Rukun dan Macam- macam perceraian

dengan isyarat orang bisu yang dapat dipahami oleh orang yang melihat dan mendengarnya 7 .Pembicaraan rukun pertama yaitu perceraian suami yang menceraikan. Perceraian merupakan tindakan kehendak yang berpengaruh dalam hukum syara’. Oleh karena itu, perceraian dapat diterima apabila memenuhi beberapa persyaratan, yaitu sebagaimana berikut. 8 a. Mukallaf Ulama sepakat bahwa suami yang diperbolehkan menceraikan isterinya dan thalaknya diterima apabila ia berakal, baligh minimal sampai usia belasan tahun , dan berdasarkan pilihan sendiri. Maksud mukallaf ialah berakal dan baligh. Tidak sah thalak seorang suami yang masih kecil, gila, mabuk dan tidur, baik thalak menggunakan kalimat yang tegas ataupun bergantung. Seperti perkataan anak kecil; “Jika aku baligh maka isteriku aku tercerai”. Perceraian tidak terjadi sekalipun anak kecil menjadi baligh dan yang gila sudah sadar. Jika thalak mereka yang sama sekali tidak syah. Adapun thalaknya orang bodoh dan orang sakit sah sekalipun bercanda. Sedangkan thalaknya orang minum obat atau dipaksa minum khamar tidak sah hukumnya. Ringkasnya, sesungguhnya thalak diterima manakala dilakukan oleh ahli thalak yaitu berakal, baligh, dan pilihan sendiri. Ada selain mukallaf yang dikecualikan, yaitu seorang pemabuk dengan sengaja, seperti seorang peminum 7 Amir Syarifuddin, Garis garis Besar FIQIH, Jakarta : PRENADA MEDIA, 2003 ,h. 128- 129 8 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munaqahat Khitbah, Nikah, dan thalak ,h. 261 Khamar padahal ia memabukkan, maka thalaknya terjadi sekalipun ia bukan mukallaf sebagaimana disebutkan di dalam berbagai kitab Ushul. Hukum ini dimaksudkan untuk memberatkan hukuman, karena kesalahannya dengan sengaja menghilangkan akal maka ia dijadikan seperti berakal. Hukum yang digunakan adalah hukum wadh’i, yakni penetapan hukum yang berkaitan dengan sebab. 9 b. Pilihan sendiri Tidak syah thalak orang yang dipaksa tanpa didasarka kebenaran. Nama itu deberikan kepada orang yang terpaksa itu tertutup dari segala pintu, tidak dapat keluar melainkan harus thalak. Adapun jika pemaksaan itu didasarkan kepada kebenaran seperti kondisi keharusan thalak yang dipaksakan oleh hakim, hukumnya sah karena paksaan ini dibenarkan. Selanjutnya, akan dijelaskan lebih terperinci 10 . 2. Macam-macam perceraian 1. Dari segi jumlahnya ada 3 macam, yaitu,: a. Thalaq satu, yaitu thalaq yang dijatuhkan pertama kali dengan satu thalaq. b. Thalaq dua, yaitu thalaq yang dijatuhkan untuk yang kedua kalinya, atau pertama kalinya dengan dua thalak sekaligus. 9 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munakahat Khitbah, Nikah, dan thalak h. 261 10 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munaqahat Khitbah, Nikah, dan thalak h. 263-264 c. Thalak tiga, yaitu thalak yang dijatuhkan untuk yang ketiga kalinya atau untuk pertama kalinya tetapi tiga thalak sekaligus 11 . 2. Ditinjau dari dibolehkannya nikah lagi atau terjadinya nikah ada 2 yaitu: a. Thalaq raja’i ialah thalak yang suaminya boleh ruju’ kembali, pada bekas isterinya dengan tidak perlu melakukan perkawinan akad baru, asal isterinya masih di dalam iddahnya seperti thalak satu dan dua. b. Talak Bai’in ialah talak yang suami tidak boleh ruju’ kembali kepada bekas isteri, melainkan mesti dengan akad baru. Talak bai’in ini terbagi lagi menjadi dua : • Ba’in sughra kecil yaitu, thalaq yang tidak boleh dirujuk lagi, tetapi mantan isteri itu boleh dinikahi kembali dengan aqad maskwin baru, tanpa harus nikah dulu dengan orang setelah abis iddahnya dari lain. • Ba’in kubra besar yaitu, thalaq tiga yang bekas suaminya boleh menikah kembali kepada bekas isterinya setelah kawin dengan orang lain dan sudah cerai perceraian suami yang kedua itu 12 . 