Minyak Pelumas SAE 40 Minyak Pelumas SAE 40 Tanpa Zat Aditif 2. 2. Analisa Pengujian Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur

66

2. Minyak Pelumas SAE 40 Minyak Pelumas SAE 40 Tanpa Zat Aditif

Massa jenis rapat massa dari minyak pelumas SAE 40 tanpa zat aditif adalah ρ = 0,8728 gramcm 3 . Berdasarkan data pengujian menggunakan viscometer HAAKE Fisson didapat t rata-rata T o C = 40 adalah 4,26 detik, sehingga μ 1 = t rata-rata . ρ 1 – ρ 2 . K = 4,26. 7,7 - 0,8728.33,8 = 983,0348 cP Minyak Pelumas SAE 40 Dengan Penambahan Zat Aditif Massa jenis rapat massa dari minyak pelumas SAE 40 dengan penambahan zat aditif adalah ρ = 0,9328 gramcm 3 . Berdasarkan data pengujian menggunakan viscometer HAAKE Fisson didapat t rata-rata T o C = 40 adalah 5,24 detik, sehingga : μ 2 = t rata-rata . ρ 1 – ρ 2 . K = 5,24. 7,7 - 0,9328.33,8 = 1.198,5523 cP Berdasarkan pengujian maka dapat diperoleh seberapa persen peningkatan kekentalan minyak pelumas SAE 30: kenaikan kekentalan = awal kekentalan nilai kekentalan nilai selisih = 1 1 2 µ µ µ − = 100 cP 983,0348 cP 983,0348 - cP 1.198,5523 × = 21,92 Universitas Sumatera Utara 67 Dengan cara yang sama maka dapat kita peroleh kekentalan pada berbagai suhu pengujian terhadap minyak pelumas SAE 40 Tabel 4. 12. Kekentalan minyak pelumas μ SAE 40 dengan dan tanpa aditif T o C μ tanpa aditif cP μ dengan penambahan aditif cP kenaikan kekentalan 28 1439,938 1752,082 21,67758 31 1421,478 1674,314 17,78684 34 1301,483 1559,948 19,85928 37 1149,182 1427,284 24,20001 40 983,0349 1198,552 21,92368 Dari tabel 4.12 di atas maka diperoleh rata-rata kenaikan kekentalan minyak pelumas SAE 40 dengan penambahan aditif adalah 21,08948 Namun untuk pemakaian data selanjutnya yang dipakai adalah data dari suhu pengujian 40 o C . Karena temperatur kerja dari bantalan adalah berkisar pada 40 C.

