Karakteristik Psikologis

C. Karakteristik Psikologis

Dari karakteristik psikologis, anak berkesulitan belajar mengalami gangguan pada persepsi, konsentrasi dan memori. Persepsi adalah proses pengambilan kesan (indra) yang disertai dengan pemahaman terhadap kesan tersebut. Seperti diperlihatkan kepada dua orang anak Amir dan Budi sebuah gambar lingkaran, Amir menyebutkan bahwa gambar tersebut adalah sebuah gambar lingkaran, sedangkan Budi melihatnya sebagai gambar bol atau buah semangka. Jawaban Amir merupakan hasil pengindraan, sedangkan Budi melihatnya sebagai hasil persepsi. Anak yang berkesulitan belajar mengalami kesulitan dalam menerima rangsang tertentu, baik penglihatan, pendengaran maupun perabaan.

Anak berkesulitan belajar juga mengalami gangguan dalam memusatkan perhatian (konsentrasi) hal ini ada kaitannya dengan hiperaktivitas perilaku, dan gangguan perhatian. Mereka mengalami kesulitan konsentrasi karena perhatian mereka sering berubah-ubah, dan sering terganggu dengan rangsang yang datang dari lingkungan sekitar. Hal ini mereka sering kelihatan tidak mau diam, terus bergerak perhatian dari satu objek ke objek yang lain dengan tidak terarah.

Hasil studi Hidayat dkk. (1996) menjelaskan bahwasanya ada keterkaitan antara gangguan proses psikologi dasar dengan gangguan motorik dan kesulitan belajar. Diketahui bahwa gangguan keseimbangan, gangguan koordinasi motorik, gangguan body image, dan gangguan laterasi merupakan masalah mendasar yang dialami anak berkesulitan belajar. Pengaruh langsung dari gangguan tersebut dapat mempengaruhi pandang ruang. Jika pandang ruang terganggu akan menimbulkan gangguan pada konsentrasi dan atensi, yang mengakibatkan gangguan persepsi, yang akan menimbulkan kesulitan pada : memahami bentuk, memahami gerak dan memahami perintah. Hubungan timbal balik masalah yang menimbulkan kesulitan belajar membaca, menulis dan berhitung digambarkan oleh Hidayat dkk. (1996) sebagai berikut

Gangguan Keseimbanga n

Motorik Kes.bel

membaca Gangguan

Gangguan Konsentrasi

Kes.Membe-

dakan bentuk

Bodi Image

ruang

Kes.bel Gangguan

menulis Lateralisasi

Gangguan

Kes.Membe-

Gangguan

Memori

dakan gerak Kes.bel

persepsi

Kes.Membed

berhitung

akan perintah

Bagan 4.1 : Hubungan antara gangguan proses psikologi dasar dengan kesulitan belajar (Hidayat, dkk. dalam Suherman, 2005)

Bimbingan bagi Murid Berkesulitan Belajar

Karakteristik murid berkesulitan belajar dapat dilihat juga dari kecenderungan kesulitan pada

4 (empat) yaitu :

1. Aspek kognitif

Kesulitan dalam aspek kognitif ditunjukkan dalam kesulitan membaca, menulis, bicara, mendengar, berpikir matematis. Semuanya merupakan penekanan terhadap aspek akademik atau kognitif, hal ini mengisayaratkan bahwasanya kesulitan belajar lebih banyak berkaitan dengan dengan orientasi akademik dan bukan disebabkan oleh tingkat kecerdasan yang rendah. Terdapat kasus anak yang mengalami kesulitan membaca (dyslexia), tetapi memperlihatkan kemampuan matematis yang cukup tinggi. Kasus ini menunjukkan kemampuan mereka normal tetapi kemampuan kognitif mereka tidak berfungsi secara optimal sehingga terjadi keterbelakangan akademik (academic retar- dation), yaitu kesenjangan anatara apa yang seharusnya dilakukan dengan apa yang dicapai atau diperoleh secara nyata. Hal ini dialami oleh Albert Einstein yang baru bisa membaca pada usia 9 tahun. Tokoh-tokoh ternama lainnya yang mengalami kesulitan belajar adalah Thomas Alva Edison , Leonardo dan Vinci. Tokoh-tokoh tersebut diatas adalah tokoh kaliber dunia, mereka diakui ahli dibidangnya masing-masing.

