Penelitian Sebelumnya Pengertian H lun. Pengertian ‘ milu al-H li dan S hibu al-h li

Zulfan : Analisis H LUN Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Sebelumnya

Penelitian mengenai h lun di Program Studi Bahasa Arab FS USU sudah pernah diteliti sebelumnya oleh saudara Nur El Fuadi NIM: 810711839 dengan judul “Suatu Analisis Tentang H lun Dalam Bahasa Arab”, dalam penelitian ini beliau hanya mendeskripsikan atau menjelaskan hal seperti: pembagian hal, syarat-syarat hal, ‘ milu al-h li, dan s hibu al-h li. Adapun yang peneliti bahas adalah mengenai h lun yang ada di dalam surah Al-Baqarah dengan melihat stuktur h lun dan aqs mu al-h li ‘penggolongan hal’ pada surat Al-Baqarah dalam Al-Qur’an.

2.2. Pengertian H lun.

Al-Hasyimi t.t.: 223 dalam bukunya ‘Al- qaw ’idu Al-asasiyatu li Al- lugati Al-‘arabiyati’ bahwa yang dimaksud dengan h lun adalah sebagai berikut: al- h lu: wasfun fadlatun yubayyinu haiata s hibihi ‘inda sud ri al-fi’li. “Hal adalah sifat yang menjelaskan keadaan ism yang ketika terjadinya pekerjaan”. Sedangkan Al-Gulayaini 2007: 407 menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan h lun adalah: al- h lu : wasfun fadlatun yuzkaru libay ni haiati al-ismi allaz yak nu al-wasfu lahu. “Sifat yang disebutkan untuk menjelaskan keadaan ism yang disifatinya”. Menurut Al-Ahdal 1994: 51 yang dimaksud dengan h lun adalah: Zulfan : Analisis H LUN Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009 al- h lu huwa al-wasfu al-mans bu al-mufassiru lima inbahama min al- hayyi ti. “Hal adalah sifat yang mansub yang menerangkan segala sesuatu keadaan yang belum jelas”. Contoh: j `a Zaidun f rihan. “Zaid datang dengan senang”. Kata f rihan merupakan kata sifat yang menjadi h lun yang menjelaskan isim sebelumnya s hibu al-h li yaitu kata zaidun yang merupakan f ’il, sedangakan kata j a yang menjadi ‘ milu al- h li atau faktor yang menyebabkan h lun tersebut menjadi mansub.

2.3. Pengertian ‘ milu al-H li dan S hibu al-h li

Menurut Al-Gulayaini 2007: 412 yang dimaksud ‘ milu al-H li adalah: milu al-h li: m taqaddama ‘alaiha min fi’lin, aw syibhihi, aw ma’n hu. Amilu al-hali adalah f’il kata kerja, Syibhu f’il sifat yang dibentuk dari kata kerja, dan ma’na al-f’il mengandung pengertian kata kerja yang mendahului h lun.  al-fi’lu ‘Kata kerja’, contoh: j a muhammadun f rihan ‘Muhammad telah datang dengan senang’. Pada contoh ini yang menjadi milu al-h li adalah fi‘l madi “ ” j a.  syibhu al-fi’li ‘Sifat yang dibentuk dari kata kerja’, contoh: m mus firun khal lun m syiyan ‘Tidaklah musafir itu si Khalil yang berjalan’. Pada contoh ini yang menjadi ‘ milu al-h li kata “ ” mus firun yang terbentuk dari syibhu al-fi’li.  ma’na al-fi’li ‘Mengandung pengertian kata kerja’, terdiri dari : 1. ismu al-fi’li ‘Ism f‘il ’. Contoh: naz li musri‘an ‘ turunlah dengan segera ‘. 2. ismu al- isy rah ‘Ism isyarah kata tunjuk’ Contoh: h a rajulun mu’minan ‘ Laki-laki ini seorang mukmin’. 3. adaw tu al-tasyb hi ‘Kata yang menyatakan persamaan’ Contoh: kaanna kh lidan asadan ‘Khalid seperti singa’. Zulfan : Analisis H LUN Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009 4. adaw tu al-tamann wa al-taraj ‘ kata yang mengandung suatu harapan’. Contoh: laita al-sur ra d iman ‘indan ‘Semoga kami selalu dalam keadaan senang’. 5. adaw tu al-istifh mu ’Kata Tanya’. Contoh: kaifa anta q iman ? ‘Bagaimana kamu berdiri?’ 6. harfu al- tanb hi ‘Huruf yang menyatakan peringatan’ Contoh: h huwa al-badru t li’an ‘Inilah dia bulan purnama’. 7. al- j ru wa al-majr ru ‘jarun majrurin’. Contoh: al-farasu laka wahdaka ‘Kuda itu milikmu sendiri’ 8. al-zarfu ‘ kata yang menunjukkan keterangan tempat dan waktu’. Contoh: ladain al-tull bu muhsinan’ Kami memiliki siswa-siswa yang baik’. 9. harfu al- nid ’ ‘Kata Seruan’. Contoh: y ayyuha al-tull bu mujtahid na ‘Wahai murid-murid yang bersungguh-sungguh’. Al-Gulayaini 2007: 412-413 menambahkan bahwa yang dimaksud dengan S hibu al-h li adalah: s hibu al-h li : m k nat al-h lu wasfan lahu f al-ma’n ‘Sahibu al-hali adalah kata yang disifati h lun dari segi makna’. Contoh: raja’a muhammadun b kiyan ‘Muhammad pulang dengan menangis’. Pada dasarnya s hibu al-h li berupa ism ma‘rifah, namun adakalanya s hibu al-h li berupa ism nakirah, dengan syarat :

1. Apabila

s hibu al-h li didahului oleh h lun. Contoh: j an mujtahidan waladun ‘Telah datang kepadaku anak laki-laki yang rajin’. Pada contoh ini yang menjadi Zulfan : Analisis H LUN Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009 s hibu al-h li adalah kata “ ” waladun yang didahului oleh h lun yaitu kata “ ” mujtahidan.

2. Apabila

s hibu al-h li didahului oleh huruf nafyi, nahyi dan istifham. Contoh : m j an ahadun illa r kiban ‘Tidak seorang pun yang datang kepadaku kecuali seseorang yang berkendaraan’. Pada contoh ini yang menjadi s hibu al-h li adalah kata “ ” ahadun, yang didahului oleh huruf nafyi “ ” m . 3. Apabila s hibu al-h li dikhususkan kepada sifat dan idafah. Contoh : saalan rajulun m hirun h zinan ‘seorang lelaki yang pintar bertanya kepadaku dengan bersedih’. Pada contoh ini s hibu al-h li adalah kata “ ” rajulun yang dikhususkan kepada kata sifat “ ” m hirun. 4. Apabila setelah h lun terdapat kalimat yang disertai oleh huruf “ ” waw. Contoh : nazartu rajulan muhsinan wa huwa j lisun f al-fasli ‘Saya melihat seorang lelaki yang baik dan dia sedang duduk di dalam kelas’. Pada contoh ini s hibu al-h li adalah kata “ ” rajulan dan h lun yang setelahnya terdapat kalimat yang disertai oleh huruf “ ” waw adalah kata “ ” muhsinan.

2.4. Penanda Harkat Nasab Dalam kajian sintaksis bahasa Arab terdapat beberapa tanda nasab yaitu: