audit. Secara bebas dengan signifikan sebesar 0.05, dapat disimpulkan Ghozali,2001:45
a Jika nilai signifikan 0.05, maka Ho diterima, b Jika nilai signifikan 0.05, maka Ho ditolak.
E. Operasional Variabel Penelitian
Sebagai variabel dependen dalam penelitian ini adalah kualitas audit sedangkan
variabel independennya adalah
keahlian, independensi,
pengalaman, lamanya waktu audit, jumlah klien, audit fee, dan Ukuran
kekayaan dan kesehatan keuangan klien. Pengukuran dari masing-masing variabel dapat dikemukakan sebagai berikut ini:
Tabel 3.2 Operasional varibel penelitian
Variabel Dimensi
Indikator Ukuran
Skala
Independensi auditor a. Aspek
independensi 1. Dalam melaksanakan audit,
akuntan publik memiliki rasa percaya diri
2. Dalam melaksanakan audit, akuntan
publik memiliki kemampuan dan keahlian 3. Dalam melaksanakan audit,
akuntan publik bersikap jujur dan adil
4. Akuntan publik harus objektif dalam memberikan pertimbangan atau saran
terhadap klien 5. Rasa tanggung jawab yang tinggi harus
dimiliki oleh seorang akuntan publik dalam melakukan audit
6. Akuntan publik tidak memiliki hubungan khusus dengan klien yang diaudit
7. Akuntan publik diberi kebebasan dalam mengaudit
8. Dalam melaksanakan
audit seorang
akuntan publik bebas dari tekanan klien 9. Akuntan
publik tidak
memiliki kepentingan keuangan dengan klien yang
Interval
52
Kompetensikeahlian auditor
b. Faktor-faktor keahlian
auditor sedang diaudit
10. Akuntan publik tidak menerima fasilitas yang berlebihan selama melaksanakan
audit 11. Akuntan publik memberikan jasa lain
selain jasa audit terhadap klien yang sedang diaudit
12. Akuntan publik melaksanakan perikatan dengan klien dengan batas waktu 5 tahun
saja 13. Akuntan publik
tidak diperbolehkan mengaudit laporan keungan perusahaan
milik kerabat 14. Opini yang diberikan oleh suatu kantor
akuntan publik yang berhubungan lama dengan
klien tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
15. Dalam setiap perikatan audit, akuntan publik memegang
teguh kode etik
independensi 16. Sikap independensi merupakan ukuran
profesionalisme seorang auditor 17. Sikap independensi merupakan cermin
ketaatan akuntan publik terhadap standar profesi
18. Independensi diatur sesuai dengan standar profesi akuntan publik
19. KAP mengikuti standar ketentuan IAI tentang independensi personal auditor
20. Adanya sanksi bagi akuntan publik yang tidak independen saat mengaudit
1. Akuntan publik telah menyelesaikan pendidikan universitas
formal untuk memasuki profesi.
2. Akuntan publik
telah melakukan
pelatihan praktikkursus dan mempunyai pengalaman dalam auditing
3. Akuntan publik
telah mengikuti
pendidikan profesi berkelanjutan selama karir professional auditor.
4. Semakin banyak jumlah klien yang diaudit, maka akan meningkatkan
kompetensikehlian auditor dalam melakukan audit
5. Semakin kompeten seorang akuntan
publik, maka dapat mempengaruhi
Interval
53
ketepatan waktu penyelesaian audit
Pengalaman auditor
Lamanya proses audit
Jumlah klien c. Lamanya
waktu dan banyaknya
penugasan audit
d. Tingkat kerumitan
tugas audit
e. Banyak atau sedikitnya
klien yang ditangani
1. Semakin berpengalaman seorang akuntan publik, maka akuntan publik tersebut dapat
mengembangkan kemampuannya dalam
melakukan tugas audit. 2. Semakin berpengalaman seorang akuntan
publik, maka akan semakin peka dan cepat tanggap
dalam mendeteksi
adanya kekeliruan
3. Semakin berpengalaman seorang akuntan publik, maka akan dapat menyelesaikan
tugas audit tepat waktu. 4. Semakin berpengalaman seora ng akuntan
publik, maka akan mampu menggolongkan kekeliruan berdasarkan tujuan audit dan
sistem akuntansi yang melandasinya 5. Semakin berpengalaman seorang akuntan
publik, maka tingkat kesalahan dalam melaksanakan tugas audit akan dapat
diminimalisasi 1. Lamanya proses audit yang dilakukan
auditor untuk menyelesaikan tugasnya adalah tergantung dari tingkat kerumitan
tugas audit 2. Semakin rumit pekerjaantugas auditor,
maka semakin lama pula proses audit yang dilakukan
3. Semakin lama proses audit yang dilakukan oleh
akuntan publik,
maka akan
mempengaruhi kualitas audit 4. Semakin lama proses audit yang dilakukan
oleh akuntan publik, maka tidak akan mempengaruhi kualitas audit.