11 Mohammad Saifulloh Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap pedoman hukum ibadah lengkap dengan berbagai permasalahannya, Surabaya : TERBIT TERANG, 2005 ,h. 502 12 Mohammad Rifa’i, Ilmu Fiqih Islam lengkap,h.489 Sebagaimana diterangkan dalam al-Qur’an : ⌧ ⌧ ⌧ ☺ ☺ ⌧ ☺ ةﺮ ا 2 : 230 kepada kaum yang mau Mengetahui. QS: Al- engan sengaja memerlukan adanya niat, artinya jika ucapan thalaq itu dengan Kemudian jika si suami mentalaknya sesudah Talak yang kedua, Maka perempuan itu tidak lagi halal baginya hingga dia kawin dengan suami yang lain. Kemudian jika suami yang lain itu menceraikannya, Maka tidak ada dosa bagi keduanya bekas suami pertama dan isteri untuk kawin kembali jika keduanya berpendapat akan dapat menjalankan hukum-hukum Allah. Itulah hukum-hukum Allah, diterangkan-Nya Baqarah : 230 3. Ditinjau dari jelas tidaknya ucapan thalaq ada dua, yaitu: a. Sharih, yaitu ucapan yang tegas maksudnya untuk menthalaq. Thalaj itu jatuh jika seorang telah mengucapkan d walaupun hatinya tidak berani menthalaq isterinya. b. Kinayah, artinya ucapan yang tidak jelas maksudnya, mungkin ucapan itu maksudnya thalaq lain. Ucapan thalaq kinayah niat, maka sah tahalaknya dan jika tidak disertakan niat maka thalaqnya belum jatuh. 13 4. Ditinjau dari segi jatuhnya : a. Thalaq sunni, thalaq yang dijatuhkan ketika isteri telah suci dari haidnya dan belum dicampuri. b. Thalaq bid’iy yaitu thalak yang dijatuhkan ketika isteri sedang haid atau nifas, atau dalam keadaan suci tapi sudah dicampurinya kembali 14 5. Ditinjau dari segi cara penyampaiannya : a. Dengan ucapan, secara langsung dengan ucapannya. b. Dengan tulisan, disampaikan lewat tulisan. Thalaq dengan surat yang ditulis suami sendiri dan dibaca hukumnya sama dengan lisan, tetapi jika surat itu tidak dibaca sebelum dikirim isterinya, maka sama dengan kinayah. c. Dengan utusan, thalaq yang melalui perantara orang lain 15 . d. Dengan isyarat, isyarat bagi orang bisu merupakan alat komunikasi. Ia menempati lafal dalam menjatuhhkan thalaq. Jika ia memberi syarat yang menunjukan pada maksudnya yaitu menghentikan hubungan pasangan suami isteri dan semua orang 13 Mohammad Saifulloh Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap pedoman hukum ibadah lengkap dengan berbagai permasalahannya ,h. 504 14 Slamet Abidin, Aminuddin, Fiqih munakahat 2 ,h.41 15 Mohammad Saifulloh Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap pedoman hukum ibadah lengkap dengan berbagai permasalahannya ,h. 505 paham, maka talak itu sharih jelas. Akan tetapi jika syarat itu tidak dapat dipahami melainkan orang cerdas saja, ada dua pendapat; adakalanya sharih dan adakalanya kinayah 16 . C. Hukum dan Hikmah Thalak 1. Hukum thalak Para ulama berbeda pendapat tentang hukum tahalak, pendapat yang lebih benar adalah makruh jika tidak ada hajat yang menyebabkannya, karena thalak berarti kufur terhadap nikmat Allah. Pernikahan itu adalah suatu nikmat dari bebrapa nikmat Allah maha mebalikkan segala hati. 17 Hidup dalam hubungan perkawinan