Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
am nan ada ‘amil hal yang dibuang yaitu kata u’arrifuhu “ saya
mengenalnya”. •
Apabila h lun menutupi khabar.
Contoh : ta’d b al-gul ma muhsinan “ asuhanku
terhadap anak itu baik”. Kata muhsinan merupakan hal yang
menutupi lowongan khabar. Sebenarnya sebelum kata ini terdapat ‘amil hal yang dibuang yaitu kata
yuq lu “ dikatakan”. •
Apabila hal tersebut berupa ucapan yang sering didengar. Contoh :
marhaban laka “ selamat datang untukmu”. Kata marhaban adalah hal yang sering diucapkan, sedangkan ‘amilnya
yang dibuang adalah kata qultu “ saya berkata”.
2. Boleh membuang ‘
milu al-h li. Boleh membuang ‘amil hal apabila ‘amil hal tidak termasuk pada bagian
yang wajib. Contoh : r kiban “ berkendara”. Diucapakan seperti itu
jika ada yang bertanya kaifa ji’ta “ dengan bagaimana engkau
datang?”.
2.6. Penggolongan h lun.
Al-Gulayayni 2007: 419 berpendapat bahwa aqs mu al-
h li ‘penggolongan hal terbagi menjadi sembilan, yaitu:
al- h lu al-muassisatu: h lun tuzkaru littabyini wa al-taud hi, allat l
tustaf du ma’n h bid nih . ‘Hal yang memberikan keterangan dan penjelasan kepada keadaan ism sebelumnya
s hibu al-h li, karena tanpa h lu al-muassasati keadaan
s hibu al-h li belum jelas. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 213:
k na al-n su ummatan w hidatan faba‘asa all hu al-nabiyy na mubasysy
r na wa mun ir na ”Manusia itu adalah umat yang satu. setelah timbul perselisihan, maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan”
.
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Kata
mubasyir na wa
mun ir na adalah h lun yang menjelaskan ism sebelumnya yaitu kata
al- nabiyy na yang disebut
s hibu al-h li, tanpa kata
mubasysyi r na wa mun ir na maka kalimat di atas
belum jelas. al-
h lu al-muakkadatu: hiya allat yustaf du ma’n h bid nih , wa innam yu`t bih li al-tauk di. “Hal Muakkadah adalah
h lun sebagai keterangan untuk menguatkan keadaan
s hibu al-h li, tanpa hal muakkadah pengertian kalimat sudah jelas untuk dapat dimengerti”.
al- h lu al-muakkadatu terbagi menjadi 3 tiga macam,
yaitu:
•
m yu’t bih litauk di ‘ milih , wa hiya allat tuwafiquhu ma’n faqa, aw ma’n n wa lafzan. “
h lun sebagai tauk d bagi ‘ milu al-h li yang mengandung pengertian dari sudut makna saja, ataupun pengertian makna serta
lafaznya”. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 60:
wa l ta‘saw fi al-ardi mufsid na. “dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”.
Kata
mufsidina merupakan Hal Muakkadah yang hanya mengandung pengertian makna saja dari ‘amilnya yaitu kata
ta‘saw
.
•
m yu`t bih litauk di s hibuh . “ h lun yang menguatkan
keterangan keadaan s hibu al-h li”. Contoh Surat Al-Baqarah
ayat: 29:
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
huwa allaz khalaqa lakum m fi al-ardi jam ‘an. “ Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”.
Kata
jam ‘an merupakan Hal Muakkadah yang menjelaskan
s hibu al-h li yaitu kata
m yang berupa ism mawsul.
•
m yu`t bih litauk di madm ni jumlatun ma‘q datun min ismaini ma‘rifataini j midaini. “
h lun yang menguatkan keterangan keadaan kalimat yang terdiri dari dua ism
j mid yang ma‘rifah”. Seperti contoh berikut: nahnu al-
ikhwatu muta‘ win na. “Kami adalah saudara yang saling membantu”.
Kata nahnu dan
al-ikhwatu merupakan 2 dua ism jamid yang ma‘rifah yang ditekankan kejelasannya oleh
h lun yaitu kata muta‘ win na.
.
al- h lu al-maqs datu liz tih . “Hal yang menjelaskan keadaan zat
s hibu al-h li yang berupa damir. Contoh: safarn munfarid na “Kami berjalan sendiri-sendiri”.
