Perkembangan Bursa Efek Indonesia

r. 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996. s. 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya. t. 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat scripless trading mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia. u. 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh remote trading. v. 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya BES ke Bursa Efek Jakarta BEJ dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia BEI.

B. Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Awalnya, Bursa Efek Indonesia yang mulai beroperasi sejak agustus 1977 berjalan agak tersendat-sendat mengingat pada saat itu jumlah perusahaan yang go public hanya bertambah dalam hitungan jam selama sepuluh tahun pertama. Minat investor sangat terbatas, mengingat belum banyak yang memahami berinvestasi di pasar modal. Hal ini dapat dimengerti karena kegiatan pasar modal masih relatip baru bagi masyarakat Indonesia. Keadaan demikian membuat pergerakan harga saham hanya bergerak di sekitar 60-100 dan nilai perdagangan setiap hari rata-rata tidak lebih dari Rp. 50.000.000. Keadaan ini mulai berubah pada tahun 1988 sejak pemerintah meluncurkan berbagai deregulasi antara lain diperbolehkannya investor asing berinvestasi di pasar modal. Tidak adanya batasan fluktuasi harga saham di bursa efk. Hal ini dapat dilihat dari indeks harga saham yang naik menjadi 305 atau meningkat tiga kali lipat dibandingkan dengan kurun waktu sepuluh tahun pertama. Universitas Sumatera Utara Nilai transaksi harian meningkat menjadi Rp. 120.000.000 atau meningkat lebih dari dua kali lipat. Kenaikan dramatis ini diikuti dengan meningkatnya jumlah perusahaan go public pada tahun 1989 menjadi 56 atau meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan 10 tahun pertama. Perkembangan ini berlanjut hingga tahun 1993 dengan mencapai pertumbuhan 114,62. Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan nomor tiga yang tertinggi di bursa-bursa Asia yang hanya dapat disaingi oleh Hongkong dan Philipina. Tahun 1994 merupakan tahun tantangan bagi Bursa Efek Indinesia akibat perkembangan faktor eksternal seperti keputusan yang dilakukan oleh Federal Reserve Bank yang sepanjang tahun 1994 menaikkan suku bunga beberapa kali yang secara keseluruhan mencapai 25. Perubahan suku bunga ini mau tidak mau berpengaruh pada kinerja Bursa efek Indonesia. Hal ini dapat dilihat bahwa pada akhir tahun 1994 IHSG Bursa Efek Indonesia menurun sebesar 20,23 yang dihitung dari IHSG tahun1993. Selanjutnya IHSG naik 469,64 pada akhir desember 1994 menjadi 519,57 pada akhir desember 1995. Perkembangan faktor eksternal ini tidak hanya terasa pada Bursa Efek Indonesia tetapi juga mempengaruhi bursa lainnya di dunia.

C. Profil Perusahaan