Keterangan: Mx
: mean yang dicari X
: jumlah skor N
: number of cases.
7
My = ∑ Y
N
Keterangan: My
: mean yang dicari X
: jumlah skor N
: number of cases. Selanjutnya dikonsultasikan dengan norma skala kecerdasan spiritual
dan skala nilai-nilai kejujuran siswa. Skala Kecerdasan Spiritual
No. Skor Keterangan
1 25 – 50
Rendah 2
51 – 75 Sedang
3 76 – 100
Tinggi
Skala Nilai-nilai Kejujuran Siswa No. Skor
Keterangan 1
25 – 50 Rendah
2 51 – 75
Sedang 3
76 – 100 Tinggi
Sedangkan data yang dibahas adalah dua variabel yang saling berhubungan, maka data tersebut juga dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan rumus korelasi product moment untuk mengkaji hipotesis tentang ada atau tidak adanya hubungan antara variabel X dengan variabel Y
7
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005, hlm. 43
dan apakah hubungan tersebut positif atau negatif. Adapun langkah- langkahnya sebagai berikut:
a. Mencari angka indeks dengan korelasi “r” dengan menggunakan korelasi
product moment dari Carl Pearson dengan rumus.
r
xy =
∑ XY – N. Mx. My √ ∑X
2
– N. Mx
2
∑Y
2
– N. My
2
Dengan ketentuan sebagai berikut:
r
xy = angka indeks korelasi “r” Product Moment ∑XY = mean dari hasil perkalian antara skor variabel X dan skor variabel Y
N = Number of cases jumlah frekuensibanyaknya individu Mx = mean dari skor variabel X
My = mean dari skor variabel Y ∑X
2
= jumlah seluruh skor X ∑Y
2
= jumlah seluruh skor Y Mx
2
= kuadrat dari mean skor variabel X My
2
= kuadrat dari mean skor variabel Y.
8
b. Memberi Inteprestasi terhadap
r
xy yaitu: 1
Interprestasi kasar atau sederhana, yaitu dengan mencocokan hasil perhitungan dengan angka indeks korelasi “r” product moment, seperti
tabel dibawah ini:
Tabel. 3 Interprestasi terhadap besarnya “r” product moment
Besar “r” Interprestasi
0,00 – 0,20 Antara variabel X dan variabel Y memang terdapat korelasi, akan tetapi
korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah, sehingga korelasi itu diabaikan dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y
8
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan …, hlm. 211-212
0,20 – 0,40 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau yang
rendah 0,40 – 0,70
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukup 0,70 – 0,90
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau tinggi 0,90 – 1,00
Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat atau sangat tinggi
2 Interprestasi terhadap angka indeks korelasi “r” Product Moment yaitu
dengan jalan berkonsultasi pada nilai “r” tabel rt. Apabila cara ini ditempuh maka prosedur yang akan dilalui adalah sebagai berikut:
a Merumuskan hipotesis alternatif Ha dan Hipotesis nihil Ho.
b Menguji kebenaran hipotesa yang telah dirumuskan dengan jalan
membandingkan besarnya “r” Product Moment dengan “r” yang tercantum dalam tabel nilai rt, terlebih dahulu mencari derajat
bebasnya db atau degrees of freedom df atau taraf signifikansi 1 dan 5 dengan rumus:
df = N – nr
df = Dergees of freedom N = Number of cases
nr = Banyaknya variabel yang dikorelasikan Apabila “r” sama dengan atau lebih besar dari rt, maka Hipotesa
Alternatif Ha diterima, berarti terdapat korelasi positif antara kedua variabel tersebut. Dan jika Hipotesis Nihil Ho maka tidak dapat disetujuiditerima,
berarti tidak terdapat korelasi yang positif antara kedua variabel tersebut.
3 Mencari kontribusi variabel X terhadap variabel Y, dengan rumus:
KD = r
2
x 100
KD = Kontribusi variabel terhadap Y. r
2
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y.
9
9
Anas Sudjono, Pengantar Statistik Pendidikan …, hlm. 180-193
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Sejarah Berdirinya MTs Daarul Hikmah Pamulang
Pada tahun 1978 H. Saidih selaku pendiri Yayasan MTs Daarul Hikmah sempat mencalonkan diri sebagai Kepala Desa Pamulang Barat,
namun sayang perjuangannya ternyata gagal. Namun ia mencoba mengambil hikmah dari kegagalan tersebut dengan mendirikan Yayasan
Daarul Hikmah pada tahun 1980. Pilihan nama Daarul Hikmah memiliki makna tersendiri, menurut
H. Saidih, S.Ag nama tersebut diambil karena termotivasi oleh kegagalan menjadi Kepala Desa. Pada tahun 1983 Yayasan Daarul Hikmah sudah
mengelola Madrasah Tsanawiyah dengan murid drop-out dari Sekolah lain, walaupun muridnya kebanyakan dari drop-out, ternyata sekarang
banyak di antara mereka yang sudah berhasil di berbagai bidang. Pembangunan Sekolah tersebut benar-benar atas swadaya
masyarakat. Gedung Sekolah yang ketika itu masih dari bambu banyak berasal dari infaq para wali murid. Namun secara perlahan pembangunan
Madrasah Tsanawiyah tersebut berkembang dari yang dulunya hanya satu kelas sekarang menjadi lebih dari 20 kelas.
Perintisan Sekolah ini benar-benar dari nol, karena sejak awal memang tidak memiliki modal “ungkap putra dari ketiga bersaudara ini”.
Pengorbanan H. Saidih memang tidak tanggung-tanggung, bahkan ketika
39