Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
Kerusakan mengenai bagian superfisial dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea masih utuh. Penyembuhan
terjadi secara spontan dalam waktu 10-14 hari. - Derajat II dalam deep
Kerusakan hampir seluruh bagian dermis. Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian masih utuh. Penyembuhan
terjadi lebih lama, tergantung apendises kulit yang tersisa. Biasanya penyembuhan terjadi dalam waktu lebih dari satu bulan.
c. Luka bakar derajat III - Kerusakan meliputi seluruh ketebalan dermis dan lapisan yang lebih dalam
- Apendises kulit seperti folikel rambut, kelenjar keringat, kelenjar sebasea mengalami kerusakan
- Tidak dijumpai bula - Kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan pucat, kering, letaknya lebih
rendah dibandingkan kulit sekitar koagulasi protein pada lapis epidermis dan dermis
- Tidak dijumpai rasa nyeri, bahkan hilang sensasi karena ujung-ujung saraf sensorik mengalami kerusakan kematian.
- Penyembuhan terjadi lama karena tidak ada proses epitelisasi spontan baik dari dasar luka, tepi luka maupun apendises kulit Moenadjat, 2003.
2.9. Penyembuhan luka
Tindakan yang dapat dilakukan pada luka bakar adalah dengan memberikan terapi lokal dengan tujuan mendapatkan kesembuhan secepat mungkin, sehingga jumlah
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
jaringan fibrosis yang terbentuk akan sedikit dan dengan demikian mengurangi jaringan parut. Diusahakan pula pencegahan terjadinya peradangan yang merupakan hambatan
paling besar terhadap kecepatan penyembuhan Henderson M. A, 1997.
Proses penyembuhan luka yang dibagi dalam tiga fase yaitu fase inflamasi, proliferasi dan penyudahan yang merupakan penyerupaan kembali remodeling
jaringan. 1. Fase inflamasi
Fase inflamasi berlangsung sejak terjadinya luka sampai hari kelima. Pembuluh darah yang terputus pada luka menyebabkan pendarahan dan tubuh akan berusaha
menghentikannya dengan vasokonstriksi. Pengerutan pembuluh yang terputus retraksi dan reaksi hemostasis. Hemostasis terjadi karena trombosit yang keluar dari pembuluh
darah saling melengket dan bersama dengan jala fibrin yang terbentuk membekukan darahyang keluar dari pembuluh darah.
Sel mast dalam jaringan ikat menghasilkan serotonin dan histamin yang meningkatkan permeabilitas kapiler sehingga terjadi eksudasi cairan, pembentukan sel
radang disertai vasodilatasi setempat menyebabkan pembengkakan.
2.Fase proliferasi Fase proliferasi disebut juga fibroplasia karena yang menonjol adalah proses
proliferasi fibroblas. Fase ini berlangsung dari akhir fase inflamasi sampai kira-kira akhir minggu ketiga. Pada fase ini serat kolagen yang mempertautkan tepi luka.
3. Fase penyudahan
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
Pada fase ini terjadi proses pematangan yang terdiri dari penyerapan kembali jaringan yang berlebih dan perupaan kembali jaringan yang terbentuk. Fase ini dapat
berlangsung berbulan-bulan dan dinyatakan berakhir kalau semua tanda radang sudah lenyap. Tubuh berusaha menormalkan kembali semua yang menjadi abnormal karena
proses penyembuhan Sjamsuhidajat. R dan Wim de jong, 1997.
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009