f. Break Even Point Analisis Break Even Point BEP sangat bermanfaat untuk merencanakan laba
perusahaan. Dengan mengetahui besarnya BEP maka kita dapat menentukan berapa jumlah minimal produk yang harus dijual budget sales dan harga
jualnya sales price apabila kita menginginkan laba tertentu. Dengan mengetahui budget sales tersebut kita juga dapat mengetahui besarnya margin
of safety yang harus dipertahankan oleh perusahaan. Margin of safety MOS merupakan persentase batas penurunan penjualan sampai dengan keadaan
BEP. Margin of safety ini juga merupakan batas risiko penurunan penjualan hingga perusahaan tidak memperoleh keuntungan dan tidak menderita
kerugian.
C. Analisis Rasio Pasar
Analisis saham bertujuan untuk menaksir nilai instrinsik suatu saham, dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut pada saat ini.
Penentuan harga saham dapat dilakukan melalui analisis teknikal dan analisis fundamental. Pada analisis teknikal harga saham ditentukan berdasarkan catatan harga
saham di waktu yang lalu, sedangkan dalam analisis fundamental harga saham ditentukan atas dasar faktor-faktor fundamental yang mempengaruhinya, seperti laba
dan dividen. 1. Analisis Teknikal
Analisis teknikal metupakan metodologi dari perkiraan pergerakan harga saham, baik sebagai saham individu atau pasar secara keseluruhan. Inti pemikiran dari teknik
analisis ini adalah bahwa nilai dari sebuah saham merupakan hasil dari adanya penawaran dan permintaan yang terjadi. Metode ini mengamati dan mempelajari
Universitas Sumatera Utara
perubahan-perubahan harga saham di masa lalu dengan menggunakan analisis grafis untuk menetapkan estimasi harga saham. Analisis grafis ini kemudian dipelajari untuk
mengetahui kemungkinan terjadinya status grafis ini kemudian dipelajari untuk mengetahui kemungkinan terjadinya status pengulangan fluktuasi dan arah trend
harga. Prediksi ini dimungkinkan karena konsep pendekatan teknikal beranggapan bahwa pola pergerakan saham yang terjadi saat ini dan di masa yang lalu cenderung
akan terulang di masa yang akan datang. Kelemahan utama yang dimiliki oleh analisi ini adalah tidak dimasukkannya variabel ekonomi yang terkait dengan perusahaan
atau pasar pada umumnya, sehingga faktor-faktor penyebab kondisi penawaran dan permintaan tidak begitu berpengaruh.
2. Analisis Fundamental Analisis fundamental merupakan analisis terhadap faktor-faktor yang
diidentifikasikan dapat mempengaruhi harga saham. Faktor –faktor tersebut diantaranya kinerja perusahan secara keseluruhan yang diukur dari tingkat penjualan,
pertumbuhan penjualan, kebijakan dividen, manajemen. Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap investasi saham mempunyai
landasan yang kuat yang disebut dengan nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui analisis terhadap kondisi perusahaan pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang
akan datang. Nilai intrinsik merupakan nilai saham yang sebenarnya atau nilai saham yang seharusnya terjadi.
Analisis fundamental merupakan analisis yang mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan cara mengestimasi nilai dari faktor
fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan faktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham
sekaligus keuntungan return.
Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya faktor-faktor fundamental yang diteliti adalah nilai interinsik, nilai pasar, Return on Total Assets ROA, Return on Total Investment ROI, Return
On Equity ROE, Book Value BV, Debt Equity Ratio DER, Deviden Earning, Earning Per Share EPS, Price Earning Ratio PER, Deviden Payout Ratio DPR,
Deviden Yield dan likuiditas saham. Analisis Rasio merupakan alat untuk memberi pemahaman awal terhadap
kondisi yang terjadi dan membantu untuk mengidentifikasi area yg memerlukan investigasi lebih lanjut dinterpretasi. Analisis rasio dapat dikelompokkan ke dalam 5
macam kategori: Rasio Likuiditas liquidity ratio, Rasio Solvabilitas Solvency ratio, Rasio Aktivitas activity ratio, Rasio Profitabilitas profitability ratio atau
rasio rentabilitas, Rasio Pasar market ratio. Menurut Bodie 2006 Analisis rasio pasar adalah rasio yang mengukur harga pasar relatif terhadap nilai buku berdasarkan
pada sudut pandang investor. Ada beberapa macam rasio pasar: Price Earning Rasio, Dividend yield, Dividen pay out, Earnings yield, Price to book value.
