Temuan Studi Analisis Kontinuitas Penyediaan Air Bersih Individual

188 BAB V PENUTUP

5.1 Temuan Studi

Awalnya penyediaan air bersih individual merupakan gagasan yang berasal dari penghuni pertamaawal yang menempati kawasan Kaplingan. Pada waktu itu PDAM belum mempunyai jaringan ke Kaplingan. Sejak awal di kawasan kaplingan belum dilengkapi jaringan primer dan sekunder prasarana lingkungan termasuk air bersih. Pembangunan rumah di kaplingan dilakukan sendiri oleh penghuni. Tidak seperti kawasan siap bangun dan lingkungan siap bangun lainnya yang sudah dilengkapi jaringan prasarana lingkungan. Dengan demikian penghuni kaplingan cenderung memilih penyediaan air bersih individual untuk memenuhi kebutuhan air bersih sehari-hari. Dan ternyata air sumur yang dimanfaatkan oleh penghuni secara kuantitas lebih baik dari PDAM. Pada musim kemarau air sumur tidak mengering. Gagasan penyediaan air bersih individual ini ternyata mampu meyakinkan penghuni berikutnya untuk menggunakan air sumur. Bahkan sampai sekarang penghuni baru di Kaplingan juga menggunakan air sumur sehingga seluruh penghuni Kaplingan menggunakan air bersih individual dan tidak ada yang berlangganan PDAM. Adapun temuan studi dari hasil analisis yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Karakteristik penghuni kaplingan sebagian besar memiliki karakteristik yang homogen, yaitu: lama tinggal penghuni sebagian besar 5 sd 10 tahun, pekerjaan mayoritas PNSPOLRIABRI, tingkat pendapatan antara Rp.1.000.000,- sd Rp.3.000.000,-, tingkat pendidikan sebagian besar tamat perguruan tinggi serta jumlah penghuni rumah antara 3 sd 5 orang. 2. Persepsi penghuni terhadap penyediaan air bersih secara individual berdasarkan karakteristik penghuni adalah sebagai berikut : a. secara teknik operasional, ditinjau dari sumber air baku, kuantitas dan kontinuitas, konstruksi, sarana prasarana maupun operasi pemeliharaan cukup memenuhi kebutuhan penghuni. b. secara kelembagaan, memberikan kemudahan bagi penghuni karena tidak memerlukan organisasi maupun prosedur yang resmi dalam penyediaan air bersih. c. secara pembiayaan, cukup terjangkau dan tidak dipungut tarif maupun retribusi air bawah tanah. d. secara hukum dan peraturan, belum ada regulasi yang jelas tentang penggunaan sumur serta tidak ada pengawasan maupun pengendalian. e. secara peran serta masyarakat, penghuni kaplingan memiliki kebersamaan yang tinggi dalam penyediaan air bersih secara individual. 3. Persepsi penghuni terhadap penyediaan air bersih oleh PDAM berdasarkan karakteristik penghuni adalah sebagai berikut : a. secara teknik operasional, PDAM belum mampu menyediakan air bersih yang layak secara kualitas, kuantitas maupun kontinuitas. Sumber air yang ada tersebar, belum terukur dengan debit relatif kecil. b. secara kelembagaan, kinerja dan tingkat pelayanan PDAM belum memuaskan pelanggan. PDAM belum memiliki manajemen yang cukup baik untuk melayani masyarakat. c. secara pembiayaan, PDAM mempunyai beban finansial yaitu hutang yang tinggi sehingga mempengaruhi kinerja pelayanan air bersih d. secara hukum dan peraturan, PDAM memiliki legalitas yang kuat karena dibentuk berdasarkan Perda e. secara peran serta masyarakat, hanya sebatas pengaduan bila terjadi pelanggaran di lapangan maupun kebocoran pipa. 4. Aspek yang paling mempengaruhi penyediaan air bersih individual adalah aspek teknik operasional karena tidak memerlukan teknologi tinggi dan cara pembuatan maupun pemeliharaan relatif mudah dilakukan. Sedangkan kontinuitas penyediaan air bersih individual sampai saat ini cukup memenuhi kebutuhan air bersih penduduk di kaplingan. Sehingga penyediaan air bersih individual dapat menjadi salah satu alternatif untuk memenuhi kebutuhan air bersih.

5.2 Kesimpulan