Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
2.5. Struktur H lun
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa h lun adalah sifat yang
menjelaskan ism yang disifatinya yang masih belum jelas yang disebut dengan s hibu al-h li dan faktor yang menyebabkan
h lun tersebut menjadi mansub disebut dengan
‘ milu al- h li. Dari contoh tersebut
juga dapat dilihat bahwa h lun disebutkan setelah ‘amil dan sahibnya, ini
merupakan struktur asli dari h lun Al-Gulayaini 2007 : 413 dan 415.
1. Mengakhirkan h lun dari
s hibu al-h li.
Meletakkan h lun setelah sahibnya adalah wajib hukumnya dalam ilmu
Nahwu, yaitu pada tiga tempat Al-Gulayaini, 2007: 414. •
Apabila s hibu al-h li dibatasai oleh
h lun. Contoh surat Al-Baqarah ayat 114:
……
………. l ika m k na lahum an yadkul h illa kh ’if na “ mereka itu tidak
sepatutnya masuk ke dalamnya mesjid Allah, kecuali dengan rasa takut kepada Allah.
Pada ayat di atas ‘
milu al-h li adalah fi‘l mud ri‘ yaitu “
” yadkhulu, dan sahibul hal pada ayat di atas adalah damir muttasil “
“ h yang dibatasi oleh hal yaitu kata
kh ’if na. •
Apabila s hibu al-h li dijarkan dengan
id fatun. Contoh :
yasurrun qud muka mubakkiran “ saya senang kamu datang lebih cepat”. Damir muttasil “
“ka pada kata qud muka adalah
s hibu al-h li yang diidafahkan kepadanya kata
qud mun oleh karena itu hal wajib diletakkan setelah sahibnya.
• Apabila
h lun berupa kalimat yang disertai oleh huruf “ ”
wawu al- h liyati.
Contoh surat Al-Baqarah ayat 132 :
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
fal tam tunna illa wa antum muslim na “ Maka janganlah kamu mati
kecuali dalam memeluk agama Islam. Pada contoh ayat di atas yang menjadi ‘amil hal adalah fi‘l mudari‘
tam t na yang disertai dengan sebagai tanda taukid, dan sahibnya adalah damir munfasil
antum, dan yang menjadi hal adalah susunan kata
wa antum muslim na, karena huruf “ “waw
yang mengikuti susunan kata antum muslim na adalah
“ “ wawu al-
h liyati.
2. Mengakhirkan h lun dari
‘ milu al-h li.
Wajib mengakhirkan hal dari ‘amilnya Al-Gulayaini, 2007: 418. •
Apabila ‘amilnya berupa fi‘l jamid. Contoh :
ni’ma al- waladu sad qan “ sebaik-baiknya anak
laki-laki itu adalah benar”. Pada contoh di atas yang menjadi ‘amil hal adalah kata
ni‘ma yang merupakan fi‘l jamid, dan s hibu al-h li adalah “
” al-waladu sedangkan kata sad qan
adalah halnya. •
Apabila ‘amilnya berupa ism fi‘l. Contoh :
naz li musri’an “ turunlah dengan cepat”. Kata musri’an adalah hal dari amilnya yang berupa ism fi‘l yaitu
naz li. •
Apabila ‘amilnya dihubungkan dengan “ “ atau alif lam ma‘rifah.
Contoh : kh lidun huwa al-‘ milu mujtahidan
“ Khalid adalah seorang pekerja yang rajin”. Pada contoh ini kata mujtahidan adalah hal dari ‘amilnya yaitu
‘ milun yang
dihubungkan dengan “ “, oleh karena itu hal diakhirkan dari ‘amilnya.
• Apabila ‘amilnya berupa fi‘l yang dihubungkan dengan huruf masdar.
Contoh
:
yu‘ jibun an taqraa al-darsa
musri‘an “ saya terkejut kamu membaca pelajaran dengan cepat”. Kata musri‘an adalah hal yang di akhirkan dari ‘amilnya, karena
amilnya yaitu kata taqraa, dihubungkan dengan huruf masdar “
“ an.
• Apabila ‘amilnya disertai dengan “
“ lam ibtida’.
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Contoh : laa habu musri‘an “ saya pergi dengan cepat”.
Kata musri‘an adalah hal yang diakhirkan dari halnya yaitu
a habu yang disertai dengan “ “ lam ibtida’.
• Apabila ‘amilnya berupa ism tafdil.
Contoh : ’aliyyun afsahu al-rajuli
kh t ban “ Ali adalah sefasih-fasihnya seorang khatib”. Kata
afsahu adalah ism tafdil yang menjadi ‘amil bagi kata
khat ban yang merupakan hal yang diakhirkan.
• Apabila hal menjadi penguat bagi ‘amilnya.
Contoh Surat Al-Baqarah ayat: 60:
………
wal ta’saw f al-ardi mufsid na. “dan janganlah kamu berkeliaran di muka bumi dengan berbuat kerusakan”.
Kata
mufsidina merupakan Hal yang menjadi penguat bagi ‘amilnya yaitu kata
ta‘saw •
Apabila ‘amilnya disertai dengan “ “ lam qasam.
Contoh : la’akramanna mu’minan “ sungguh akan mulia
orang yang beriman”. Kata mu’minan adalah hal yang diakhirkan
dari ‘amilnya yaitu akramanna yang disertai dengan “
“ lamqasam.
• Apabila ‘amilnya berupa masdar yang dapat ditakdirkan dengan fi‘l dan
dapat dihubungkan dengan huruf masdar. Contoh :
sarran ijtih duka t liban li al-‘ilmi “ saya senang karena kesungguhan kamu menuntut ilmu”. Kata
t liban adalah hal dari ‘amilnya yang berupa masdar sarran, dan
jika ‘amilnya ditakdirkan dengan fi‘l menjadi yasurrun an tajtahida t liban li al-‘ilmi dan dapat dihubungkan dengan
huruf masdar yaitu an.
• Apabila hal bermakna fi‘l.
Zulfan : Analisis H LUN
Pada Surat Al-Baqarah, 2009. USU Repository © 2009
Contoh : ha muhammadun muqbilan “ Muhammad
datang”. Kata muqbilan adalah hal yang bermakna fi‘l.
Namun ada kalanya juga h lun tersebut mendahului sahib dan
‘amilnya, selain itu juga ada h lun yang di buang dan ada pula sahibnya
yang dibuang, serta ‘amilnya yang dibuang, sebagai berikut:
1. Mendahulukan h lun dari