Uji t-statistik Pengujian Hipotesis

Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda, hasil penelitian ini menunjukan bahwa independensi IND, keahlian auditor KEA, pengalaman auditor PEA, lamanya proses audit LPRO dan ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien KKK, memiliki pengaruh yang positif terhadap kualitas audit KLTS. Artinya semakin besar nilai dari variabel-variabel independen tersebut, maka akan semakin meningkatkan kualitas audit KLTS. Sedangkan variabel jumlah klien JUM dan audit fee AUDF memiliki pengaruh yang negatif terhadap kualitas audit KLTS.

3. Uji t-statistik

Uji t-Statistik digunakan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel-variabel independen. 1 Variabel independensi Hasil uji t untuk variabel independensi mempunyai signifikansi 0,013 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel independensi lebih kecil dari 0,05 maka H I di terima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa independensi auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Pengaruh independensi terhadap kualitas audit ini disebabkan karena akuntan publik yang memiliki sikap independensi yang tinggi akan berusaha memberikan opini atau pendapat atas audit yang dilakukannya dengan objektif dan tidak memihak kepada kepentingan 77 klien. Selain itu independensi akuntan publik merupakan salah satu karakter yang sangat penting untuk profesi akuntan publik didalam melaksanakan pemeriksaan akuntansi terhadap kliennya. Pada saat melaksanakan pemeriksaan akuntansi, akuntan publik memperoleh kepercayaan dari klien dan para pemakai laporan keuangan untuk membuktikan kewajaran laporan keuangan yang disusun dan disajikan oleh klien. Klien dapat mempunyai kepentingan yang berbeda, bahkan mungkin bertentangan dengan kepentingan para pemakai laporan keuangan. Kepentingan pemakai laporan keuangan yang satu mungkin berbeda dengan pemakai lainnya. Oleh karena itu dalam memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan yang diperiksa, akuntan publik harus bersikap independen terhadap kepentingan klien, para pemakai laporan keuangan, maupun terhadap kepentingan akuntan publik itu sendiri. Trisnaningsih, 2007:15. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ramy dan Haim Falk 1996 dalam Nasrullah 2003, yang menyebutkan bahwa independensi mempunyai pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kualitas audit. Karena auditor yang independen akan merencanakan tingkat kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor yang kurang independen. Penelitian mengenai kualitas audit juga di lakukan oleh Liliek 2008, yang menyebutkan bahwa independensi mempunyai pengaruh positif terhadap kualitas audit. Pengaruh independensi terhadap 78 kualitas audit ini disebabkan karena independensi merupakan suatu standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen. Jika akuntan tersebut tidak independen terhadap kliennya, maka opininya tidak akan memberikan tambahan apapun. Hasil penelitian ini dan penelitian-penelitian sebelumnya sesuai dengan teori yang terdapat dalam Boynton 2003:103, yang menyatakan bahwa seorang auditor harus mempertahankan sikap bebas dari pertentangan kepentingan dalam melakukan tanggung jawab professionalnya. Karena independensi merupakan dasar dari struktur filosofi profesi. Bagaimana kompetennya seorang auditor dalam melaksanakan audit dan jasa atestasi lainnya, pendapatnya akan menjadi kurang bernilai bagi mereka yang mengandalkan laporan auditor tersebut apabila auditor tersebut tidak independent. 2 Variabel keahlian auditor KEA Hasil uji t untuk variabel keahlian auditor mempunyai signifikansi 0,044 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel keahlian auditor lebih kecil dari 0,05 maka H 2 di terima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa keahlian auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. hal ini disebabkan karena jika seorang akuntan publik memiliki keahlian yang memadai seperti yang di jelaskan dalam standar audit maka akuntan 79 publik tesebut dapat mempengaruhi ketepatan waktu penyelesaian audit, sehingga hasil dari audit yang mereka lakukan menjadi lebih berkualitas. Penelitian yang dilakukan oleh Liliek 2008 juga menyebutkan bahwa kompetensi atau keahlian auditor mempunyai pengaruh signifikan terhadap kualitas audit, hal ini berarti bahwa kualitas audit dapat di capai jika auditor memiliki kompetensi yang baik dimana kompetensi tersebut terdiri dari dua dimensi yaitu pengalaman dan pengetahuan. Keahlian auditor merupakan aspek- aspek pribadi dari seorang pekerja yang memungkinkan dia untuk mencapai kinerja superior. Aspek-aspek pribadi ini mencakup sifat, motif-motif, sistem nilai, sikap, pengetahuan dan ketrampilan dimana kompetensi akan mengarahkan tingkah laku, sedangkan tingkah laku akan menghasilkan kinerja. