5. 2. 1. Tujuan Investasi 5. 2. 2. Regulasi Investasi

14

I. 5. 2. Investasi

Menurut Kamaruddin Ahmad, investasi adalah : menempatkan uang atau dana dengan harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang atau dana tersebut. 13 Umumnya investasi dikategorikan dua jenis, yaitu aset riil real assets dan aset keuangan financial assets. Aset riil adalah bersifat berwujud seperti gedung- gedung, kendaraan, dan sebagainya. Sedangkan aset keuangan merupakan dokumen surat-surat klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut. Di antara sekian banyak perbedaan antara aktiva riil dengan aktiva keuangan, daya tariknya adalah likuiditas. Likuiditas diartikan mudahnya mengkonversi suatu aset menjadi uang, dan biaya transaksi cukup rendah. Riil aset secara umum kurang likuid dari pada aset keuangan, hal ini disebabkan sifat heterogennya dan khusus kegunaannya. Disamping itu, return aset riil biasanya sulit untuk diukur secara akurat, kepemilikan yang tidak luas, juga tidak tersedianya pasar yang aktif. Bagi seseorang yang ingin melakukan investasi yang menguntungkan atau setidaknya untuk mengamankan kekayaan dan berbagai resiko yang mungkin terjadi, dia mempunyai banyak pilihan investasi.

I. 5. 2. 1. Tujuan Investasi

13 Kamaruddin Ahmad, Dasar-Dasar Manajemen Investasi, Jakarta:Rineka Cipta,1996, hal.3. Universitas Sumatera Utara 15 Ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah : 14 1. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan datang. Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana berusaha untuk mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak berkurang di masa yang akan datang. 2. Mengurangi tekanan inflasi. Dengan melakukan investasi dalam pemilihan perusahaan atau objek lain, seseorang dapat menghindarkan diri agar kekayaan atau harta miliknya tidak merosot nilainya karena digerogoti oleh inflasi. 3. Dorongan untuk menghemat pajak. Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu.

