Kajian Best Practise Aspek-Aspek Penyediaan Air Bersih di Perkotaan

55 2.3.4.5 Aspek Peran Serta Masyarakat Aspek Peran Serta Masyarakat membahas peran dalam perencanaan, peran dalam konstruksi, peran dalam operasi pemeliharaan dan peran dalam pengawasan. Penyelenggaraan pengembangan SPAM melibatkan berbagai unsur yaitu BUMN, BUMD, koperasi, badan usaha, dan masyarakat. Agar diperoleh suatu hasil penanganan sistem yang memberikan pelayanan optimal, diperlukan penyelenggaraan secara terpadu dan bersinergi antar sektor, antar daerah serta masyarakat termasuk dunia usaha. Peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM perlu didorong dalam rangka perubahan perilaku masyarakat menuju budaya hidup yang lebih sehat serta mendukung keberlanjutan pelayanan air minum dan sanitasi yang lebih handal.

2.4 Kajian Best Practise

Kajian Best Practise penyediaan air bersih sangat bermanfaat sebagai pembelajaranlesson learned bagi konsep penyediaan air bersih di Kota Blora. Adapun Kajian Best Practise yang disajikan antara lain sebagai berikut : 1. Penyediaan Air Bersih dan Pelayanan Sanitasi Wilayah Pedesaan dan Kota Kecil di Ekuador PRAGUAS Program penyediaan air bersih dan pelayanan sanitasi wilayah pedesaan dan kota kecil telah menjadi wacana World Bank pada tahun 2000. Sasaran pengembangan antara lain menyediakan infrastruktur WSS Water Supply and Sanitation berkelanjutan bagi ± 405.000 warga pedesaan serta mensosialisasikan efektivitas pemanfaatan infrastruktur tersebut, menyediakan pelayanan WSS yang 56 berkelanjutan untuk ± 325.000 warga perkotaan, mensosialisasikan pengelolaan sampah padat yang berkelanjutan di wilayah perkotaan dan meningkatkan kinerja seluruh sektor nasional melalui sosialisasi penanaman investasi bagi sektor WSS perkotaan. Hal-hal yang bisa diambil pelajaran antara lain : a Penyediaan air bersih dan pelayanan sanitasi dapat disediakan oleh pemerintah secara terintegrasi dan berkelanjutan. b Pemberdayaan masyarakat dalam penyediaan air bersih dan pelayanan sanitasi c Komunitas yang terdiri dari 100 atau lebih rumah tangga yang bersedia membayar tarif menggunakan penyediaan air bersih komunal. Sedangkan masyarakat kurang dari 100 rumah tangga bisa disarankan untuk menggunakan pompa air sebagai gantinya. d Partisipasi masyarakat secara langsung melalui pelatihan- pelatihan. 2. Pembelajaran pelayanan air minum yang memperhatikan provider kecil di Kota Ho Chi Minh, Vietnam Dalam rangka memberikan akses air minum kepada seluruh masyarakat, Pemerintah Kota Ho Chi Minh telah berhasil : a. Mengembangkan kerangka kebijakan “Socialization Program”, program untuk meningkatkan keterlibatan perusahaan swasta lokal untuk berinvestasi dalam sektor air minum. b. Peran swasta termasuk penyedia layanan air minum skala kecil small scale water providers sebagai mitra perusahaan air minum kota SAWAKO. c. Socialization Program juga dikembangkan untuk : - meningkatkan produksi air minum 57 - meningkatkan kualitas dan cakupan layanan terutama di area yang belum terlayani oleh perusahaan air minum kota. - Menurunkan angka kebocoran melalui perbaikan jaringan distribusi terutama di area dengan tingkat kebocoran tinggi. d. Peraturan tersebut menawarkan 6 enam skema kerjasama, yaitu : investasi lengkap, investasi unit produksi, investasi perbaikan jaringan, investasi pengangkutan air minum, investasi peningkatan kinerja unit produksi dan investasi jaringan distribusi. Program tersebut telah memacu SAWAKO untuk meningkatkan kinerja dalam memberikan pelayanan publik. Saat ini cakupan mereka mulai bergerak naik, masyarakat yang telah terlayani oleh sistem perpipaan mencapai 74. Dan sejak tahun 2005 SAWAKO telah berhasil mendapatkan keuntungan. 