digunakan masing-masing peserta di Miss Universe juga dapat mengenalkan pada khalayak dunia akan indahnya kebudayaan kita. Seperti pada tahun-tahun
sebelumnya keikutsertaan wakil Indonesia dalam Miss Universe selalu menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Masyarakat yang pro
mendukung karena ajang ini membawa nama Indonesia untuk dapat tampil ke ajang tingkat dunia. Namun kalangan yang kontra mempermasalahkan acara Miss
Universe hanya ajang pamer aurat yang jauh dari adat budaya ketimuran. Polemik ini akan terus berlanjut setiap kali Indonesia mengirim wakilnya pada
kontes Miss Universe. Perdebatan ini juga tidak pernah selesai karena setiap orang selalu mempunyai alasan dan ukuran-ukuran norma yang berbeda. Pemerintah
yang dalam hal ini berfungsi mengatur ukuran norma juga tidak mengambil sikap tegas. Tidak melarang tetapi juga tidak secara resmi mendukung. Sebagai bagian
dari bangsa Indonesia, apapun yang kita lakukan dan sikap apapun yang kita tunjukkan sudah selayaknya juga memberikan kontribusi positif bagi kemajuan
bangsa. Berdasarkan uraian yang dipaparkan di atas, maka peneliti tertarik untuk
mengetahui persepsi mahasiswa terhadap keikutsertaan puteri Indonesia pada ajang miss universe.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
“Bagaimanakah Persepsi Mahasiswa USU mengenai Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe?’’
Universitas Sumatera Utara
1.3 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan di atas, selanjutnya peneliti merumuskan penelitian. Adapun maksudnya agar permasalahan yang
diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas sehingga dapat dihindari salah pengertian tentang masalah penelitian. Maka pembatasan masalah yang akan
diteliti adalah: 1.
Penelitian ini bersifat deskriptif yang bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat tentang fakta-fakta dan sifat-sifat populasi
atau objek tertentu. 2.
Persepsi yang akan diteliti adalah mengenai keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe.
3. Objek penelitiannya ialah seluruh mahasiswa Universitas Sumatera
Utara USU yang masih aktif kuliah dan berasal dari Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam NAD
4. Penelitian dimulai pada bulan Desember 2009, dengan lama penelitian
yang akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Untuk mengetahui tanggapan mahasiswa terhadap keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 ke ajang Miss Universe
2. Untuk mengetahui persepsi mahasiswa mengenai keikutsertaan puteri
Indonesia 2009 ke ajang Miss Universe.
Universitas Sumatera Utara
1.4.2 Manfaat Penelitian
1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khasanah penelitian dan sumber bacaan di lingkungan FISIP USU. 2.
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi khususnya yang berkaitan dengan kajian Ilmu SosialKomunikasi
mengenai Persepsi. 3.
Secara praktis, penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi pihak – pihak yang berkepentingan.
1.5 Kerangka Teori
Dalam melakukan penelitian, teori berperan sebagai landasan berpikir untuk mendukung pemecahan suatu masalah dengan jelas dan sistematis. Hal ini
sesuai dengan pengertian teori menurut Kerlinger dalam Singarimbun, 1989:37 yakni serangkaian asumsi, konsep, konstrak, defenisi dan proporsi untuk
menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan hubungan antar konsep.
Adapun teori – teori yang dianggap relevan dalam penelitian ini adalah: Komunikasi, Komunikasi Massa, Media Massa, Teori Perbedaan Individual
Individual Deferences Theory, Persepsi.
1.5.1 Komunikasi
Istilah komunikasi semula hanya merupakan suatu fenomena sosial. Tetapi kemudian berubah menjadi ilmu yang secara akademik berdisiplin mandiri, yang
dewasa ini dianggap amat penting sehubungan dampak sosial yang menjadi kendala bagi kemaslahatan umat manusia akibat perkembangan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Effendy 2005:3 istilah komunikasi dalam bahasa Latinnya disebut dengan communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian
bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran, sikap, perilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator.