Kata munfarid na merupakan hal maqsudah lizatiha yang
menjelaskan keadaan zat s hibu al-h li yang berupa damir
munfasil “ “ n .
al- h lu al-m wattiatu wa hiya al-j midatu al-mausufatu, fatuzkaru
tuwattiatan lim ba‘dah . “ Hal muwatti’ah adalah hal yang menjelaskan s hibu al-h li yang berupa ism jamid yang disifati”. Contoh Surat
Al-Baqarah ayat: 133:
wa il ha ab ika ibr hima wa ism ’ la wa ish qa il han w hidan. “Dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, yaitu Tuhan yang Maha
Esa dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya.
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Kata
il ha merupakan s hibu al-h li
yang berupa ism jamid yang disifati oleh h lun yaitu kata
il han.
al- h lu al-haq qiyyatu : hiya allat tubayyinu haiata s hibuh . “H l
haq qiyyah adalah hal yang menjelaskan keadaan s hibul h l”. Contoh:
ji’tu f rihan “saya datang dengan senang”. Kata
f rihan adalah hal yang menjelaskan keadaan sahibnya yaitu damir muttasil “
“ ta. al-
h lu al-sababiyyatu: wa hiya m tubayyinu haiata m yahmilu dam ran ta’ du il s hibuh . ”Hal sababiyyah adalah hal yang menjelaskan
keadaan damir yang kembali pada sahibul hal”. Sebagaimana contoh berikut :
rakibtu al- farasa g `iban s hibuhu. “ Saya
mengendarai kuda yang tidak ada pemiliknya”. Kata
g `iban merupakan halu al-sababiyyati yang
menjelaskan damir muttasil hu yaitu pada kata s hibuhu, yang
kembali pada s hibu al-h li yaitu kata
al-farasa.
al- h lu al-jumlatu: huwa an taqa‘a al-jumlatu al-fi‘liyatu, aw al-jumlatu
al- ismiyatu, maw qi‘u al-h li, wa h naizin tak nu mu`awwalatun bimufradin.
”Hal jumlah adalah hal yang berupa jumlah, baik jumlah fi’liyah maupun jumlah ismiyah, dan dapat dita’wilkan dengan mufrad”. Contoh Surat Al-Baqarah aya 2 :
lika al-kit bu l rayba f hi.
“
Kitab Al Quran ini tidak ada keraguan padanya”
.
Contoh ayat di atas merupakan jumlah ismiyah, jika jumlah ismiyah
dita’wilkan dengan kata haqqan yang
berbentuk mufrad maka akan menjadi hal jumlah. Karena kata haqqan
pengertiannya sama dengan makna kata
l rayba f hi.
Syarat al-
h lu al-jumlatu terbagi menjadi 3 tiga, yaitu:
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
•
an tak na jumlatan khabariyatan, l talabiyatan wa la ta’ajjubiyatan. ”Harus berupa kalimat berita, tidak berupa kalimat permintaan dan kalimat yang
menunjukkan keterkejutan”.
•
an tak na gaira musaddaratin bi’al matin istiqb lin.” Tidak berupa kalimat yang menunjukkan pekerjaan yang akan datang”.
•
an tasytamila ‘al r bitin yarbutuh bi s hibi al-h li. “Harus mengandung makna yang menghubungkannya pada sahibul hal”.
al- h lu syibhu al-jumlati: huwa an taqa’a al-zarfu aw al-j ru wa al-
majr ru f mawqi’I al-h li. “H l syibhu jumlah adalah hal yang terbentuk dari zaraf atau jar majrur”. Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 61:
wa yaqtul na al-nabiyy na bigairi al-haqqi. “ Dan membunuh Para Nabi yang memang tidak dibenarkan ”.
Pada ayat di atas ‘
milu al-h li adalah fi‘l mudari‘ “ ”
yaqtul na, dan s hibu al-h li adalah damir munfasil “
” hum pada fi‘l mudari‘ “
” yaqtul na,
h lun dari ayat di atas adalah jarun majrurin “
” bigairi al-haqqi. al-
h lu al-mufradatu: m laisat jumlatan wa l syibhuh . “Hal mufradah adalah hal yang tidak berupa kalimat dan yang tidak menyerupai kalimat”.
Contoh: ji`tu m syiyan “Saya datang dengan berjalan kaki”.
Kata masyiyan merupakan
h lun mufradatun dari bentuk
ism f ’il yang menjelaskan s hibu al-h li
yaitu damir ta pada kata
ji`tu.
2.7. wawu al-