2. Aspek Bahasa

Kesulitan dalam aspek bahasa ditunjukkan dalam kesulitan mengekpresikan diri,baik secara lisan maupun tertulis. Mereka yang termasuk mengalami kesulitan dalam aspek bahasa, cenderung memperlihatkan kesulitan dalam menerima dan memahami bahasa orang lain (bahasa reseptif) dan dalam mengekspresikan diri dalam bahasa verbal (bahasa ekspresif). Padahal dalam belajar kemampuan memahami dan menyampaikan pesan kepada orang lain merupakan sesuatu yang amat sangat diperlukan, karena kemampuan berbahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognitif.

3. Aspek Motorik

Aspek motorik merupakan salah satu aspek yang dikaitkan dengan masalah anak berkesulitan belajar, yaitu yang berhubungan dengan keterampilan perseptual-motorik. Keterampilan perseptual- motorik merupakan keterampilan yang diperlukan anak ketika mereka menulis, menggambar, meniru gerakan, mencontoh gambar atau rancangan, dan segala hal yang membutuhkan koordinasi antara penglihatan dan tangan, dan banyak hal yang membutuhkan koordinasi kurang dimiliki anak yang berkesulitan belajar. Jika mereka meniru gambar yang berbentuk bulat maka gambar yang dihasilkan sesuai dengan perseptual dan gerakan motorik dalam hal ini adalah gerakan tangan, akan nampak jauh dengan gambar yang sebenarnya. Padahal proses belajar menulis dan menggambar sangat erat hubungannya dengan keterampilan perseptual-motorik. Penyandang kesulitan belajar memiliki koordinasi gerakan yang buruk, sehingga mereka kurang mampu melakukan kegiatan olah raga maupun permainan yang membutuhkan kerakan motorik.

4. Aspek Sosial – Emosi

Karakteristik aspek sosial dan emosi merupakan aspek yang selalu dikaitkan dengan kelabilan dan keadaan impulsifan. Kelabilan emosi anak yang berkesulitan belajar dituinjukka dengan keadaan suasana hati yang sering berubah seperti juga temperamennya. Sedangkan ke impulsifan ditunjukkan dengan lemahnya pengendalian terhadap dorongan berperilaku.

Bimbingan bagi Murid Berkesulitan Belajar

Identifikasi Anak Berkesulitan Belajar

Sunaryo (1998/1999) menjelaskan prosedur identifikasi dan metode mengajar untuk anak yang berkesulitan belajar, memiliki prinsip-prinsip dasar evaluasi yang harus dipahami. Prinsip dasar tersebut yaitu :

1. Tes atau teknik evaluasi lain harus diberikan dalam bahasa anak, dan dapat dipahami anak.

2. Tidak ada prosedur tunggal yang bisa digunakan untuk menentukan program pendidikan yang layak bagi anak yang berkesulitan belajar

3. Evaluasi harus dilakukan oleh tim dari bernagai disiplin, setidak-tidaknya terdiri atas seorang guru atau ahli yang mengetrahui masalah berkesulitan belajar.

Ada prosedur yang dikembangkan di Amerika, untuk menilai seorang anak termasuk mengalami kesulitan belajar yaitu :

1. Seorang anak dikatakan mengalami kesulitan belajar, jika ia tidak mampu mencapai prestasi sesuai usia dan tingkat kecakapan dalam satu atau lebih bidang : a) ekspresi lisan ; b) mendengarkan pemahaman; c) ekspresi tulisan; d) keterampilan membaca dasar; e) membaca pemahaman; f) perhitungan matematis; g) berpikir matematis

2. Seorang anak tidak diidentifikasi mengalami kesulitan belajar (learning disabilities) jika kesenjangan antara kecakapan dengan prestasi belajar disebabkan oleh : a) hambatan visual, pendengaran atau motorik; b) keterbelakangan mental; c) gangguan emosional; d) ketakberuntungan lingkungan, kultural atau ekonomis

3. Ada tim penilai dari berbagai disiplin ilmu, yang meliputi : a) guru tetap; b) seorang ahli yang mapu melakukan uji diagnostik (ahli psikologi dan guru ahli remedial)

4. Observasi. Guru melakukan pengamatan terhadap aktivitas anak di kelas dan di lingkungan sekolah (teman-temannya)

5. Laporan tertulis. Tim evaluasi membuat lapoiran tertulis hasil evaluasi yang meliputi : a) kesulitan belajar khusus yang dialami murid; b) dasar yang digunakan dalam menentukan jenis kesulitan belajar yang dialami; c) perilaku-perilaku yang relevan yang tercatat selama dilakukan pengamatan; d) hubungan antara perilaku tersebut dengan keberfungsian belajar; e) temuan- temuan medis yang relevan dengan pendikan; f) kesenjangan antara prestasi dan kecakapan yang tak dapat diatasi tanpa pendidikan dan layanan khusus.