Faktor Earning Per Share EPS dan Price Earning Ratio PER, suatu perusahaan digunakan untuk melihat apakah harga saham suatu perusahaan sesuai
dengan nilai pasarnya. Earning Per Share EPS menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa, EPS juga merupakan salah satu indikator
keberhasilan perusahaan, para calon pemegang saham tertarik pada EPS yang besar, semakin tinggi EPS maka semakin tinggi harga saham begitu juga dengan pendapatan
return baru perusahaan tersebut. Price Earining Ratio PER merupakan rasio antara harga saham dengan
pendapatan setiap lembar saham, PER juga merupakan indikator perkembangan atau pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang, PER memilihi hubungan yang
Universitas Sumatera Utara
negatif dengan harga saham sehingga jika PER meningkat maka harga saham akan turun begitu juga tingkat pengembalian investasi saham.
Investor dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal memerlukan informasi tentang penilaian saham. Menurut Harmono 2009:79 terdapat tiga jenis
penilaian yang berhubungan dengan saham, yaitu nilai buku book value, nilai pasar market value, dan nilai intrinsik intrinsic value. Nilai buku merupakan nilai saham
menurut pembukuan emiten. Nilai pasar merupakan nilai saham di pasar saham dan nilai intrinsik
merupakan nilai sebenarnya dari saham. Investor perlu mengetahui dan memahami ketiga nilai tersebut sebagai informasi penting dalam pengambilan keputusan
investasi saham karena dapat membantu investor untuk mengetahui saham mana yang bertumbuh dan murah. Investor dalam mempertimbangkan pembuatan keputusan
membeli atau menjual saham dapat dilakukan dengan cara membandingkan nilai intrinsik dengan nilai pasar saham bersangkutan.
Salah satu pendekatan dalam menentukan nilai intrinsik saham adalah price to book value PBV. PBV atau rasio harga per nilai buku merupakan rasio yang
menunjukkan apakah harga saham harga pasarnya diperdagangkan di atas atau di bawah nilai buku saham tersebut Syahyunan, 2004:86.
Menurut Martono 2001:253 Dividend payout ratio merupakan perbandingan antara dividend per share DPS dengan earning per share EPS. Perusahaan hanya
dapat memebagikan dividen semakin besar jika perusahaan mampu menghasilkan laba yang semakin besar, jika laba yang dihasilkan besarnya tetap, perusahaan tidak
bisa membagikan dividen yang makin besar karena hal ini berarti perusahaan akan membagikan modal sendiri. Menurut Sartono 2001:232 dividend payout ratio adalah
Universitas Sumatera Utara
perbandingan antara dividen yang dibagikan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk prosentase.
Dividend payout ratio dapat diukur sebagai dividen yang dibayarkan dibagi dengan laba yang tersedia untuk pemegang saham umum. Perusahaan uang
mempunyai risiko tinggi cenderung untuk membayar dividend payout ratio lebih kecil supaya nanti tidak memotong dividen jika laba yang diperoleh turun. Untuk
perusahaan yang berisiko tinggi, probabilitas untuk mengalami laba yang menurun adalah tinggi Martono, 2001:253. Dividend payout ratio merupakan perbandingan
antara DPS dengan EPS, jadi perspektif yang dilihat adalah pertumbuhan devidend per share DPS terhadap pertumbuhan earning per share EPS.
Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio melihat bagian earning pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen kepada investor. Bagian lain yang
tidak dibagikankan diinvestasikan kembali ke perusahaan. Perusahaan yang mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempunyai rasio pembayaran
dividen yang rendah, sebaliknya perusahaan yang tingkat pertumbuhannya rendah akan mempunyai rasio yang tinggi. Pembayaran dividen merupakan bagian dari
kebijakan dividen perusahaan.
D. Konsep Tingkat Pengembalian Saham