Profit Margin NPM, Return on Assets ROA, Debt to Total Assets DTA, Debt to Equity Ratio DER dan Earning per Share EPS berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel total return saham. Secara parsial variabel QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap total return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar
0,46, secara parsial variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap total return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,05, secara parsial
variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap total return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,5, secara parsial variabel DTA berpengaruh
secara signifikan terhadap total return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 9,7, secara parsial variabel DER berpengaruh secara signifikan terhadap
total return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 6,8, secara parsial variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap total return saham dengan
koefisien determinasi parsial sebesar 12,4.
B. Pengertian Saham
Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan Anoraga, 2001:58
dengan memiliki saham suatu perusahaan, maka investor akan mempunyai hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah dikurangi dengan pembayaran
semua kewajiban perusahaan, persentase kepemilikan hak tersebut tergantung jumlah
saham yang dimiliki investor.
Harga saham yang terjadi di pasar sangat berfluktuasi tergantung dari jumlah permintaan dan penawaran saham tersebut. Harga saham akan cenderung naik apabila
suatu saham mengalami kelebihan permintaan dan akan cenderung turun apabila mengalami kelebihan penawaran.
Universitas Sumatera Utara
Darmadji dan Fakhruddin 2006:8 menyatakan bahwa pada dasarnya ada dua jenis keuntungan yang diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham yaitu
dividen dan capital gain. Jika ada pemegang saham juga dimungkinkan untuk mendapat saham bonus berupa:
1. Dividen
Pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham tersebut. Atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan, dividen tersebut diberikan persetujuan
dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Dividen merupakan salah satu motivator bagi pemegang saham yang berorientasi pada
inveastasi jangka panjang. Dividen yang dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai dan dividen
saham. Dividen tunai adalah dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai dalam jumlah tertentu untuk setiap saham, sedangkan dividen
saham adalah dividen yang dibagikan dalam bentuk sejumlah saham yang dimiliki seorang pemodal akan bertambah dengan adanya pembagian dividen tersebut.
2. Capital Gain Capital Gain merupakan keuntungan yang diperoleh pemegang saham akibat
fluktuasi harga yang terjadi di pasar modal ketika pemegang saham tersebut menjual sahamnya, berbeda dengan dividen, Capital Gain merupakan daya tarik bagi
pemegang saham yang berorientasi pada investasi jangka pendek. Capital Gain akan diperoleh apabila harga saham pada saat penjualan lebih tinggi dibandingkan harga
saham pada saat pembelian. Pemegang saham selain mendapat dua keuntungan tersebut, juga
dimungkinkan mendapatkan saham bonus jika ada. Saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang diambil dari agio saham, yaitu selisih
Universitas Sumatera Utara
antara harga jual terhadap harga nominal saham tersebut pada saat perusahaan melakukan penawaran umum di pasar perdana.
Menurut Tambunan 2007:89 Para pemegang saham selain mendapatkan keuntungan dari penanaman modalnya, juga dapat mengalami kerugian dalam waktu
singkat akibat fluktuasi harga saham, kerugian tersebut antara lain: a. Tidak Mendapat Dividen
Potensi keuntungan pemodal ditentukan oleh kinerja perusahaan, jika operasi perusahaan tidak menghasilkan keuntungan, dengan kata lain perusahaan
mengalami kerugian, maka perusahaan tersebut tidak dapat membagikan dividen.
b. Capital Loss Fluktuasi harga saham yang terjadi tidak hanya mengakibatkan pemegang
saham memperoleh keuntungan Capital Gain namun dapat menyebabkan kerugian Capital Loss hal ini terjadi apabila harga pada saat penjualan saham
lebih rendah dibandingkan harga saat pembelian saham tersebut.
c. Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi Sesuai dengan peraturan pencatatan saham di bursa efek, maka jika suatu
perusahaan bangkrut atau dilikuidasi maka secara otomatis, saham perusahaan tersebut akan dikeluarkan dari bursa di-delist. Dalam kondisi tersebut, maka
pemegang saham akan menempati posisi terendah dibanding kreditor atau pemegang obligasi, artinya setelah semua asset perusahaan yang dilikuidasi
tersebut dijual, terlebih dahulu dibagikan kepada para kreditor atau pemegang
Universitas Sumatera Utara
obligasi dan jika masih terdapat sisa, baru dibagikan kepada para pemegang saham.
d. Saham di delist dari Bursa Delisting Suatu saham perusahaan di-delist dari bursa umumnya karena kinerja yang
buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak mendapatkan dividen secara
berturut-turut selama beberapa tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa saham yang telah di delist tentu saja
tidak dapat lagi diperdagangkan di bursa dengan konsekuensi tidak terdapat patokan harga yang jelas dan jika terjual biasanya dengan harga yang jauh dari
harga sebelumnya. e. Saham di Suspend
Saham di-suspend berarti saham tersebut dihentikan perdagangannya sementara oleh otoritas bursa, dan pemodal tidak dapat menjual sahamnya
sampai suspend dicabut. Suspend biasanya berlangsung dalam waktu singkat, misalnya satu sesi perdagangan namun dapat pula berlangsung dalam kurun
waktu beberapa hari perdagangan. Hal tersebut dilakukan otoritas bursa jika misalnya suatu saham mengalami lonjakan harga yang luar biasa, suatu
perusahaan dipailitkan oleh kreditornya dan berbagai kondisi lainnya yang mengharuskan otoritas bursa mensuspend saham perusahaan tersebut, untuk
kemudian dimintakan konfirmasi dan informasi lainnya dari perusahaan tersebut, sedemikian hingga informasi yang belum jelas tersebut tidak menjadi
ajang spekulasi. Jika telah didapatkan suatu informasi yang jelas, maka suspend atas saham tersebut dapat dicabut oleh bursa dan saham dapat
diperdagangkan kembali seperti semula.
Universitas Sumatera Utara
f. Break Even Point Analisis Break Even Point BEP sangat bermanfaat untuk merencanakan laba
perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales dan harga
jualnya sales price apabila kita menginginkan laba tertentu. Dengan mengetahui budget sales tersebut kita juga dapat mengetahui besarnya margin
of safety yang harus dipertahankan oleh perusahaan. Margin of safety MOS merupakan persentase batas penurunan penjualan sampai dengan keadaan
BEP. Margin of safety ini juga merupakan batas risiko penurunan penjualan hingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian.
C. Analisis Rasio Pasar