Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
yang menjelaskan atau sahibnya yaitu kata ‘aliyyun. Oleh karena
itu hal boleh mendahului ‘amilnya yaitu fi‘l madi j a.
• Apabila
h lun itu berupa sifat yang menyerupai fi‘l mutasarrif. Contoh :
musri‘an ‘aliyyun muntaliqun “ Ali berangkat dengan cepat”. Kata
musri’an adalah hal yang berupa sifat yang menyerupai fi‘l mutasarrif, yang mendahului ‘amilnya
yaitu muntaliqun.
3. Membuang h lun dari ‘amil dan sahibnya
Pada dasarnya h lun boleh disebutkan ataupun tidak, karena ia
merupakan keterangan tambahan. Pada umumnya membuang
h lun dari ‘amil dan sahibnya dilakukan apabila adanya
qar natun Al-Gulayaini, 2007: 418. Qarinah adalah kalimat yang dapat mencukupi atau menggantikan
tempat h lun. Ini terjadi apabila
h lun berupa ucapan atau perkataan yang apabila tidak disebutkan sudah dicukupi kejelasannya dengan qarinah.
Contoh surat Al-Baqarah ayat 222 :
…….
………
fa‘tazil al-nis a f al-mah di.“ oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh ”.
Pada ayat di atas ‘
milu al-h li adalah fi‘l amr “ ”
i‘tazil , dan s hibu al-h li adalah “
” al- nis ’a, dan
h lun dari ayat di atas adalah jarun majrurin “ ” fi al-
mah di, yang disebut dengan qarinah, karena sebagai pengganti
h lun yang dibuang dari ‘amil dan sahibnya.
4. Membuang
s hibu al-h li. Membuang
s hibu al-h li dapat dilakukan apabila adanya qarinah Al-Gulayaini, 2007: 418, namun kali ini qarinah adalah kata yang dapat
mencukupi atau menggantikan tempat s hibu al-h li.
Contoh pada surat Al-Furqan ayat 41 :
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
………..
aha al-la ba’asa all hu ras lan. “Inikah orangnya yang di utus Allah sebagai Rasul?.
Pada contoh ayat di atas terdapat kata
ba’asa sebenarnya setelah kata ini terdapat kata ganti atau damir muttasil “ ”hu yang
menjadi s hibu al-h li, namun dibuang atau dihapus
karena adanya qarinah yaitu kata
ras lan yang juga merupakan h lun pada contoh di atas.
5. Membuang ‘
milu al-h li.
Pada bagian ini untuk membuang ‘
milu al-h li terdapat dua hukum untuk membuangnya yaitu wajib dan boleh Al-Gulayaini, 2007: 418.
1. Wajib membuang
‘
milu al-h li apabila : •
Apabila h lun tersebut menerangkan pertambahan dan pengurangan
sesuatu dengan cara berangsur-angsur, dengan syarat hal tersebut harus disertai huruf “
“fa. Contoh :
asytari al- sawba bid narin
fan zilan. “ saya membeli pakaian dengan harga kurang dari satu dinar”. Kata
n zilanadalah hal yang disambungkan dengan huruf “ “fa, sebelum hal ini sebenarnya terdapat
‘ milu al-h li yang
dibuang yaitu kata zahaba al-‘adadu. Yang dimaksud dengan
zahaba al-‘adadu adalah harga yang mengalami pengurangan atau penurunan.
• Apabila
h lun tersebut dipergunakan untuk menegur. Contoh :
aq ’idan ‘an al-’amali, wa qad q ma al-n su. “ apakah engkau masih duduk, sedangkan orang sudah
pergi bekerja”. Kata q ’idan adalah hal yang dipergunakan untuk
menegur, sebenarnya sebelum kata ini ada ‘amil hal yang dibuang yaitu kata
y jadu yang berupa fi‘l mud ri‘. •
Apabila h lun sebagai penguat kalimat.
Contoh : huwa akh am nan. “ dia adalah saudaraku yang
jujur”. Pada contoh ini kata am nan adalah
h lun sebagai penguat kalimat
huwa akh , sebenarnya sebelum kata
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
am nan ada ‘amil hal yang dibuang yaitu kata u’arrifuhu “ saya
mengenalnya”. •
Apabila h lun menutupi khabar.
Contoh : ta’d b al-gul ma muhsinan “ asuhanku
terhadap anak itu baik”. Kata muhsinan merupakan hal yang
menutupi lowongan khabar. Sebenarnya sebelum kata ini terdapat ‘amil hal yang dibuang yaitu kata
yuq lu “ dikatakan”. •
Apabila hal tersebut berupa ucapan yang sering didengar. Contoh :
marhaban laka “ selamat datang untukmu”. Kata marhaban adalah hal yang sering diucapkan, sedangkan ‘amilnya
yang dibuang adalah kata qultu “ saya berkata”.
2. Boleh membuang ‘
milu al-h li. Boleh membuang ‘amil hal apabila ‘amil hal tidak termasuk pada bagian
yang wajib. Contoh : r kiban “ berkendara”. Diucapakan seperti itu
jika ada yang bertanya kaifa ji’ta “ dengan bagaimana engkau
datang?”.
2.6. Penggolongan h lun.