Petunjuk : jawablah pertanyaan ini dengan singkat dan jelas :

1. Jelaskan pengertian Kesulitan Belajar (learning disabilities)

2. Sebutkan klasifikasi dan karakteristik murid Berkesulitan Belajar

Bimbingan bagi Murid Berkesulitan Belajar

Kesulitan belajar adalah suatu batasan generik yang menunjuk kepada suatu kelompok kesulitan yang dimanifestasikan dalam bentuk kesulitan yang nyata (significant) dalam kemahiran dan penggunaan kemampuan mendengarkan, bercakap-cakap, membaca, menulis, menalar, atau dalam bidang matematika.

Kesulitan belajar secara garis besar dapat dibagi dua, yaitu 1) kesulitan belajar akademik (academic learning disabilities); kesulitan ini menunjuk kepada kegagalan pencapaian prestasi akdemik yang sesuai dengan kapasitas yang diharapkan dari seorang anak. Kegagalan tersebut meliputi membaca (dyslexia) , menulis, matematika. 2) Kesulitan belajar yang berhubungan dengan perkembangan (developmental learning disabilities) . Kesulitan belajar ini meliputi kesulitan dalam berbahasa, kesulitan dalam berperilaku sosial dan emosional, gangguan perseptual.

Ciri anak yang berkesulitan belajar dapat dilihat dari tiga karakteristik yaitu : karakteristik akademik, karakteristik medis karakteristik psikologis.

Petunjuk: Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling tepat !

1. Di bawah ini dikenal dengan istilah “berkesulitan Belajar”, kecuali :

A. Learning disabilities

C. Disfungsi Minimal Otak

B. Tuna grahita

D. Tuna cakap belajar

2. Kesulitan belajar membaca, disebut :

A. Aphasia

C. Dyslexia

B. Phobia

D. Inner aphasia

3. Di bawah ini seorang anak dikatakan mengalami kesulitan belajar, kecuali jika ia :

A. Tidak mampu mencapai prestasi sesuai usia dan tingkat kecakapan

B. Tidak mampu mendengarkan pemahaman

C. Keterbelangan mental

D. Kerusakan otak

4. Seorang anak tidak diidentifikasi mengalami kesulitan belajar (learning disabilities), kecuali jika:

A. Kesenjangan antara kecakapan dengan prestasi belajar

B. Hambatan visual, pendengaran atau motorik;

C. Keterbelakangan mental

D. Ketakberuntungan lingkungan, kultural atau ekonomis

Bimbingan bagi Murid Berkesulitan Belajar

5. Fulanah mengalami kesulitan belajar dalam kemampuan berbahasa, yang disebut :

A. Dyslexia

C. Aphasia

B. Prevensi

D. Gagu

6. Di bawah ini kesulitan dalam berperilaku sosial dan emosional, kecuali :

A. Kesulitan memahami konsep

C. Gangguan bahasa ekpresif

B. Gangguan hiperaktif

D. Gangguan perhatian

7. Di bawah ini bentuk kesulitan belajar kognitif, kecuali :

A. Ingatan

C. Generalisasi

B. Hiperaktifitas

D. Asosiasi

8. Tidak dapat mengidentifikasi apa yang didengar, merupakan ciri anak yang mengalami :

A. Inner aphasia

C. Expressive aphasia

B. Reseptive aphasia

D. Aphasia

9. Ani tidak dapat meniru gambar yang dicontohkan guru, hal ini karena adanya gangguan pada :

A. Aspek perseptual-motorik

C. Aspek bahasa

B. Aspek emosi

D. Aspek kognitif

10. Untuk mengetahui apakah seorang anak mengalami kesulitan belajar, dilakukan cara-cara mengidentifikasi seperti di bawah ini, kecuali :

A. Tes

C. Evaluasi

B. Observasi

D. Prediksi

Cocokkan hasil jawaban Anda dengan kunci jawaban Tes Formatif 1 yang ada pada bagian belakang bahan belajar mandiri ini. Hitunglah jawaban Anda yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan anda terhadap materi Kegiatan Belajar 1.

Rumus:

Jumlah Jawaban Anda yang benar

Tingkat Penguasaan = —————————————— x 100 %

Arti Tingkat Penguasaan :

90 % - 100 % = Baik Sekali

80 % - 89 % = Baik

70 % - 79 % = Cukup < 69 % = Kurang

Kalau Anda mencapai tingkat penguasaan 80 % ke atas, anda dapat meneruskan dengan Kegiatan Belajar 2. Bagus! Akan tetapi apabila tingkat penguasaan Anda masih di bawah 80 %, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar 1, terutama bagian yang belum anda kuasai.

Bimbingan bagi Murid Berkesulitan Belajar