c. Mengacu pada nilai-nilai keislaman yang non materi seperti
keindahan, kebaikan, cinta kebenaran, belas kasihan, kejujuran dan kesucian.
d. Mengacu pada perasaan dan emosi religious dan esthetic.
9
Menurut Khalil Khavari, “kecerdasan spiritual adalah fakultas dari dimensi nonmaterial kita, ruh manusia inilah intan yang kita semua
memilikinya. Kita harus mengenalinya secara apa adanya, menggosoknya sehingga mengkilap dengan tekad yang besar dan menggunakannya untuk
memperoleh kebahagiaan abadi”.
10
Dalam Emotional Spiritual Quotient ESQ, “kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran,
perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan kecerdasan rasional, kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual secara komprehensif”.
11
Kecerdasan Spiritual mampu menilai suatu tindakan atau jalan hidup seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lainnya. Kecerdasan
ini dapat membedakan sesuatu hal, baik atau buruk. Kecerdasan ini pula memberikan rasa moral, kemampuan menyesuaiakan aturan yang kaku,
dan kemampuan memahami cinta sampai pada batasannya. Kecerdasan Spiritual sebagai bagian dari psikologi memandang
bahwa seseorang yang taat beragama belum tentu memiliki kecerdasan spiritual. Seringkali mereka memiliki sikap fanatisme,
eksklusivisme, dan intoleransi terhadap pemeluk agama lain, sehingga mengakibatkan permusuhan dan peperangan. Namun
sebaliknya, bisa jadi seseorang yang humansi-non-agamis memiliki kecerdasan spiritual yang tinggi, sehingga sikap
hidupnya inclusive, setuju dalam perbedaan agree un disagree- ment, dan penuh toleran. Hal ini menunjukkan bahwa makna
“Spirituality” keruhanian di sini tidak selalu berarti agama atau bertuhan.
12
9
Hasan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, Jakarta: PT. Ichtiar Baru Vanhoeve, 1998, jilid
VI, cet. ke-1, h. 3279
10
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Keerdasan Spiritual dalam Berpikir Integralistik dan Holistik untuk Memaknai Kehidupan, Terj dari SQ: Spiritual
Intelligence the Ultimate Intelligence oleh Rahmani Astuti, Ahmad Nadjib Burhani dan Ahmad Baiquni, Bandung: Mizan, 2001, cet. ke-2, h. xxvii
11
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual, Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001, h. 46-47
12
Abdul Mujib dan Jusuf Mudzakir. Nuansa-nuansa Psikologi Islam, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002, cet. ke-2, h. 324
“Kecerdasan spiritual adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan IQ dan EQ secara efektif, bahkan kecerdasan spiritual
merupakan kecerdasan tertinggi”.
13
Intelektual akan lebih terarah ke tempat yang benar dengan adanya kecerdasan spiritual. Begitu pula
dengan kecerdasan emosi, apabila diiringi dengan kecerdasan spiritual maka dunia dan akhirat dapat diraih, karena kecerdasan spiritual dapat
dijadikan tolak ukur dan pegangan dalam bersikap. Cara kerja pemikiran kecerdasan spiritual berpusat pada otak.
Kecerdasan spiritual tidak harus berhubungan dengan suatu agama. Kecerdasan ini dapat menghubungkan seseorang dengan makna dan ruh
esensial di belakang semua agama yang ada. Kecerdasan spiritual memungkinkan seseorang dapat menyatukan
hal yang bersifat intra-personal dan inter-personal serta dapat menjembatani kesenjangan antara diri sendiri dengan orang lain.
Pada hakikatnya seseorang dapat menggunakan kecerdasan spiritual untuk mencapai diri yang lebih utuh, karena berhak
memiliki potensi tersebut.
14
Dalam Islam, hal-hal yang berhubungan dengan kecakapan emosi dan spiritual seperti
konsistensi istiqamah, kerendahan hati tawadhu, berusaha dan berserah diri tawakkal, ketulusansincerity ikhlas, totalitas
kaffah, keseimbangan tawazun, integritas dan penyempurnaan ihsan itu dinamakan akhlakul karimah.
15
Dengan adanya nilai-nilai kebaikan akhlakul karimah tersebut yang tercermin dalam perilaku sehari-hari, tentunya akan semakin memberikan
kesadaran kepada setiap individu untuk selalu menerapkan nilai-nilai kejujuran dalam proses pembelajaran yang akan selalu memberikan
pancaran kebaikan di masa yang akan datang. Sehingga apa yang dicita- citakan akan tercapai yaitu mencetak generasi-generasi bangsa yang
berilmu pengetahuan dan beragama dengan baik serta berakhlakul karimah.
13
Danah Zohar dan Ian Marshall, SQ: Memanfaatkan Kecerdasan Spiritual …, h. 4
14
Amir Teuku Ramly, Pumping Talent, Jakarta: Kawan Pustaka, 2004, cet-2, h. 15-16
15
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan
Spiritual, Jakarta: Arga Wijaya Persada, 2001, h. 280
Menurut Jalaluddin Rakhmat “kecerdasan spiritual sebagai kemampuan orang untuk memberi makna dalam kehidupan atau
kemampuan untuk tetap bahagia dalam situasi apapun tanpa tergantung kepada situasi”.
16
Dari berbagai pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kecerdasan spiritual adalah kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk menghadapi dan memecahkan berbagai makna serta kemampuan memberi makna nilai ibadah dalam kehidupannya agar
menjadi manusia yang sempurna agar tercapainya kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.
2. Ciri-ciri Kecerdasan Spiritual