Kegunaan dan Manfaat Penelitian Kemasyarakatan
4. Kegunaan dan Manfaat Penelitian Kemasyarakatan
Diatas telah diuraikan akan kepentingan laporan Penelitian Kemasyarakatan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi serta usaha untuk memperbaiki kembali fungsi sosialnya para pelanggar hukum. Dengan tujuan secara minimal bisa kembali ke arah yang wajar dan dapat berfungsi sebagaimana anggota masyarakat lainnya, maksimal menjadi manusia berguna serta ikut berpartisipasi secara aktif, dan Diatas telah diuraikan akan kepentingan laporan Penelitian Kemasyarakatan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengatasi serta usaha untuk memperbaiki kembali fungsi sosialnya para pelanggar hukum. Dengan tujuan secara minimal bisa kembali ke arah yang wajar dan dapat berfungsi sebagaimana anggota masyarakat lainnya, maksimal menjadi manusia berguna serta ikut berpartisipasi secara aktif, dan
a. Sebelum maju ke sidang Pengadilan (Pre Adjudication) Para pelanggar hukum ini sebelum maju ke sidang pengadilan harus
mengalami atau melalui beberapa proses pemeriksaan dari instansi yang tercakup dalam proses tata peradilan, dengan harapan untuk memperoleh hasil yang baik. Hal ini tentunya diperlukan penelitian terhadap beberapa segi, sehingga langkah keputusan yang dihasilkan mempunyai dampak yang positif bagi pelanggar hukum itu sendiri maupun terhadap pihak yang dirugikan serta untuk menegakkan keadilan dan menjaga wibawa hukum.
Pemeriksaan terhadap orang atau anak-anak yang disangka melakukan pelanggar hukum oleh pihak kepolisian adalah merupakan penanganan para pelanggar hukum untuk yang pertama kali sehingga dalam membuat proses perkara memerlukan penelitian secara cermat dan teliti, dengan tujuan agar nantinya hasil pemeriksaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada Pasal 42 (2) Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak dengan jelas dikatakan bahwa: “dalam melakukan penyidikan terhadap Anak Nakal, penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan dan apabila perlu juga Pemeriksaan terhadap orang atau anak-anak yang disangka melakukan pelanggar hukum oleh pihak kepolisian adalah merupakan penanganan para pelanggar hukum untuk yang pertama kali sehingga dalam membuat proses perkara memerlukan penelitian secara cermat dan teliti, dengan tujuan agar nantinya hasil pemeriksaan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Pada Pasal 42 (2) Undang- Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Peradilan Anak dengan jelas dikatakan bahwa: “dalam melakukan penyidikan terhadap Anak Nakal, penyidik wajib meminta pertimbangan atau saran dari Pembimbing Kemasyarakatan dan apabila perlu juga
Seperti yang dikatakan oleh Suedi Husein, Direktur Reskrim Polda NAD: ” Anak yang bermasalah dengan hukum diupayakan semaksimal mungkin
tidak diproses secara hukum formal atau terhindar dari penjara, karena berdasarkan hasil penelitian disebutkan pemenjaraan anak tidak menyelesaikan masalah....... ia menjelaskan penyelesaian kasus anak tidak melalui hukum formal, itu dilakukan dengan musyawarah atau disebut dengan
diversi atau restoratif justice”. 61
Dengan demikian, kiranya perlu dilakukan penelitian mengenai latar belakang kehidupannya dan lingkungan sosial, ekonomi serta hal-hal lain yang ada kaitannya dengan si tersangka tersebut.
Penelitian disini paling tidak harus dapat mengungkapkan mengenai apakah seseorang itu melakukan perbuatan itu hanya karena terpaksa atau akibat paksaan orang lain atau situasi dan kondisi lingkungan yang memungkinkannya untuk berbuat kejahatan serta faktor viktim (korban) yang juga dapat mendorong orang untuk melakukan pelanggar hukum dan faktor lain yang kiranya dapat dijadikan pertimbangan bagi proses perkaranya.
Dalam hal pemeriksaan oleh pihak kejaksaan terhadap tersangka pelanggar hukum perlu memperhatikan segi psikologis. Jadi tidak hanya dipandang dari segi yuridisnya saja. Dalam hal ini agar pihak Kejaksaan dapat menentukan suatu tuntutan
61 Suedi Husein, Harian Waspada, 19 Juni 2007, hlm. 21 61 Suedi Husein, Harian Waspada, 19 Juni 2007, hlm. 21
Hakim dapat menjatuhkan putusannya atau tindakannya terhadap perkara yang diajukan jaksa ke sidang pengadilan harus bijaksana dan adil. Dimana hakim harus dapat memberikan suatu putusan yang mempunyai arti dalam usaha perbaikan para pelanggar hukum maupun kewibawaan hukum. Jika hakim memandang perlu disertakannya laporan Penelitian Kemasyarakatan sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusannya memungkinkan berhasilnya usaha tersebut. Karena di dalam laporan Penelitian Kemasyarakatan mencakup data mengenai penelitian sosial dan penelitian kasus serta hal-hal lain yang sifatnya memberikan informasi tentang latar belakang kehidupan dan sikap terdakwa sebelum dan setelah melanggar hukum. Keputusan laporan Penelitian Kemasyarakatan sesudah adanya putusan (vonis) dan tindakan (beschikking). Hakim adalah merupakan bahan untuk menentukan rencana terapi pembinaan terhadap klien baik yang berada dalam Lembaga Pemasyarakatan, Lembaga Pemasyarakatan Pemuda, Lembaga Pemasyarakatan Anak, dan pada BAPAS maupun para anak negara yang pengasuhannya diserahkan kepada orang tua asuh atau instansi lain.