Latar Belakang Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik

A. Latar Belakang Berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik

merupakan salah satu kompetensi inti guru dalam bidang pedagogik yang tertuang dalam Permendiknas No. 16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Kompetensi ini dijabarkan menjadi kompetensi guru kelas atau guru mata pelajaran sesuai dengan jenjang pendidikan tempat guru mengajar (PAUD/TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK) yang mencakup (1) memahami berbagai strategi berkomunikasi yang efektif, empatik, dan santun secara lisan, tulisan, dan/atau bentuk lain, dan (2) berkomunikasi secara efektif, empatik dan santun dengan peserta didik dengan bahasa yang khas dalam interaksi kegiatan/permainan yang mendidik yang terbangun secara siklikal dari penyiapan kondisi psikologis peserta didik untuk ambil bagian dalam permainan melalui bujukan dan contoh, ajakan kepada peserta didik untuk ambil bagian, respon peserta didik terhadap ajakan guru, dan reaksi guru terhadap respon peserta didik.

Mengacu kepada Permendiknas No. 16 tahun 2007 di atas, yang merupakan ruang lingkup berkomunikasi dalam konteks kompetensi pedagogik adalah berkomunikasi secara verbal menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulis, yang dilakukan oleh guru kepada dan dengan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berkomunikasi itu sendiri merupakan kebutuhan alami manusia sebagai makhluk sosial. Melalui kegiatan komunikasi, manusia secara natural memiliki keinginan mendasar untuk mengelola hubungan sosial atau interpersonal dengan sesamanya melalui berbagai medium seperti bahasa, tindakan atau perbuatan. Manusia dikaruniai oleh penciptanya organ-organ tubuh yang sangat memungkinkannya terhubung dengan manusia lain untuk menyampaikan maksudnya, pikirannya, perasaannya, dan juga untuk saling berbagi, saling belajar, mendengarkan, dan melaksanakan bermacam-macam tugas sosialisasi lainnya. Pengembangan kompetensi guru untuk

Modul Guru Pembelajar Kompetensi Pedagogik KK G

berkomunikasi dengan peserta didik ini tidak mungkin dapat dilakukan secara terpisah dengan pengembangan kompetensi inti guru lainnya, yaitu kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial, khususnya yang terkait dengan aspek-aspek perilaku dan budaya yang dianut atau yang berlaku dalam kelompok sosial atau masyarakat di wilayah terjadinya proses pembelajaran.

Tindakan yang ditunjukkan oleh seseorang melalui penggunaan bahasa dalam komunikasi tidak hanya memiliki implikasi terhadap pikiran dan perasaan dari orang-orang yang terlibat di dalam komunikasi tersebut, tetapi juga terhadap hubungan (rapport) yang terjadi di antara mereka (Surtantini, 2014:4-5). Brown dan Yule (1983) mengatakan bahwa fungsi interaksional bahasa merupakan salah satu fungsi utama dalam pengelolaan hubungan yang bertujuan untuk meng-komunikasikan keramahtamahan dan niat baik, dan juga untuk membuat orang yang terlibat dalam interaksi merasa nyaman dan tidak terancam (dalam Spencer-Oatey, 2008:2). Dalam konteks proses pembelajaran, pola komunikasi yang diterapkan oleh seorang guru di dalam kelas akan sangat berpengaruh terhadap hubungan antara guru dengan peserta didiknya. Komunikasi verbal yang menerapkan prinsip-prinsip dan strategi komunikasi yang tepat memungkinkan terjadinya hubungan yang baik antara guru dengan peserta didiknya. Hubungan (rapport) yang baik akan berdampak positif terhadap pengalaman belajar peserta didik. Dengan demikian, guru memiliki peran yang strategis dalam menciptakan budaya dan pola komunikasi di dalam kelas melalui proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didiknya.

Di dalam proses pembelajaran, kemampuan untuk berkomunikasi dengan peserta didik menjadi salah satu kemampuan guru yang harus dimiliki dalam pengelolaan kelas (classroom management), khususnya dalam menciptakan iklim kelas yang positif, memberi stimulasi dan energi (positive, stimulating, and energizing classroom climate) (Brown, 2001: 202). Iklim kelas yang positif memberi fasilitas terjadinya proses belajar bagi peserta didik. Kemampuan guru ber-komunikasi dengan peserta didik ini terintegrasi dengan kepribadian guru yang dikembangkan pada kompetensi personal dan kemampuan

Berkomunikasi dengan Peserta Didik

bersosialisasi guru yang dikembangkan pada kompetensi sosial. Untuk itu, guru perlu memahami konsep, prinsip, dan strategi komunikasi secara umum dalam mengelola hubungan sosial menggunakan bahasa yang kemudian diaplikasikan dan disesuaikan olehnya dalam konteks proses pembelajaran di sekolah.