itu merupakan sunnah Allah dan sunnah Rasul. Itulah yang dikehendaki oleh Islam. Sebaliknya melepaskan diri dari kehidupan perkawinan itu menyalahi sunnah Allah dan Rasul tersebut dan menyalahi kehendak Allah menciptakan rumah tangga yang sakinah mawaddah warahmah. Meskipun demikian bila hubungan pernikahan itu tidak dapat lagi dipertahankan dan kalau dilanjutkan juga akan menghadapi kehancuran dan kemudharatan, maka Islam membuka pintu untuk terjadinya perceraian. Dengan demikian pada dasarnya perceraian atau thalak itu adalah sesuatu yang tidak disenangi yang dalam istilah ushul fiqih disebut makruh. Hukum makruh in dapat dilihat dari adanya usaha pencegahan terjadinya talak itu dengn berbagai pentahapan. Hal ini terlihata dalam surat al-Nissa’ ayat 34 : 16 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munaqahat Khitbah, Nikah, dan thalak h. 271 17 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munaqahat Khitbah, Nikah, dan thalak h. 258 I ☺ ☺ ⌧ ☺ ⌧ ☺ ⌧ ⌧ ⌧ ءﺎ ا 4 : 34 Kaum laki laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka laki-laki atas sebagian yang lain wanita dan karena mereka laki-lakitelah menefkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang shaleh ialah yang taat kepada Allah dan memelihara diri. Wanita – wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah dari tempat tidur mereka, dan pukulah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. QS: An-Nisaa : 34 Walaupun hukum asal dari talak itu adalah makruh, namun melihat keadaan tertentu dalam situasi tertentu maka hukumnya thalak itu adalah sebagai berikut: a. Nadab atau sunnah ; yaitu dalam keadaan rumah tangga sudah tidak dapat dilanjutkan kembali dan seandainya dipertahankan juga kemudharatannya akan lebih banyak timbul. b. Mubah atau boleh saja dilakukan bila memang perlu terjadi perceraian dan tidak ada pihak – pihak yang dirugikan dengan perceraian itu sedangkan manfaatnya juga ada. c. Wajib atau mesti dilakukan, yaitu perceraian yang mesti dilakukan oleh hakim terhadap seorang yang telah bersumpah untuk tidak menggauli isterinya ssendiri sampai masa tertentu, sedangkan ia tidak bergaul dengan isterinya. Tindakannya itu memudaratkan isterinya. 18 d. Haram, yaitu jika talak itu akan mendatangkan kemadharatan atau kerugian bagi suami isteri. 19 Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah berpendapat tentang hukum thalak secara rinci. Menurut mereka hukum thalak terkadang wajib dan haram dan sunnah. Al- Bujairimi Al-khatib berkata “ Hukum thalak itu ada lima, yaitu adakalanya wajib, seperti thalaknya orang yang bersumpah ila’ bersumpah tidak mencampuri isteri atau dua utusan dari keluarga suami dan isteri, adakalanya haram seperti thalak bid’ah, dan adakalanya sunnah seperti thalaknya orang yang lemah, tidak mampu melaksanakan hak – hak pernikahan. Demikianpun sunnah, thalaknya suami yang tidak ada kecendrungan hati kepada isteri, karena perintah salah satu dari dua orang tua yang bukan memberatkan, karena buruk ahklaknya dan ia tidak tahan untuk hidup bersamanya, ini tidak mutlak karena pada umumnya wanita seperti itu. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa thalak adakalanya wajib, seperti thalaknya dua utusan keluarga yang ingin menyelesaikan perpecahan pasangan suami isteri karena thalak inilah satu solusi perpecahan tersebut. Demikian juga thalak orang yang bersumpah ila’ tidak menyampuri isteri setelah menunggu masa iddah empat bulan sebagaimana firman Allah SWT : 18 Amir Syarifuddin, Garis garis Besar FIQIH, h,.126-127 19 Mohammad Saifulloh Al Aziz S, Fiqih Islam Lengkap pedoman hukum ibadah lengkap dengan berbagai permasalahannya ,h. 502 ⌦ ⌧ ⌧ . ةﺮ ا 2 : 226 Kepada orang – orang yang mengila’ isterinya diberi tangguh empat bulan lamanya. Kemudian jika mereka kembali kepada isterinya, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka berazam bertetap hati untuk thalak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Menegtahui. QS: Al-Baqarah : 226 Pembicaraan tentang beberapa hikmah diisyaratkannya talak sebagaimana yang telah kami bicarakan di atas, bahwa Islam memberikan hak thalak ini hanya bagi suami karena ia lebih mendorong keabadian pernikahan, ia korbankan harta benda yang dibutuhan untuk mencapai jalan ini, bahkan lebih besar dari itu ketika ia thalak dan meghendaki menikah dengan wanita yang lain. 20 2. Hikmah thalak Meskipun thalak itu dibenci terjadinya dalam suatu iakatan rumah tangga, namun sebagai jalan terakhir bagi kehidupan rumah tangga dalam keadaab tertentu boleh dilakukan. Hikmah dibolehkannya thalak itu adalah karena dinamika kehidupan runah tangga kadang – kadang menjurus kepada sesuatu yang bertentangan dengan tujuan pembentukan rumah tangga itu. Dalam keadaan seperti ini kalau dilanjutkan juga, rumah tangga akan menimbulkan mudharat kepada dua belah pihak dan orang sekitarnya. Dalam rangka menolak terjadinya mudharat yang lebih jauh, lebih baik 20 Abdul Aziz Muhammad Azzam, Abdul Wahab Sayyed Hawwas, Fiqih Munaqahat Khitbah, Nikah, dan thalak h. 259-260 ditempuh perceraian dalam bentuk thalak tersebut. Dengan demikian thalak dalam Islam hanyalah untuk suatu tujuan mashlahat. 21

D. Sebab dan Akibat Putusnya perkawinan

1. Sebab putusnya perkawinan Ada beberapa hal yang menyebakan putusnya perkawinan di antaranya adalah; Menurut mazhab Hanafi adalah; a. Pengucapan cerai oleh suami b. Ila’ c. Khulu d. Li’an e. Perpisahan karena cacad kelamin aib jinsi pada pihak suami f. Murtad Menurut mazhab Syafi’i dan Hanbali adalah; a. pengucapan thalak oleh suami b. khulu c. pernyataan thalak oleh hakim karena suami menjatuhkan talak disebabkan ila’ 22 Menurut mazhab Maliki adalah; 21 Amir Syarifuddin. Garis garis Besar FIQIH ,h. 127-128 22 Abdurahman I Doi, Perkawinan dalam Syari’at Islam terjemahnya , Jakarta; Rineka Cipta, 1997 cet ke-1,h.4 a. Diucapkan oleh suami b. Khulu c. Cacadnya salah seorang dari suami atau isteri d. Berbagai kesulitan suami untuk memberikan nafkah kepada isterinya e. Adanya hal yang membahayakan dhihar karena Ila’ f. Tiadanay kufu 23 Menurut Kompilasi Hukum Islam pasal 116 mengenai hal perceraian dapat terjadi karena alasan-alasan : a. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi dan lain sebagiannya yang sukar disembuhkan b. Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 dua tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya; c. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 lima tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung; d. Salah satu pihak melakukan kekejaman ataupun penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain ; e. Salah satu pihak mendapat cacad badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami atau isteri; 23 Abdurahman I Doi, Perkawinan dalam Syari’at Islam terjemahnya , cet ke-1,h.4