3. Pembelajaran Penyediaan Air Alternatif yang dikelola oleh masyarakat di Tegucigalpa, Honduras SANAA Badan yang menangani Air dan Sanitasi Nasional Honduras mendirikan sebuah kelompok istimewa, UEBM Unit Barrios Marginales untuk mengurusi masalah penyediaan air di kawasan tersebut. UEBM membantu dengan mendirikan tiga jenis sistem : a. Sistem konvensional, dengan sumur-sumur baru untuk melayani daerah-daerah sekitar tertentu. b. Penjualan air skala besar. Dengan ini masyarakat membangun tangki penyimpanan air yang disediakan oleh SANAA. Atau, kalau tanki sulit diperoleh, sebagai gantinya dipakai truk tanki. Karena gravitasi, air akan 58 mengalir, atau bisa juga air di pompa ke tangki-tangki penyimpanan yang lebih kecil di seluruh pemukiman dan dijual dengan harga yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan harga penjual keliling swasta. c. Perbaikan penampungan air hujan untuk menambah persediaan selama lima bulan musim hujan. Unsur kunci perencanaan ini adalah peranan Himpunan Masyarakat Air dalam membangun dan mengatur sistem-sistem tersebut yang bisa sepenuhnya mandiri, sementara kelompok ini juga mampu menyediakan air dengan biaya lebih rendah. Sebagian besar pemasukan yang diperoleh menjadi dana berputar yang dipakai membantu mengembangkan sistem semacam itu di kelompok masyarakat lainnya. Sisanya dipakai untuk membantu mengembangkan proyek- proyek pengembangan lainnya seperti sanitasi atau pembangunan jalan di masyarakat pemilik dana tersebut. Dalam waktu 5 tahun, perencanaan seperti ini telah mampu melayani hampir 50.000 orang. 4. Pembelajaran penyelenggaraan air minum di negara lain Bappenas, 2005:2. a. Di Tashkent, Uzbekistan, penyelenggara air minum dilakukan hanya oleh pemerintah Suvsoz. Terdapat 567.398 pelanggan di seluruh kota dengan sebagian besar domestik. Pelayanan dapat diperoleh 24 jamhari bagi seluruh pelanggannya. Pada tahun 2002 Suvsoz membukukan keuntungan sekitar US 4 juta. b. Di Chengdu, China, penyelenggaraan air minum melibatkan swasta secara luas, baik itu dalam bentuk small scale provider maupun BOT dengan 59 Generale des Eaux-Marubeni CGE-M. Pelanggan yang dilayani adalah sebanyak 50.077 unit, sebagian besar adalah domestik. Pelayanan mencakup seluruh penduduk kota dan 83 pelanggan dapat memperoleh air 24 jamhari. Dari penyelenggaraan air minum, pada tahun 2002 dibukukan keuntungan sekitar US 1,85 juta. Pembelajaran yang terkait aspek teknik operasional, kelembagaan, pembiyaan, hukum dan peraturan serta peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan antara lain, keberlanjutan layanan lebih ditentukan oleh pengelolaannya bukan oleh bentuk pengelolanya. Keberlanjutan pelayanan terkait erat dengan pengelolaannya, yang lebih menuntut adanya pengelolaan yang efisien dan efektif dalam semua aspek apapun bentuk pengelola atau lembaganya. Keberlanjutan merupakan kata kunci dalam penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan, baik yang dikelola oleh lembaga maupun masyarakat. Di beberapa tempat lain, banyak penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun swasta gagal memberikan pelayanan yang berkelanjutan karena mengabaikan prinsip pengelolaan yang baik good governance. Dari pengalaman-pengalaman tersebut, terlihat bahwa penyelenggaraan air minum tidak sepenuhnya ditentukan oleh bentuk pengelolanya pemerintah, BUMD, swasta, dan lain-lain tetapi lebih pada pengelolaannya. 60

2.5 Perumusan Variabel Penelitian