1. Semakin banyak jumlah klien maka kualitas audit akan semakin baik.
2. Auditor dengan jumlah klien yang banyak akan berusaha menjaga reputasinya
3. Semakin banyak jumlah klien maka tidak akan mempengaruhi kualitas audit.
Interval
Interval
Interval
54
Ukuran Kekayaan Dan
Kesehatan Keuangan Klien
Audit fee f. Kepatuhan
terhadap prosedur dan
kode etik auditor
g. Audit fee adalah
sebagian besarkecil
dari total pendapatan
KAP
Kualitas audit 1. Ukuran kekayaan atau kesehatan keuangan
klien juga berkorelasi dengan kualitas audit.
2. Semakin sehat keuangan klien, maka ada kecendrungan
klien tersebut
untuk menekan auditor untuk tidak mengikuti
standar. 3. Kemampuan auditor untuk bertahan dari
tekanan klien adalah tergantung pada kontrak ekonomi dan kondisi lingkungan
dan gambaran perilaku auditor. 1. audit fee dari suatu klien merupakan
sebagian besar dari total pendapatan suatu KAP.
2. audit fee dari suatu klien hanya merupakan sebagian kecil dari total pendapatan suatu
KAP. 3. fee yang diperoleh dari seseorang klien
yang merupakan sebagian besar dari pendapatan suatu KAP, akan menghasilkan
informasi yang lebih bermanfaat dan berkualitas
4. fee yang diperoleh dari seseorang klien yang merupakan sebagian kecil dari
pendapatan suatu KAP, akan menghasilkan informasi yang kurang bermanfaat dan
berkualitas
5. Audit fee yang besar, akan mempengaruhi kualitas audit yang dilakukan oleh akuntan
publik 6. Audit
fee yang
kecil, tidak akan mempengaruhi
kualitas audit
yang dilakukan oleh akuntan publik.
1. KAP dan Tim Audit yang mengaudit perusahaan, sudah berpengalaman dalam
mengaudit perusahaan-perusahaan yang sejenis
2. KAP dan Tim Audit memiliki pemahaman mengenai industri klien untuk dapat secara
efektif mengaudit suatu perusahaan 3. KAP responsif terhadap kebutuhan klien
selain kebutuhan akan opini audit atas laporan keuangan perusahaan
4. Anggota Tim Audit secara teknis
berkompeten dalam
mengaplikasikan PSAK
Pedoman Standar
Akuntansi Interval
Interval
Interval
55
Keuangan dan SPAP Standar Profesional Akuntan Publik
5. KAP dan anggota dari Tim Audit secara individual mampu mempertahankan sikap
independen dalam kenyataan maupun dalam menjalankan proses audit
6. Anggota Tim Audit memiliki kemahiran profesional secara cermat dan seksama
dalam semua aspek audit 7. KAP memiliki komitmen yang kuat
terhadap kualitas 8. Para manajer dari KAP secara aktif terlibat
dalam proses audit 9. Anggota-anggota dari Tim Audit dapat
melakukan pekerjaan lapangan dengan tepat
10. Anggota Tim Audit berinteraksi secara efektif dengan komite audit sebelum,
selama, dan sesudah proses audit 11. Anggota Tim Audit memiliki standar etik
dan memiliki pengetahuan yang lebih tentang accounting dan auditing
12. Anggota tim Audit mempertahankan sikap skeptis
tidak mudah percaya dalam menjalankan proses audit
56
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Objek penelitian ini adalah Kantor Akuntan Publik KAP yang terdapat di wilayah Jakarta dan yang menjadi subjek penelitian adalah akuntan
publik. Pada dasarnya penulis menganalisis faktor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kualitas audit di KAP tersebut. Penyebaran kuesioner dimulai
dari awal bulan Maret 2009 dan pengumpulannya sampai dengan awal bulan Mei 2009, dalam penyebaran kuesioner peneliti mendatangi langsung Kantor
Akuntan Publik. Jumlah kuesioner yang disebarkan adalah sebanyak 100 eksemplar, dengan jumlah pengembalian sebanyak 45 eksemplar, jadi respons
rate pada penelitian ini adalah 45. Dari 45 eksemplar kuesioner yang
dikembalikan semua kuesioner dapat diolah untuk penelitian. Responden dari penelitian ini, dapat dibedakan berdasarkan ciri-ciri
karakteristiknya. Gambaran mengenai karakteristik dari setiap responden yang ada di ukur berdasarkan nama KAP, usia, pendidikan terakhir, jenis kelamin,
jabatan dan lamanya menduduki jabatan di KAP yang terdapat di Jakarta.
57