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa seorang auditor eksternal harus mempunyai keahlian yang memadai dalam mengaudit laporan keuangan suatu perusahaan. Keahlian atau kompetensi auditor dapat ditentukan oleh tiga faktor yaitu: 1 pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi, 2 pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan 3 mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama karir professional auditor. Auditor eksternal harus mempunyai pengetahuan audit yang cukup. Pengetahuan knowledge itu penting untuk dapat memahami relevansi 80 dan keandalan informasi yang diperoleh. Selanjutnya informasi tersebut menjadi bukti yang kompeten dalam penentuan opini audit. Sehingga audit yang dilakukan menjadi lebih berkualitas. Boynton, 2003:61. 3 Variabel pengalaman auditor PEA Hasil uji t untuk variabel pengalaman auditor mempunyai signifikansi 0,003 yang berarti lebih kecil dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel pengalaman auditor lebih kecil dari 0,05 maka H 3 diterima. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Hal ini disebabkan karena semakin berpengalaman seorang akuntan publik, maka akuntan publik tersebut dapat mengembangkan kemampuannya dalam melakukan tugas audit dan semakin peka dan cepat tanggap dalam mendeteksi adanya kekeliruan. Selain itu semakin berpengalaman seorang akuntan publik, maka tingkat kesalahan dalam melaksanakan tugas audit akan dapat diminimalisasi. Ni Made Dwi Ratnadi:2005. Penelitian yang dilakukan oleh Tubbs 1992 dalam Putri Noviyani 2002 juga menyatakan bahwa pengalaman auditor berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit, karena jika seorang auditor berpengalaman, maka 1 auditor menjadi sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, 2 auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, 3 auditor menjadi 81 sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan 4 hal-hal yang terkait dengan penyebab kekeliruan departemen tempat terjadinya kekeliruan dan pelanggaran serta tujuan pengendalian internal menjadi relatif lebih menonjol. Hal ini sesuai dengan teori yang terdapat dalam Boynton 2003:61, yang menjelaskan bahwa dalam memenuhi standar audit seorang auditor berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan oleh personil kurang berpengalaman yang turut mengambil bagian dalam audit. Karena auditor berpengalaman lebih banyak menemukan item- item yang tidak umum dibandingkan dengan yang kurang berpengalaman. Sehingga auditor yang lebih berpengalaman akan menyajikan audit yang lebih berkualitas. 4 Variabel lamanya waktuproses audit LPRO Hasil uji t untuk variabel lamanya waktuproses audit mempunyai signifikansi 0,455 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel lamanya waktuproses audit lebih besar dari 0,05 maka H 4 ditolak. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa lamanya waktuproses audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian terdahulu Deis Geiroux 1992 dalam Nasrullah 2003 menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara lamanya waktuproses audit dengan kualitas audit, berbeda dengan penelitian yang sekarang bahwa 82 tidak ada pengaruh yang signifikan antara lamanya waktuproses audit dengan kualitas audit. Hal ini disebabkan karena lamanya proses audit biasanya berhubungan dengan ukuran perusahaan klien, karena ukuran perusahan yang lebih besar biasanya memiliki pos-pos akuntansi yang lebih banyak sehingga waktu penelusuran yang dibutuhkan juga lebih lama. Akan tetapi dalam hal ini lamanya proses audit yang dilakukan akuntan publik dalam mengaudit klien yang memiliki perusahaan besar, tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Artinya, walaupun akuntan publik itu mengaudit perusahaan besar atau kecil, kalau mereka tidak memiliki keahlian yang memadai maka proses audit yang dilakukannya akan semakin lama. Dalam SAK, 2002: SAK kerangka dasar paragraf 43. Keterlambatan penyelesaian audit dapat disebabkan karena akuntan publik berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan dari laporan keuangan. Sehingga lamanya proses audit bukan menjadi suatu alasan mengapa audit yang dilakukannya tidak berkualitas. Hal itu bisa saja disebabkan karena akuntan publik tersebut tidak kompeten dan independen dalam menjalankan tugasnya. 5 Variabel jumlah klien JUM Hasil uji t untuk variabel jumlah klien mempunyai signifikansi 0,880 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel jumlah klien lebih besar dari 0,05 maka H 5 ditolak. 83 Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa jumlah klien tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian terdahulu De Angelo 1981 dalam Nasrullah 2003 menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara jumlah klien dengan kualitas audit, berbeda dengan penelitian yang sekarang bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara jumlah klien dengan kualitas audit. Hal ini dikarenakan baik Kantor Akuntan Publik KAP yang mempunyai jumlah klien yang banyak atau sedikitpun mereka akan berusaha melakukan audit dengan semaksimal mungkin sehingga dapat menghasilkan audit yang berkualitas. Mereka akan mempertahankan atau menjaga reputasi mereka agar tetap di percaya oleh klien mereka sehingga para klien tersebut tetap mau menggunakan jasa para akuntan publik tersebut. Seorang auditor tidak diwajibkan untuk melaksanakan audit laporan keuangan untuk setiap entitas yang memintanya. Dalam menerima suatu perikatan, seorang auditor memiliki tanggung jawab professional terhadap masyarakat, klien, dan anggota profesi akuntan publik lainnya. Auditor harus menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan dengan mempertahankan sikap independensi, integritas, dan objektivitas. Kepentingan klien harus dipenuhi dengan kompetensi dan perhatian professional. Sehingga baik kantor akuntan publik yang mempunyai jumlah klien yang banyak atau sedikitpun mereka harus melaksanakan tugasnya dengan semaksimal mungkin, 84 karena auditor memiliki suatu tanggung jawab untuk meningkatkan reputasi profesi dan kemampuannya untuk melayani masyarakat. Boynton, 2003:272. 6 Variabel ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien KKK Hasil uji t untuk variabel ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien mempunyai signifikansi 0,282 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien lebih besar dari 0,05 maka H 6 ditolak. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian terdahulu Deis Geiroux 1992 dalam Nasrullah 2003 menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien dengan kualitas audit, Akan tetapi korelasinya menunjukkan hubungan yang negatif dengan asumsi bahwa semakin sehat keuangan klien maka ada kecenderungan klien tersebut untuk menekan auditor agar tidak mengikuti standar. Berbeda dengan penelitian yang sekarang bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara Ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien dengan kualitas audit. Hal ini disebabkan karena seorang akuntan publik yang mengaudit klien yang mempunyai ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan yang lebih tinggi ataupun tidak, akuntan publik tersebut harus melakukan audit tersebut sesuai 85 dengan prosedur atau standar audit dan tidak melupakan kode etiknya sebagai auditor, sehingga tidak ada kesempatan bagi klien untuk menekan akuntan publik tersebut. Kemampuan auditor untuk bertahan dari tekanan klien adalah tergantung pada kontrak ekonomi dan kondisi lingkungan dan gambaran perilaku auditor, termasuk di dalamnya adalah: a pernyataan etika profesional, b kemungkinan untuk dapat mendeteksi kualitas yang buruk, c figur dan visibility untuk mempertahan profesi, d Auditing berada menjadi anggota komunitas profesional, e tingkat interaksi auditor dengan kelompok Professional Peer Groups, dan f Normal internasional profesi auditor. Deis Geiroux, 1992 dalam Nasrullah, 2003. Dalam peraturan kode etik auditor nomor 203 tentang prinsip- prinsip akuntansi dikatakan bahwa seorang akuntan publik tidak dibenarkan untuk menyatakan pendapat atau meyakinkan bahwa laporan keuangan atau data keuangan lain dari setiap entitas yang diauditnya telah disajikan sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum atau menyatakan bahwa ia tidak mengetahui setiap modifikasi material yang telah dilakukan pada laporan keuangan tersebut agar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum, apabila laporan atau data tersebut mengandung penyimpangan dari prinsip akuntansi yang telah ditetapkan oleh badan berwenang yang ditunjuk oleh dewan untuk menyusun prinsip-prinsip yang 86 mempunyai dampak material terhadap keseluruhan laporan atau data. Oleh karena itu akuntan publik yang mengaudit klien yang mempunyai ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan yang lebih tinggi ataupun tidak, auditor tersebut harus tetap melakukan audit sesuai dengan standar dan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum agar hasil audit yang dilakukannya lebih berkualitas. Boynton, 2003:117. 