2. Ketertiban dan Kepastian Hukum Berusaha

61 5. Telah tersedianya teknologi informasi. 6. Minat investor asing yang masih teta tinggi untuk berinvestasi di Sumatera Utara Disamping pusat jaringan informasi pasar tersebut, maka BAINPROMSU juga menyediakan informasi peluang usaha bagi berbagai industri, yaitu misalnya melalui media cetak dan elektronik serta juga dengan melalui adanya kerja sama dengan para instansi terkait yang bersifat vertikal maupun horizontal, seperti misalnya pemerintah kabupatenkota yang ada di wilayah Sumatera Utara untuk turut membant supaya menghidupkan iklim investasi di wilayahnya masing-masing terutama juga pembinaan terhadap sektor riil seperti usaha kecil, menengah, dan koperasi yang merupakan salah satu ujung tanduk dari perekonomian Indonesia.

V. 2. Ketertiban dan Kepastian Hukum Berusaha

Seseorang yang berniat untuk menanamkan modalnya di suatu wilayah, pasti pertama kali mempertimbangkan faktor-faktor lingkungan yang ada di wilayah tersebut, salah satunya yang paling penting adalah keamanan dan kenyamanan dalam berusaha, apakah dari wujud premanisme maupun gangguan-gangguan lainnya yang sampai pada titik meresahkan pada diri pengusaha. Selain itu, adanya payung hukum yang jelas yang bisa memberikan perlindungan secara legal formal mengenai eksistensi usahanya kelak juga memberikan sumbangsih untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif. Evaluasi hukum secara berkala juga sebaiknya dilaksanakan dengan berlandaskan kepada gambaran kondisi terkini, sehingga tidak memaksakan terhadap suatu peraturan yang sudah usang. Di Sumatera Utara misalnya, menurut hasil wawancara yang telah dilaksanakan sewaktu penelitian diperoleh keterangan bahwasannya tidak ada hal-hal yang secara Universitas Sumatera Utara 62 signifikan memberikan gangguan stabilitas keamanan berusaha di wilayah Sumatera Utara, namun hal ini sangat timpang sekali ketika sering ditemukan fakta di lapangan yang sangat marak terjadi, yaitu seperti adanya pungutan liar pungli yang kerap terjadi dan menimpa calon investor ataupun kepada investor yang memang sudah lama menanamkan modalnya di Sumatera Utara. 27 Biasanya orang yang meminta pungutan-pungutan liar tersebut biasanya mengatas namakan mereka adalah dari OKP organisasi kepemudaan yang ada di wilayah setempat, mereka berdalih uang tersebut digunakan untuk menjaga stabilitas keamanan diwilayah setempat, padahal tindakan yang sudah mereka lakukan itu justru sudah sangat mengganggu stabilitas keamanan dan kenyamanan orang yang ingin berusaha, hal ini bisa memicu dampak yang negatif seperti keengganan investor untuk menanamkan modalnya kembali di Sumatera Utara. Disamping tindakan yang tergolong premanisme seperti yang sudah dipaparkan sebelumnya, ada lagi gangguan-gangguan yang sudah sangat familiar terdengar di telinga kita dan sudah menjadi masalah utama yang terjadi di provinsi kita ini, yaitu minimnya stok arus listrik dan gas. Hal ini sebenarnya sangat mengganggu sekali, apalagi jika banyak calon invesor yang ingin berinvestasi di bidang industri yang notabene pasti membutuhkan arus listrik dalam jumlah besar, hal ini seharusnya membutuhkan perhatian khusus dari BAINPROM untuk mengajak piha-pihak terkait merundingkan masalah sampai bertemu dengan titik solusinya. Disamping gangguan-gangguan yang bersifat teknis tersebut ada lagi permasalahan yang sebenarnya sangat mendasar mengenai usaha perbaikan iklim investasi di wilayah Sumatera Utara ini, yaitu terdapatnya peraturan daerah perda bermasalah yang menyalahi 27 Masalah keamanan khususnya dalam hal kutipan tidak resmi yang mengakibatkan high cost economy yang berimplikasi terhadap relokasi industri ke daerah atau negara lain. Universitas Sumatera Utara 63 aturan banyaknya perda yang dikeluarkan tidak mendukung pertumbuhan investasi di Sumatera Utara. Hal itu memberikan aksentuasi bahwasannya rendahnya kepastian hukum bagi perusahaan investor yang membuat perusahaan rentan dengan goncangan dan dan dapat terlihat dengan banyaknya tumpang tindih overlapping kebijakan investasi karena belum mantapnya pelaksanaan asas desentralisasi. 28 Hal tersebut bertentangan dengan hasil wawancara yang telah dilaksanakan dengan kepala bidang organisasi dan hukum yang menyatakan bahwasaannya perda mengenai investasi di Sumatera Utara ini dirasakan sudah efektif, padahal analisa tersebut tidak sepenuhnya benar karena buktinya masih ada laporan-laporan yang menyatakan dan menggugat bahwasannya perda di Sumatera Utara kurang mendukung terciptanya iklim usaha yang kondusif di Sumatera Utara. Apalagi ditambah dengan masih adanya campur tangan dari pihak pusat dalam masalah perizinan, sehingga canangan kebijakan satu atap pelayanan masih hanya sekedar wacana saja. Hal tersebut menggambarkan bahwasannya belum mantapnya pelaksanaan asas desentralisasi dalam bidang investasi di Indonesia umumnya, dan di Sumatera Utara khususnya.

V. 3. Insentif