlah lembaga PAUD non formal di wilayah pedesaan
Kondisi pada saat ini menunjukkan bahwa belum setiap desa/kelurahan di Kabupaten Magetan terdapat lembaga PAUD (khususnya PAUD Non Formal). Persebaran lembaga PAUD saat ini belum menjangkau seluruh wilayah terlebih di wilayah pedesaan. Hal tentang persebaran lembaga PAUD di setiap kecamatan di Kabupaten Magetan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
commit to user
Tabel 4. 24
Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Magetan Tahun 2010 No.
Nama Kecamatan
Jumlah Desa/Kelurahan
Jumlah Lembaga TK RA TPA KB SPS
Sumber : Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan Persebaran lembaga PAUD pada saat ini masih belum merata terutama di wilayah pedesaan. Jumlah seluruh desa dan kelurahan di Kabupaten Magetan adalah sebanyak 235. Persebaran PAUD formal (TK dan RA) sudah merata karena sudah terdapat di setiap desa/kelurahan, bahkan dalam satu desa terdapat lebih dari satu lembaga PAUD formal. Sedangkan persebaran PAUD non formal (TPA, KB dan SPS) belum merata karena belum semua desa/kelurahan ditemukan lembaga PAUD non formal. Bahkan dalam satu kecamatan hanya terdapat beberapa lembaga saja. Persebaran lembaga PAUD non formal sebagian besar
commit to user
yang jauh dari kota belum terdapat lembaga PAUD non formal. Misalnya saja di Kecamatan Karangrejo yang terdiri dari 13 desa/kelurahan hanya terdapat 4 lembaga PAUD non formal saja, sedangkan di Kecamatan Maospati dari 14 desa/kelurahan sudah terdapat 19 lembaga PAUD non formal. Hal ini akan berpengaruh pada tingkat partisipasi PAUD di wilayah desa dan kota. Padahal setidaknya setiap desa terdapat satu lembaga PAUD non formal yang dapat melayani pendidikan anak-anak berusia dini di pedesaan agar peningkatan tingkat partisipasi PAUD dapat berhasil secara merata. Selain hal tersebut, masih terbatasnya jumlah lembaga PAUD terutama di daerah pedesaan akan mempengaruhi peningkatan tingkat partisipasi PAUD di Kabupaten Magetan.
2. Masih terbatasnya jumlah tenaga pendidik PAUD
Data mengenai jumlah tenaga pendidik PAUD dapat dilihat pada table 4.17. dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tenaga pendidik PAUD adalah 1.339 pendidik dan jumlah tersebut masih terbatas mengingat jumlah anak usia 0 sampai 6 tahun di Kabupaten Magetan berjumlah 61.780 anak. Dengan kata lain angka tersebut menunjukkan perbandingan 1 ∶ 50, dimana seorang pendidik harus menangani 50 peserta didik. Untuk memaksimalkan kinerjanya dalam peningkatan partisipasi PAUD, maka Dinas Pendidikan Kabupaten Magetan perlu menambah jumlah tenaga pendidik PAUD sesuai kebutuhan.
commit to user
F. Keterbatasan Penelitian
Agar mendapatkan hasil yang seobyektif mungkin, penelitian ini sudah dilakukan sesuai dengan prosedur dan standar penelitian secara ilmiah. Meskipun demikian, untuk dapat memperoleh hasil sebagaimana yang diharapkan ternyata tidaklah mudah. Banyak kendala yang ditemui, sehingga penelitian ini memiliki berbagai kekurangan dan keterbatasan. Keterbatasan- keterbatasan tersebut antara lain :
1. Data yang diperoleh dari pengakuan responden, sehingga respons yang diberikan tidak langsung dikontrol dalam penelitian ini. Oleh karena itu, jawaban yang diberikan mungkin saja dapat tidak sesuai dengan kondisi subjektif.
2. Populasi yang terpaksa terbatas pada beberapa kelompok yang diambil secara area sampling dari seluruh orang tua yang memiliki anak berusia 0-
6 tahun di Kabupaten Magetan, mungkin mengakibatkan pula jawaban responden yang cenderung homogen, kurang variatif dan kurang mewakili orang tua yang memiliki anak berusia 0-6 tahun di Kabupaten Magetan secara keseluruhan.
commit to user
BAB V PENUTUP