7 Variabel audit fee AUDF Hasil uji t untuk variabel audit fee mempunyai signifikansi 0,088 yang berarti lebih besar dari 0,05. Karena nilai hasil uji t untuk variabel audit fee lebih besar dari 0,05 maka H 7 ditolak. Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Hasil penelitian terdahulu Ramy Haim Falk 1996 dalam Nasrullah 2003 menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara audit fee dengan kualitas audit, karena audit fee yang besar akan merencanakan kualitas audit yang lebih tinggi dibandingkan dengan audit fee yang lebih rendah. berbeda dengan penelitian yang sekarang bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara audit fee dengan kualitas audit. Hal ini disebabkan karena yang menentukan imbalan atau fee yang diterima auditor adalah akuntan publik itu sendiri dengan jumlah yang pantas untuk dapat memberikan jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang berlaku dan tentunya dengan kesepakatan dari klien. Imbalan jasa yang 87 terlalu rendah atau secara signifikan jauh lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditorakuntan pendahulu atau diajukan oleh auditorakuntan lain, akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi Anggota dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku Sehingga dapat disimpulkan bahwa akuntan publik tidak akan menetapkan fee lebih rendah dari akuntan pendahulu dengan alasan akan menimbulkan keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi akuntan publik dalam menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku. Sehingga berapapun besanya fee yang mereka terima tidak akan mempengaruhi hasil kerja mereka. Karena pada awalnya akuntan publik tersebut sudah mengetahui imbalan yang akan mereka terima. Aron Simanjuntak:2008. . Berdasarkan pada hasil uji t-statistik, hasil penelitian ini menunjukan bahwa variabel independensi IND, keahlian auditor KEA, pengalaman audit PEA berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit KLTS. Sedangkan untuk variabel-variabel independen lainnya yaitu, lamanya proses audit LPRO, jumlah klien JUM, ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien KKK, dan audit fee AUDF tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit KLTS. Hasil penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Liliek 2008 yang menunjukan bahwa variabel yang signifikan mempengaruhi kualitas audit adalah independensi dan kompetensi 88 auditor. Pengalaman auditor juga berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Sedangkan lamanya proses audit, jumlah klien, ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien, dan audit fee tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Akan tetapi berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Deis dan Giroux 1992 dalam Nasrullah 2003 yang menyimpulkan bahwa jumlah klien, lamanya proses audit, serta ukuran kekayaan dan kesehatan keuangan klien berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Serta penelitian yang dilakukan oleh Ramy Haim Falk 1996 dalam Nasrullah 2003, yang menyatakan bahwa audit fee berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. 4. Hasil Uji F Tabel 4.22

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Integritas Dan Obyektivitas Auditor Pada kantor Akuntan Publik Di Jakarta

1 15 106

ANALISIS FAKTOR –FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK

0 2 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 9 18

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Audit (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Yogyakarta).

0 1 20

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Semarang.

0 3 14

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK KOTA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta Dan Semarang.

0 2 16

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 17

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik ( Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia).

0 2 15

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 0 13

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERGANTIAN KANTOR AKUNTAN PUBLIK PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI INDONESIA Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pergantian Kantor Akuntan Publik Pada Perusahaan Manufaktur Di Indonesia.

0 1 17