I. 5. 2. 2. Regulasi Investasi

Untuk melakukan investasi di suatu wilayah, maka diperlukan suatu peraturan yang mengatur tentang investasi tersebut. Berkenaan dengan berbagai peraturan mengenai investasi penanaman modal, tentunya yang dijadikan acuan dasar adalah undang-undang. Undang-undang yang dimaksudkan tersebut adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman 14 Ibid, hal.4. Universitas Sumatera Utara 16 Modal. Di dalam Undang-Undang ini terdapat kebijakan dasar penanaman modal yang menyatakan bahwasannya pemerintah menetapkan kebijakan dasar penanaman modal untuk mendorong terciptanya iklim usaha nasional yang kondusif bagi penanaman modal untuk penguatan daya saing perekonomian nasional dan mempercepat peningkatan penanaman modal. Dalam menetapkan kebijakan dasar sebagaimana dimaksud tersebut, maka pemerintah memberi perlakuan yang sama bagi penanam modal dalam negeri dan penanam modal asing dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional, menjamin kepastian hukum, kepastian berusaha, dan keamanan berusaha bagi penanam modal sejak proses pengurusan perizinan sampai dengan berakhirnya kegiatan penanaman modal sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, dan juga membuka kesempatan bagi perkembangan dan memberikan perlindungan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Kegiatan investasi itu sendiri bisa dilakukan dalam bentuk penanaman modal dalam negeri yaitu dalam bentuk badan usaha yang berbentuk badan hukum maupun tidak berbadan hukum atau usaha perseorangan sedangkan penanaman modal asing wajib dalam bentuk perseroan terbatas PT berdasarkan hukum Indonesia dan berkedudukan di dalam wilayah Negara Republik Indonesia, kecuali ditentukan lain oleh Undang-Undang. Penanam modal investor dalam negeri dan asing yang melakukan penanaman modal dalam bentuk perseroan terbatas dilakukan dengan : 1. Mengambil bagian saham pada saat pendirian perseroan terbatas PT. 2. Membeli saham. Universitas Sumatera Utara 17 3. Melakukan cara lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Bidang Usaha Semua bidang usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal, kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan. Bidang usaha yang tertutup bagi penanam modal asing adalah : 1. Produksi senjata, mesiu, alat peledak, dan peralatan perang. 2. Bidang usaha yang secara eksplisit dinyatakan tertutup berdasarkan Undang- Undang. Pemerintah berdasarkan Peraturan Presiden menetapkan bidang usaha yang tertutup untuk penanaman modal, baik asing maupun dalam negeri, dengan berdasarkan kriteria kesehatan, moral, kebudayaan, lingkungan hidup, pertahanan dan keamanan nasional, serta kepentingan nasional lainnya. Sedangkan untuk bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan berdasarkan kriteria kepentingan nasional, yaitu perlindungan sumber daya alam, perlindungan dan pengembangan usaha kecil, menengah, dan koperasi UKMK, pengawasan produksi dan distribusi, peningkatan kapasitas teknologi, partisipasi modal dalam negeri, serta kerja sama dengan badan usaha yang ditunjuk pemerintah. Pemerintah wajib menetapkan bidang usaha yang dicadangkan untuk usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi serta bidang usaha yang terbuka untuk usaha besar dengan syarat harus bekerja sama dengan usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi. Disamping itu, pemerintah melakukan pembinaan dan pengembangan Universitas Sumatera Utara 18 usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi melalui program kemitraan, peningkatan daya saing, pemberian dorongan inovasi dan perluasan pasar, serta penyebaran informasi yang seluas-luasnya. Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab Penanam Modal Setiap penanam modal berhak mendapatkan : 1. Kepastian hak, hukum, dan perlindungan. 2. Informasi yang terbuka mengenai bidang usaha yang dijalankannya. 3. Hak pelayanan 4. Berbagai bentuk fasilitas kemudahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Setiap penanam modal berkewajiban : 1. Menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik Good Corporate Governance. 2. Melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan Corporate Social Responsibility, yaitu kewajiban untuk membuat piliha dan mengambil tindakan yang akan memberikan kontribusi terhadap kesejahteraan dan kepentingan masyarakat serta organisasi itu sendiri. 15 3. Membuat laporan tentang kegiatan penanaman modal dan menyampaikannya kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal BKPM atau Badan Investasi dan Promosi BAINPROM. 4. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. 15 Richard L. Daft, Manajemen, Edisi ke-6, Jakarta:Salemba Empat, 2007, hal. 213. Universitas Sumatera Utara 19 Setiap penanam modal bertanggung jawab : 1. Menjamin tersedianya modal yang berasal dari sumber yang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 2. Menanggung dan menyelesaikan segala kewajiban dan kerugian jika penanam modal menghentikan atau meninggalkan atau menelantarkan kegiatan usahanya secara sepihak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 3. Menciptakan iklim usaha persaingan yang sehat, mencegah praktik monopoli, dan hal lain yang merugikan negara. 4. Menjaga kelestarian lingkungan hidup. 5. Menciptakan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja. 6. Mematuhi semua ketentuan peraturan perundang-undangan. 7. Penanam modal investor yang mengusahakan sumber daya alam yang tidak terbaharui unrenewable natural resources wajib mengalokasikan dana secara bertahap untuk pemulihan lokasi yang memenuhi standar kelayakan lingkungan hidup, yang pelaksanaannya diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pengesahan dan Perizinan Perusahaan Perusahaan penanam modal yang akan melakukan kegiatan usaha waajib memperoleh izin sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dari instansi yang memiliki kewenangan, kecuali ditentukan lain dalam undang-undang. Universitas Sumatera Utara 20 Izin sebagaimana yang dimaksud adalah diperoleh melalui pelayanan terpadu satu pintu. Pelayanan terpadu satu pintu bertujuan membantu penanam modal dalam memperoleh kemudahan pelayanan, fasilitas fiskal, dan informasi mengenai penanaman modal. Pelayanan terpadu satu pintu tersebut dilakukan oleh lembaga atau instansi yang berwenang di bidang penanaman modal yang mendapat pendelegasian atau pelimpahan wewenang dari lembaga atau instansi yang berwenang mengeluarkan perizinan dan non perizinan di provinsi atau kabupatenkota. Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal Pemerintah atau pemerintah daerah menjamin kepastian dan keamanan berusaha bagi pelaksanaan modal. Pemerintah daerah menyelenggarakan urusan penanaman modal yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan penyelenggaraan penanaman modal yang menjadi urusan pemerintah. Penyelenggaraan urusan pemerintahan di bidang penanaman modal yang merupakan urusan wajib pemerintah daerah didasarkan pada kriteria eksternalitas, akuntabilitas, dan efisiensi pelaksanaan kegiatan penanaman modal. Penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas provinsi menjadi urusan pemerintah dan penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya lintas kabupatenkota menjadi urusan pemerintah provinsi. Sedangkan penyelenggaraan penanaman modal yang ruang lingkupnya berada dalam satu kabupatenkota menjadi urusan pemerintah kabupaten kota. Universitas Sumatera Utara 21 Dalam urusan pemerintahan di bidang penanaman modal, yang menjadi kewenangan pemerintah adalah : 1. Penanaman modal terkait dengan sumber daya alam yang tidak terbaharui Unrenewable Natural Sources dengan tingkat resiko kerusakan lingkungan yang tinggi. 2. Penanaman modal pada bidang industri yang merupakan prioritas yang tinggi pada skala nasional. 3. Penanaman modal yang terkait pada fungsi pemersatu dan penghubung antar wilayah atau ruang lingkupnya lintas provinsi. 4. Penanaman modal yang terkait pada pelaksanaan strategi pertahanan dan keamanan nasional. 5. Penanaman modal asing dan penanam modal yang menggunakan modal asing, yang berasal dari pemerintah negara lain yan didasarkan pada perjanjian yang dibuat oleh pemerintah dan pemerintah negara lain. 6. Bidang penanaman modal lain yang menjadi urusan pemerintah menurut Undang-Undang.

I. 5. 3. Promosi