Kalaupun terjadi reaksi atau umpan balik, biasanya memerlukan waktu yang lebih lama dan tertunda.
3. Meluas dan serempak, artinya dapat mengatasi rintangan waktu dan
jarak, karena ia memiliki kecepatan. Bergerak secara luas dan simultan, dimana informasi yang disampaikan diterima oleh banyak
orang pada saat yang sama. 4.
Memakai peralatan teknis atau mekanis, seperti radio, televisi, surat kabar dan sebagainya.
5. Bersifat terbuka, artinya pesannya dapat diterima oleh siapa saja dan
dimana saja tanpa mengenal usia, jenis kelamin dan suku bangsa.
1.5.4 Teori Perbedaan Individual Individual Differences Theory
Teori ini diperkenalkan oleh Melvin D.Defleur yang secara lengkapnya adalah “Individual Differences Theory of Mass Communication Effect”. Teori ini
menelaah tentang perbedaan-perbedaan diantara individu-individu sebagai sasaran media massa ketika mereka diterpa sehingga menimbulkan efek tertentu.
Menurut teori ini, individu-individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa secara selektif menaruh perhatian terhadap pesan-pesan terutama
jika berkaitan dengan kepentingannya, konsisten dengan sikap-sikapnya, sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilainya. Tanggapannya terhadap
pesan-pesan tersebut diubah oleh tatanan psikologisnya. Jadi, efek media massa pada khalayak massa itu tidak seragam, melainkan beragam disebabkan secara
individual berbeda satu sama lain dalam struktur kejiwaannya.
Universitas Sumatera Utara
Anggapan dasar teori ini adalah bahwa manusia amat bervariasi dalam organisasi psikologisnya secara pribadi. Variasi ini sebagian dimulai dari
dukungan perbedaan secara biologis, tetapi ini dikarenakan pengetahuan secara individual yang berbeda.
Manusia yang dibesarkan yang secara tajam berbeda, menghadapi titik- titik pandangan yang berbeda secara tajam pula. Dari lingkungan yang
dipelajarinya itu, mereka menghendaki seperangkat sikap, nilai dan kepercayaan yang merupakan tatanan psikologisnya masing-masing pribadi yang
membedakannya dari yang lain. Teori perbedaan individual ini mengandung rangsangan-rangsangan
khusus yang menimbulkan interaksi yang berbeda dengan watak-watak perorangan anggota khalayak. Oleh karena terdapat perbedaan individual setiap
pribadi anggota khalayak, maka secara alamiah dapat diduga akan muncul efek yang bervariasi sesuai dengan perbedaan individual itu Effendi, 1993: 275-276.
1.5.5 Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu proses yang terdiri dalam pengamatan seseorang terhadap sesuatu informasi yang disampaikan oleh orang
lain yang sedang saling berkomunikasi, berhubungan, atau bekerjasama, jadi setiap orang tidak terlepas dari proses persepsi. Persepsi dianggap lebih mendalam
jika dibandingkan dengan opini. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Le Boueuf 1992:48 yang mengatakan bahwa, “Persepsi adalah pemahaman
kita terhadap apa yang kita alami. Penafsiran kita terhadap apa yang kita lihat dan apa yang kita dengar yang dipengaruhi oleh kombinasi antara pengalaman masa
Universitas Sumatera Utara
lalu, keadaan, serta psikologi yang benar-benar sama. Bagi setiap orang, apa yang dipersepsikannya itulah kenyataannya.”
Menurut Mc Mahon Isbandi, 1994:55, persepsi diartikan sebagai proses menginterpretasikan rangsangan input dengan menggunakan alat penerima
informasi sensory information. Mergen, King Robinson Isbandi, 1994:55, persepsi menunjuk pada
bagaimana kita melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita. Dengan kata lain, persepsi dapat pula didefinisikan sebagai sesuatu
yang dialami oleh manusia. William James Isbandi, 1994:55, menambahkan bahwa persepsi
terbentuk atas dasar data-data yang kita peroleh atau pengolahan ingatan memory kita diolah kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Menurut Hindle Thomas dikutip dari Isbandi, 1994:58 memberikan definisi bahwa persepsi diartikan sebagai suatu proses dimana seseorang
menerima, memilih atau menafsirkan informasi. Kimbal Young mengatakan, “Persepsi adalah sesuatu yang menunjukkan
aktivitas merasakan, menginterpretasikan dan memahami objek baik fisik maupun sosial ” Wagito, 1986:89. Definisi ini menekankan bahwa persepsi akan timbul
setelah seseorang atau sekelompok orang terlebih dahulu merasakan kehadiran suatu objek dan setelah dirasakan akan menginterpretasikan objek yang dirasakan
tersebut. Pendapat Young ini sejalan dengan William James dalam Adi, 1994:55
yang mengatakan bahwa persepsi terbentuk atas dasar data-data yang kita proses
Universitas Sumatera Utara
dari lingkungan yang diserap oleh indera kita serta sebagian lainnya diperoleh kembali berdasarkan pengalaman yang kita miliki.
Dari uraian diatas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa persepsi merupakan suatu hal yang penting yang dialami oleh setiap orang. Setiap orang
akan menerima segala sesuatu berupa informasi ataupun segala rangsangan yang datang dari lingkungannya, dalam batas-batas kemampuannya. Segala rangsangan
yang diterimanya tersebut diolah dan selanjutnya diproses. Persepsi seseorang tidaklah timbul begitu saja. Tentu ada faktor-faktor
yang yang mempengaruhi. Faktor-faktor inilah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat sesuatu mungkin memberi interpretasi yang berbeda tentang
apa yang dilihatnya itu. Secara umum, dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang.
1. Diri orang yang bersangkutan sendiri. Apabila seorang melihat sesuatu
dan berusaha memberikan interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh karakteristik individu yang turut mempengaruhi seperti
sikap, motif, kepentingan, minat pengalaman dan harapannya. 2.
Sasaran persepsi tersebut. Sasaran itu mungkin berupa orang, benda atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap persepsi
orang yang melihatnya. Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindak tanduk dan ciri-ciri lain dari sasaran persepsi itu turut menentukan cara
pandang orang melihatnya. 3.
Faktor situasi. Persepsi harus dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana persepsi itu timbul perlu pula mendapat
Universitas Sumatera Utara
perhatian. Situasi merupakan faktor yang turut berperan dalam pertumbuhan persepsi seseorang Siagian, 1989:101.
Sejalan dengan ini, Kasali 1994:23 mengemukakan faktor-faktor yang juga menentukan persepsi, yaitu:
a Latar belakang budaya
b Pengalaman masa lalu
c Nilai-nilai yang dianut
d Berita-berita yang berkembang
Jalaluddin Rakhmat dalam bukunya, Psikologi Komunikasi 2005, mengungkapkan bahwa persepsi dipengaruhi oleh faktor struktural yang berasal
dari sifat stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkan pada sistem saraf individu dan faktor fungsional yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa
lalu, dan hal-hal lain yang termasuk faktor personal. Dalam Sobur 2003:446, dijelaskan bahwa dalam persepsi terdapat tiga
komponen utama yaitu: 1.
Seleksi, adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
2. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang. Sejalan dengan pendapat Renan Khasali, menurut Sobur interpretasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti
pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi kepribadian dan kecerdasan. Interpretasi juga bergantung pada kemampuan seseorang
untuk mengadakan pengkategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana.
Universitas Sumatera Utara
3. Reaksi, yaitu persepsi yang kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah
laku sebagai reaksi.
1.6 Kerangka Konsep