7. Rintangan budaya
Rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam
komunikasi
2.2 Komunikasi Massa
2.2.1 Definisi komunikasi massa
Definisi komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri. 1991, merupakan bentuk komunikasi massa yang menggunakan
saluran media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh terpencar, sangat
heterogen, dan menimbulkan efek tertentu Ardianto, 2004:3. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh
Bittner Rakhmat, seperti yang dikemukan Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media
massa pada sejumlah besar orang mass communication is message communicated through a mass medium to a large number of people. Dari definisi tersebut dapat
diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa. Jadi, sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak, seperti rapat
akbar di lapangan luas yang dihadiri ribuan bahkan puluhan ribu orang, jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa Ardianto, 2004:3.
Definisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner 1967 “Mass communication is the technologically and
institutionally based production and distribution of the most broadly shared
Universitas Sumatera Utara
continuous flow of messages in industrial societies”. Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan
yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri Rakhmat, seperti yang dikutip Komala, dalam Karlinah, dkk. 1999
Dari definisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi. Produk tersebut
disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam jangka waktu yang tetap. Proses memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh
perorangan melainkan harus oleh lembaga dan membutuhkan suatu teknologi tertentu, sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan oleh masyarakat
industri Ardianto, 2004:4. Definisi lain pernah dikemukakan oleh Joseph A Devito yakni, “First,
mass communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not means that the audience includes all people or
everyone who reads or everyone who watches televisions; rather it means and audience that is large and generally rather poorly defined. Second, mass
communication is communication mediated by audio andor visual transmitter. Mass communication is perhaps most easily and most logically defined by it
forms: television, radio, newspaper, magazines, films, and tapes”. Jika diterjemahkan berarti, “Pertama, komunikasi massa adalah
komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang
yang menonton televisi, agaknya ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu lebih besar dan pada umumnya agak sukar didefinisikan. Kedua, komunikasi massa
Universitas Sumatera Utara
adalah komunikasi yang disampaikan oleh pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila
didefinisikan menurut bentuknya; televisi, radio, surat kabar, majalah, buku, film, dan sebagainya Nurudin, 2004:10-11.
Komunikasi massa memiliki ciri-ciri tersendiri, dilihat dari sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan
maupun dari segi kebutuhan. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan baliknya lambat tertunda dan sangat terbatas, sedangkan dari sifat
penyebarannya pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas Cangara, 2003:27.
Komunikasi massa juga memiliki jumlah sasaran ataupun komunikan yang dicapainya relatif banyak dan tidak terbatas. Sejarah dan penggambaran media
massa sudah cukup menjadi bukti bahwasanya segala unsur komunikasi massa akan kita rasakan melalui media massa. Ini dikarenakan sumber dari komunikasi
massa bukanlah seorang individu ataupun satu orang, melainkan suatu organisasi formal yang pengirimnya adalah komunikator profesional. Pesan yang
disampaikan beranekaragam dan pesan tersebut merupakan suatu produk dan komoditi yang mempunyai nilai tukar serta acuan simbolik yang mengandung
nilai “kegunaan”. Hubungan satu arah yang tercipta, jarang sekali bersifat interaktif. Hubungan lebih mengarah kepada interpersonal, bahkan juga terkadang
bersifat nonmoral dan kalkulatif, artinya komunikator tidak bertanggung jawab atau konsekuensi yang terjadi pada para individu dan pesan yang dijualbelikan
dengan uang ataupun menukarnya dengan perhatian tertentu McQuail, 1996:33.
Universitas Sumatera Utara
Pool 1973 mendefinisikan komunikasi massa sebagai komunikasi yang berlangsung dalam situasi interposed ketika antara sumber dan penerima tidak
terjadi kontak secara langsung, pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima saluran media massa seperti televisi, surat kabar, radio, majalah atau
film. Dari berbagai definisi mengenai komunikasi massa yang telah diuraikan di
atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa komunikasi massa diartikan sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen,
dan anonim melalui media cetak atau elektronik, sehingga pesan yang sama dapat diterima serentak dan sesaat Ardianto, 2004:7.
2.2.2 Unsur-unsur Komunikasi Massa