Menurut Effendy 2005:5 komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahukan atau untuk
mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.
Menurut Harold Laswell dalam Effendy, 2005:10, komunikasi adalah who says what in which channel to whom and with what effect. Jadi unsur-unsur
yang terdapat dalam komunikasi menurut paradigma Laswell ada lima yaitu: 1.
Komunikator source, sender 2.
Pesan Message 3.
Media channel 4.
Komunikan receiver, recipient 5.
Efek effect Berdasarkan paradigma Laswell tersebut, bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.
Sedangkan menurut Shannon dan Weaver dalam Changara, 2006:19 bahwa komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh
mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi
muka, lukisan, seni, dan teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang komunikator kepada orang lain komunikan.
Pikiran dapat berupa gagasan, informasi, pendapat dan sebagainya. Perasaan dapat berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kemarahan, keberanian, dan
sebagainya. Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan beberapa
pengertian komunikasi yaitu: 1.
Bahwa komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan 2.
Pesan disampaikan dengan menggunakan lambang, gerak, isyarat, gesture dan bahasa
3. Dilakukan oleh dua orang atau lebih
4. Ada proses penyesuaian diantara komunikator dengan komunikan
5. Komunikasi dilakukan untuk mencapai suatu tujuan tertentu
Arifin, 1984:64
1.5.2 Komunikasi Massa
Dari berbagai macam cara komunikasi yang dilakukan di dalam masyarakat manusia, salah satu bentuknya adalah komunikasi massa. Komunikasi
massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim tidak dikenal melalui media cetak
atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak dan sesaat. Menurut Joseph A. Devito dalam Effendy, 2005:21 komunikasi massa
adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
Universitas Sumatera Utara
banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi.
Sedangkan menurut Maletzke dalam Rakhmat, 2000:188 memberikan definisinya bahwa komunikasi massa diartikan sebagai bentuk komunikasi yang
menyampaikan pernyataan secara terbuka melalui media penyebaran teknis secara tidak langsung dan satu arah pada publik.
Rakhmat 2000:189 mengatakan komunikasi massa dapat diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar
heterogen dan anonim melalui media cetak atau media elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.
1.5.3 Media Massa
Media massa mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut Mc.Quail, 1991:3:
1. Media merupakan produksi yang berubah dan berkembang yang
menciptakan lapangan kerja, barang dan jasa serta menghidupkan industri lain yang terkait. Media juga merupakan industri tersendiri
yang memiliki peraturan dan norma-norma yang menghubungkan institusi tersebut dengan masyarakat dan institusi sosial lainnya.
2. Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol,
manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai pengganti kekuatan atau sumber daya lain.
Universitas Sumatera Utara
3. Media merupakan lokasi forum yang semakin berkembang, untuk
menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat, baik yang bertaraf nasional maupun internasional.
4. Media sering kali berperan sebagai wahana pengembangan
kebudayaan, bukan saja dalam pengertian perkembangan untuk seni atau simbol, tetapi juga dalam pengertian pengembangan tata cara,
mode, gaya hidup, dan norma-norma. 5.
Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan.
Media massa sangat berpengaruh dalam kehidupan manusia karena media massa yang merupakan hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi canggih
bisa meningkatkan intensitas, kecepatan, dan jangkauan komunikasi dengan pengaruh sosial yang cukup besar. Dengan adanya alat-alat komunikasi massa
yang canggih, maka alat-alat tersebut tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia sekarang ini.
Menurut Changara 2002:134-135, karakteristik media massa yaitu: 1.
Bersifat melembaga, artinya pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, yakni mulai dari pengumpulan, pengelolaan sampai
pada penyajian informasi. 2.
Bersifat satu arah, artinya komunikasi yang dilakukan kurang memungkinkan terjadinya dialog antara komunikator dan komunikan.
Universitas Sumatera Utara
Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak
orang pada saat yang sama. 4.
Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan sebagainya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
1.5.4 Teori Perbedaan Individual Individual Differences Theory
Teori ini diperkenalkan oleh Melvin D.Defleur yang secara lengkapnya adalah “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Teori ini
menelaah tentang perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut teori ini, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian terhadap pesan-pesan terutama
jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapannya terhadap
pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi, efek media massa pada khalayak massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara
individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Universitas Sumatera Utara
Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari
dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda.
Manusia yang dibesarkan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik- titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang
dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang
membedakannya dari yang lain. Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan
khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual setiap
pribadi anggota khalayak, maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu Effendi, 1993: 275-276.
1.5.5 Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dalam pengamatan seseorang terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang
lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan, atau bekerjasama, jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi. Persepsi dianggap lebih mendalam
jika dibandingkan dengan opini. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Le Boueuf 1992:48 yang mengatakan bahwa, “Persepsi adalah pemahaman
kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa
Universitas Sumatera Utara
lalu, keadaan, serta psikologi yang benar-benar sama. Bagi setiap orang, apa yang dipersepsikannya itulah kenyataannya.”
Menurut Mc Mahon Isbandi, 1994:55, persepsi diartikan sebagai proses menginterpretasikan rangsangan input dengan menggunakan alat penerima
informasi sensory information. Mergen, King Robinson Isbandi, 1994:55, persepsi menunjuk pada
bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita. Dengan kata lain, persepsi dapat pula didefinisikan sebagai sesuatu
yang dialami oleh manusia. William James Isbandi, 1994:55, menambahkan bahwa persepsi
terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh atau pengolahan ingatan memory kita diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Menurut Hindle Thomas dikutip dari Isbandi, 1994:58 memberikan definisi bahwa persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang
menerima, memilih atau menafsirkan informasi. Kimbal Young mengatakan, “Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan
aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial ” Wagito, 1986:89. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul
setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakan
tersebut. Pendapat Young ini sejalan dengan William James dalam Adi, 1994:55
yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita proses
Universitas Sumatera Utara
dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya diperoleh kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Dari uraian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang
akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya. Segala rangsangan
yang diterimanya tersebut diolah dan selanjutnya diproses. Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor
yang yang mempengaruhi. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang
apa yang dilihatnya itu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
1. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seorang melihat sesuatu
dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti
sikap, motif, kepentingan, minat pengalaman dan harapannya. 2.
Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi
orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara
pandang orang melihatnya. 3.
Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat
Universitas Sumatera Utara
perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang Siagian, 1989:101.
Sejalan dengan ini, Kasali 1994:23 mengemukakan faktor-faktor yang juga menentukan persepsi, yaitu:
a Latar belakang budaya
b Pengalaman masa lalu
c Nilai-nilai yang dianut
d Berita-berita yang berkembang
Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi 2005, mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor struktural yang berasal
dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
lalu, dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal. Dalam Sobur 2003:446, dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga
komponen utama yaitu: 1.
Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Sejalan dengan pendapat Renan Khasali, menurut Sobur interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang
untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
Universitas Sumatera Utara
3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi.
1.6 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai Nawawi,
1991:40. Kerangka konsep memuat komponen-komponen yang akan diteliti beserta indikatornya untuk memperjelas penelitian yang akan dicapai.
Berdasarkan kerangka teori yang telah ada, dapat ditentukan pernyataan- pernyataan yang bersifat konseptual. Kerangka konsep merupakan defenisi yang
dipakai untuk menggambarkan secara abstrak suatu fenomena atau pun fenomena alam.
Komponen yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Komponen Keikutsertaan Puteri Indonesia 2009 pada Ajang Miss Universe.
2. Komponen Persepsi Mahasiswa Universitas Sumatera Utara.
1.7 Model Teoritis
Berdasarkan komponen yang telah ditetapkan, maka terbentuklah suatu skema model teoritis penelitian sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Gambar 1 Model Teoritis
1.8 Konsep Operasional