4. 2. 2. Analisa Pengujian Distribusi Tekanan Pada Bantalan Luncur

Enam belas titik pengujian pada peralatan bantalan luncur TecQuipment TM25 menunjukkan distribusi tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan luncur. Observasi pada manometer adalah perubahan tinggi permukaan minyak pelumas pada papan manometer akibat adanya tekanan di sekeliling bantalan luncur, sehingga data yang didapat adalah kenaikan permukaan minyak dalam satuan mm oil, oleh karena itu perlu didapat nilai dari tekanan yang terjadi di sekeliling bantalan: P = ρ . g. h 2 - h 1 Universitas Sumatera Utara 68 Dimana: P = tekanan Pa ρ = massa jenis minyak pelumas kgm 3 g = gaya gravitasi 9,81 mdet 2 h 2 = tinggi permukaan minyak hasil pengamatan m h 1 = tinggi mula-mula permukaan minyak pada manometer m Pada titik 1, pada pengujian menggunakan minyak pelumas SAE 30 tanpa zat aditif, analisa tekanannya adalah sebagai berikut: P = 774,4. 9,81 . 0,95-0,75 = 1519,3728 Pa Pada titik 1, pada pengujian menggunakan minyak pelumas SAE 30 dengan melakukan penambahan zat aditif, analisa tekanannya adalah sebagai berikut: P = 834,4. 9,81 . 0,795-0,67 = 1023,183 Pa Dengan cara yang sama, maka nilai tekanan untuk setiap putaran poros pada masing-masing titik pengujian dalam satuan Pascal akan didapat begitu juga dengan minyak pelumas SAE 40 dengan dan tanpa penambahan zat aditif. Hasilnya diberikan dalam tabel di bawah ini: Universitas Sumatera Utara 69 Universitas Sumatera Utara 70 Universitas Sumatera Utara 71 Universitas Sumatera Utara 72 Universitas Sumatera Utara 73 Selanjutnya data-data pada tabel 4.13 sampai dengan 4.16 yang di atas diplot ke dalam bentuk grafik untuk mendapatkan karakteristik bantalan luncur tersebut terhadap jenis minyak pelumas tersebut. Grafiknya dapat dilihat pada gambar di bawah ini: -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an a P a 1000 1500 2000 2500 2750 Gambar 4.1. Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 30 tanpa aditif Universitas Sumatera Utara 74 -6000 -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular drajat T ekan an P a 1000 1500 2000 2500 2750 Gambar 4.2 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 30 dengan penambahan aditif Universitas Sumatera Utara 75 Gambar 4.3 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 30 tanpa aditif 500 1000 1500 2000 2500 3000 1 2 3 4 5 Nomor Pipa Kapiler Arah Aksial T ekan an P a 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 76 Gambar 4.4 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 30 dengan penambahan zat aditif 200 400 600 800 1000 1200 1400 1600 1 2 3 4 5 Nomor Pipa Kapiler Arah Aksial T ekan an P a 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 77 Putaran 1000 rpm -6000 -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular Derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Gambar 4.5 . Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 30 dengan dan tanpa aditif pada putaran 1000 rpm Putaran 1500 rpm -6000 -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Gambar 4.6 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 30 dengan dan tanpa aditif pada putaran 1500 rpm Universitas Sumatera Utara 78 Gambar 4.7 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 30 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2000 rpm Gambar 4.8 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 30 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2500 rpm Putaran 2000 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Putaran 2500 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Universitas Sumatera Utara 79 Gambar 4.9 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 30 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2750 rpm Putaran 2750 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 0 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Universitas Sumatera Utara 80 Gambar 4.10. Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 40 tanpa zat aditif -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 T ekan an P a Posisi Angular derajat 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 81 Gambar 4.11 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 40 dengan penambahan aditif -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 T ekan an P a Posisi Angular derajat 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 82 Gambar 4.12 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 40 tanpa penambahan zat aditif 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 1 2 3 4 5 Nomor Pipa Kapiler Arah Aksial T ekan an P a 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 83 Gambar 4.13 Grafik distribusi tekanan lapisan minyak pelumas arah aksial pada bantalan luncur menggunakan minyak pelumas monograde SAE 40 dengan penambahan zat aditif 500 1000 1500 2000 2500 1 2 3 4 5 T ekan an P a Nomor Pipa Kapiler Arah Aksial 1000 1500 2000 2500 2750 Universitas Sumatera Utara 84 Gambar 4.14 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 40 dengan dan tanpa aditif pada putaran 1000 rpm Gambar 4.15 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 40 dengan dan tanpa aditif pada putaran 1500 rpm Putaran 1000 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Putaran 1500 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Universitas Sumatera Utara 85 Gambar 4.16 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 40 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2000 rpm Gambar 4.17 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 40 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2500 rpm Putaran 2000 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Putaran 2500 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 120 150 180 210 240 270 300 330 360 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Universitas Sumatera Utara 86 Gambar 4.18 Grafik perbandingan distribusi tekanan pada bantalan luncur menggunakan pelumas monograde SAE 40 dengan dan tanpa aditif pada putaran 2750 rpm Putaran 2750 rpm -5000 -4000 -3000 -2000 -1000 1000 2000 3000 4000 30 60 90 12 15 18 21 24 27 30 33 36 Posisi Angular derajat T ekan an P a Tanpa aditif Dengan aditif Universitas Sumatera Utara 87

4. 3. Analisa Tekanan Sommerfeld Pada Bantalan