5. 5. Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara BAINPROM-SU

24 modal hanya dapat tercapai apabila faktor penunjang yang menghambat iklim penanaman modal dapat diatasi, antara lain melalui perbaikan koordinasi antar instansi pemerintah pusat dan daerah, penciptaan birokrasi yang efisien, kepastian hukum di bidang penanaman modal, biaya ekonomi yang berdaya saing tinggi, serta iklim usaha yang kondusif di bidang ketenaga kerjaan dan keamanan berusaha. Dengan perbaikan berbagai faktor penunjang tersebut, diharapkan realisasi penanaman modal akan membaik secara signifikan. 17 Penciptaan iklim investasi yang kondusif yang menyangkut insentif, kemudahan usaha, ketertiban dan kepastian hukum berusaha biasanya dituangkan dalam suatu peraturan yang biasanya tidak sama antara satu daerah dengan daerah lainnya. Untuk menilai apakah penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut sudah berjalan dengan efektif, maka digunakanlah indikator kinerja sebagai tolok ukur dalam penilaian hasil kinerja sehingga dapat dilakukan evaluasi. Indikator kinerja dari penciptaan iklim investasi yang kondusif tersebut yaitu bertambahnya nilai investasi PMAPMDN serta adanya prosedur investasi yang lebih efisien dan efektif. 18

I. 5. 5. Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara BAINPROM-SU

BAINPROM-SU merupakan lembaga teknis daerah propinsi yang merupakan unsur penunjang pemerintah daerah yang mempunyai fungsi koordinasi dan perumusan kebijakan pelaksanaan serta fungsi pelayanan masyarakat. Badan ini 17 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, bagian penjelasan hal. 1. 18 Rencana Strategis BAINPROM-SU. Universitas Sumatera Utara 25 membantu gubernur dalam menentukan kebijaksanaan di bidang perencanaan penanaman modal dan promosi serta penilaian atas pelaksanaannya. Untuk menyelesaikan tugas tersebut BAINPROM-SU mempunyai fungsi : 19 1. Menyusun rencana-rencana penanaman modal yang garis besarnya berisikan tujuan, susunan prioritas, strategi dan promosi penanaman modal. 2. Melakukan koordinasi dalam rangka pelayanan administrasi yang berhubungan dengan pelaksanaannya penanaman modal dan promosi. 3. Mengawasi persiapan dan perkembangan pelaksanaan penanaman modal dan promosi untuk kepentingan penilaian baik tentang pelaksanaan maupun tentang penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan. 4. Mengadakan penilaian mengenai permasalahan dan sumber-sumber potensi secara menyeluruh untuk kepentingan perencanaan penanaman modal dan promosi. 5. Menerbitkan Surat Persetujuan Penanaman Modal, pemberian fasilitas, dan perizinan pelaksanaan penanaman modal dalam rangka PMA dan PMDN. 6. Memonitor pelaksanaan pengelolaan penanaman modal dan promosi. 7. Menyampaikan laporan secara berkala tentang pelaksanaan kegiatan kepada Gubernur Sumatera Utara. 8. Melakukan kegiatan-kegiatan lain yang ditugaskan oleh Gubernur Sumatera Utara. Untuk dapat terarahnya pelaksanaan kegiatan operasional, maka dalam menjalankan tugasnya Badan Investasi dan Promosi Sumatera Utara BAINPROM- 19 Ibid. Hal. 20. Universitas Sumatera Utara 26 SU perlu melakukan analisis lingkungan terhadap faktor internal dan eksternal investasi dan promosi di Sumatera Utara, yaitu sebagai berikut : FAKTOR INTERNAL 1. Faktor Kekuatan, meliputi : a. Badan Investasi dan Promosi yang sudah dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2001 tentang Lembaga Teknis Daerah Provinsi Sumatera Utara yang didukung oleh sumber daya aparatur yang memadai serta tersedianya peraturan perundangan ynag kondusif. b. Letak geografis Sumatera Utara yang sangat strategis, yang memiliki aksesibilitas yang sangat tinggi terhadap kawasan Asia Pasifik, Timur Tengah, Afrika, dan Eropa, sehingga sangat mendukung kegiatan investasi. c. Sumber daya alam potensial Provinsi Sumatera Utara yang pemanfaatannya masih dapat ditingkatkan an tersedianya sumber daya manusia serta sumber daya buatan yang memadai. 2. Faktor Kelemahan, meliputi : a. Kualitas sumber daya aparatur masih terbatas khususnya dalam berbahasa asing dan terbatasnya kemampuan teknik analisa. b. Belum diterbitkannya peraturan perundangan tentang penanaman modal yang baru secara naional. c. Lemahnya koordinasi antar instansi terkait dalam penciptaan iklim investasi yang kondusif. Universitas Sumatera Utara 27 d. Keterbatasan kewenangan dalam menerbitkan surat persetujuan dan izin-izin turutan lainnya yang dibutuhkan oleh investor. FAKTOR EKSTERNAL 1. Faktor Peluang, meliputi : a. Telah adanya kerja sama ekonomi regional, seperti : ASEAN, APEC, dan sub regional, seperti : IMT-GT. b. Berkembangnya ekonomi pasar secara global. c. Telah adanya hubungan bilateral dengan luar negeri seperti sister province dan sisiter city. d. Adanya perwakilan negara asing di Sumatera Utara. e. Telah tersedianya teknologi informasi. f. Minat investor asing yang masih tetap tinggi untuk berinvestasi di Sumatera Utara. 2. Faktor Ancaman, meliputi : a. Perkembangan yang pesat di bidang infrastruktur pada negara ASEAN lainnya yang merangsang kedatangan investor ke negara tersebut. b. Pemberian insentif bagi investor di negara-negara ASEAN lainnya sangat mendukung pertumbuhan investasi. c. Adanya persamaan potensi sumber daya alam pada negara ASEAN. d. Stabilisasi keamanan dan ketertiban secara nasional yang belum mantap sehingga menimbulkan keraguan bagi invesor. Universitas Sumatera Utara 28

I. 6. Defenisi Konsep