Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah metode eksperimental meliputi identifikasi sampel, pengumpulan dan pengolahan sampel, pemeriksaan karakteristik simplisia, skrining
fitokimia, pembuatan ekstrak, fraksinasi ekstrak, pembuatan krim, pengujian efek krim terhadap luka bakar dan analisa data dengan Statistical Program Service Solution
SPSS metode Duncan.
3.1. Alat-alat yang digunakan
Alat-alat gelas laboratorium, lemari pengering, blender Nasional, oven listrik Fisher Scientitic, neraca kasar Ohaus, neraca analitis Mettler Toledo, pH meter
Kent EIL 7020, mikroskop Nikon, pisau cukur, gunting, penangas air, termometer, api bebas, lempeng logam berdiameter 2 cm, cawan porselin, spuit, pot plastik, mortir
dan stamfer, jangka sorong, sudip, spatula.
3.2. Bahan-bahan yang digunakan
Semua bahan-bahan kimia yang digunakan kecuali dinyatakan lain adalah berkualitas proanalisa yaitu etanol 96, air suling, n-heksan, etilasetat, natrium
hidroksida, asam asetat glasial, besi III klorida, asam klorida pekat, asam sulfat pekat, timbal II asetat, kloroform, isopropanol, natrium sulfat anhidrat, asam asetat anhidrat,
asam stearat, gliserin, trietanolamin, metil paraben, air suling, procain
injeksi Phapros.
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
3.3. Hewan Percobaan
Hewan yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci putih jantan dengan berat badan 1,5 – 2 kg. Hewan dikarantina dalam kandang yang sesuai sebelum dan
selama digunakan untuk uji luka bakar. Gambar kandang karantina dapat dilihat lampiran 12 halaman 45
3.4. Identifikasi Sampel Tumbuhan yang digunakan pada penelitian ini diidentifikasi di Pusat Penelitian
Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Bogor. Identifikasi sampel dilakukan oleh saudara Deka dalam penelitian uji efektifitas daun tumbuhan senduduk
Melastoma malabathricum .L
terhadap penyembuhan luka bakar, peneliti menggunakan tumbuhan yang sama sehingga identifikasi tidak dilakukan kembali,
dengan menggunakan data yang telah diperoleh terlebih dahulu. Hasil Identifikasi dapat dilihat pada lampiran 2 halaman 35
3.5. Pengambilan Sampel dan Pengolahan Sampel 3.5.1 Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah daun senduduk yang berwarna hijau tua dari daerah Parsoburan, Kecamatan Habinsaran Sumatera Utara.
Sampel diambil secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain.
3.5.2. Pengolahan Sampel
Daun senduduk yang telah dikumpulkan dibersihkan dari pengotoran dengan air bersih, ditiriskan di atas tampah yang dialasi dengan kertas koran. Selanjutnya
ditimbang sebagai berat basah sebesar 7,5 kg, kemudian dikeringkan dengan cara
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
dimasukkan kedalam lemari pengering. Setelah kering ditimbang sebagai berat kering sebesar 2.5 kg. Sampel yang telah kering diserbuk dengan blender.
3.6 Pemeriksaan Karakteristik Simplisia
Pemeriksaan karakteristik simplisia meliputi pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik, penetapan kadar air, penetapan kadar sari yang larut dalam air, penetapan
kadar sari yang larut dalam etanol, penetapan kadar abu total, penetapan kadar abu yang
tidak larut dalam asam Depkes, 1989. 3.6.1 Pemeriksaan Makroskopik
Pemeriksaan makroskopik dilakukan dengan cara mengamati simplisia meliputi bentuk, warna, ukuran dan ketebalan. Hasil dapat dilihat dalam lampiran 4 gambar 5
halaman 37
3.6.2 Pemeriksaan Mikroskopik
Pemeriksaan mikroskopik terhadap daun segar dilakukan dengan cara memotong dan mengambil bagian daun dengan penampang melintang dan membujur, ditetesi
kloralhidrat diatas kaca objek dan ditutup dengan kaca penutup kemudian diamati dibawah mikroskop, sedangkan pemeriksaan terhadap serbuk dilakukan dengan cara
menaburkan serbuk simplisia diatas kaca objek yang telah ditetesi dengan kloralhidrat dan ditutup dengan kaca penutup kemudian dilihat dibawah mikroskop. Hasil dapat
dilihat dalam lampiran 56 halaman 38-39
3.6.3 Penetapan Kadar Air Simplisia.
Penetapan kadar air dilakukan dengan metode azeotropi Destilasi Toluen. Alat meliputi labu alas 500 ml , alat penampung , tabung penerima 5 ml berskala 0,05 ml
pendingin, tabung penyambung, pemanas.
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
Cara Penetapan : Kedalam labu alas bulat dimasukkan 200 ml toluena dan 2 ml air suling, didestilasi selama 2 jam, biarkan mendingin selama 30 menit didinginkan dan
volume air pada tabung penerima dibaca. Selanjutnya kedalam labu dimasukkan 5g serbuk simplisia yang telah ditimbang seksama, lalu dipanaskan hati-hati selama 15
menit. Setelah toluena mendidih kecepatan tetesan diatur 2 tetes tiap detik hingga sebagian air tersuling, kemudian kecepatan penyulingan dinaikkan hingga 4 tetes tiap
detik. Setelah semua air tersuling, bagian dalam pendinginan dibilas dengan toluena. Destilasi dilanjutkan selama 5 menit, kemudian tabung penerima dibiarkan mendingin
sampai suhu kamar setelah air dan toluen memisah sempurna volume dibaca dengan ketelitian 0,05 ml. Selisih kedua volume air yang dibaca sesuai kandungan air yang
terdapat dalam bahan yang diperiksa. Kadar air dihitung dalam persen. Depkes RI, 1989
3.6.4 Pemeriksaan Kadar sari yang larut dalam air
Sebanyak 5 g serbuk yang telah dikeringkan diudara dimaserasi selama 24 jam dalam 100 ml air-kloroform 2,5 ml kloroform dalam air sampai 1 liter dalam labu
bersumbat sambil sesekali dikocok selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama 18 jam, disaring. Sejumlah 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal
berdasar rata dan telah ditara dan sisa dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari larut dalam air dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara
Depkes RI, 1989.
3.6.5 Pemeriksaan kadar sari yang larut dalam etanol
Sebanyak 5g serbuk yang telah dikeringkan diudara dimaserasi selama 24 jam dalam etanol 96 dalam labu bersumbat sambil dikocok sesekali selama 6 jam pertama,
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
dibiarkan selama 18 jam, kemudian disaring cepat untuk menghindari penguapan etanol, 20 ml filtrat diuapkan sampai kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang telah
ditara dan dipanaskan pada suhu 105
o
C sampai bobot tetap. Kadar sari yang larut dalam etanol dihitung terhadap bahan yang telah dikeringkan diudara Depkes RI, 1989.
3.6.6 Penetapan kadar abu total
Sebanyak 2 g serbuk yang telah digerus dan ditimbang seksama dimasukkan kedalam krus porselin yang telah dipijar dan ditara, kemudian diratakan. Krus
dipijarkan pada suhu 600
o
C sampai arang habis, kemudian didinginkan dan ditimbang sampai diperoleh bobot tetap. Kadar abu dihitung abu dihitung terhadap bahan yang
dikeringkan diudara Depkes RI, 1989.
3.6.7 Penetapan kadar abu yang tidak larut dalam asam
Abu yang diperoleh dalam penetapan kadar abu total dididihkan dalam 25 ml asam klorida 2N selama 5 menit, bagian yang tidak larut dalam asam dikumpulkan
disaring melalui kertas saring bebas abu kemudian dicuci dengan air panas. Residu dan kertas saring dipijarkan pada 600
o
C sampai bobot tetap, kemudian didinginkan dan ditimbang. Kadar abu tidak larut dalam asam dihitung terhadap bahan yang
dikeringkan. Depkes RI, 1989
3.7 Skrining Fitokimia serbuk simplisia
a. Pemeriksaan Alkaloida Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 0,5 g kemudian ditambah 1 ml asam klorida 2
N dan 9 ml air suling, dipanaskan diatas penangas air selama 2 menit. Dinginkan dan disaring. Filtrat digunakan untuk percobaan berikut :
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
- Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes larutan pereaksi Mayer, akan terbentuk endapan menggumpal berwarna putih atau kuning.
- Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah pereaksi Bouchardat, akan terbentuk endapan berwarna coklat sampai hitam.
- Filtrat sebanyak 3 tetes ditambah dengan 2 tetes pereaksi Dragendorff, akan terbentuk warna merah atau jingga.
Alkaloida positif jika terjadi endapan atau kekeruhan paling sedikit dua dari ketiga percobaan diatas Depkes, 1989
b. Pemeriksaan flavonoida Sebanyak 10 g serbuk simplisia ditambahkan air panas, dididihkan selama 5 menit
dan disaring dalam keadaan panas, ke dalam 5 ml filtrat ditambahkan 0,1 g serbuk magnesium dan 1ml asam klorida pekat dan 2 ml amil alkohol, dikocok dan
dibiarkan memisah. Flavonoida positif jika warna merah, kuning, jingga pada lapisan amil alkohol Farnsworth, 1996
c. Pemeriksaan saponin Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia, dimasukkan kedalam tabung reaksi. Ditambahkan
air panas, didinginkan kemudian dikocok kuat-kuat selama 10 detik. Jika terbentuk buih yang mantap setinggi 1 sampai 10 cm, tidak kurang dari 10 menit dan tidak
hilang dengan penambahan asam klorida 2N menunjukkan adanya saponin Depkes RI, 1989
d. Pemeriksaan Glikosida Disari 3 g serbuk simplisia dengan 30 ml campuran etanol 96 dengan air 7:3,
dan 10 ml asam sulfat 2N. Direfluks selama 1 jam, didinginkan dan disaring. Pada
Megawati Simanjuntak : Ekstraksi Dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk Melastoma
malabathricum. L
Serta Pengujian Efek Sediaan Krim Terhadap Penyembuhan Luka Bakar, 2008. USU Repository © 2009
20 ml filtrat ditambahkan 25 ml Timbal II asetat 0,4M, dikocok dan didiamkan selama 5 menit, disaring. Disari filtrat 3 kali, tiap kali dengan 20 ml campuran
kloroform-isopropanol 3:2. Pada kumpulan sari di tambahkan Natrium sulfat anhidrat, disaring dan diuapkan pada suhu tidak lebih dari 50
o
C. Sisa dilarutkan dengan 2 ml etanol. Larutan sisa dimasukkan dalam tabung reaksi selanjutnya
diuapkan diatas penangas air, pada sisa ditambahkan 2 ml air dan 5 tetes Molisch, ditambahkan hati-hati 2 ml asam sulfat pekat melalui dinding tabung, terbentuknya
cincin ungu pada batas kedua cairan menunujukkan adanya gula, dengan demikian menunjukkan adanya glikosida Depkes RI, 1989
e. Pemeriksaan tanin Sebanyak 0,5 g serbuk simplisia, disari dengan 10 ml air suling lalu dipanaskan,
disaring. Filtratnya diencerkan dengan air sampai tidak berwarna. Larutan diambil sebanyak 2 ml dan ditambahkan 1-2 tetes pereaksi besi III klorida 1. Jika terjadi
warna biru atau hijau kehitaman, menunjukkan adanya tanin Depkes RI, 1989.
d. Pemeriksaan Steroida dan triterpenoida