1-2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh 1.8-2 jam, dosis: 400 mg 3-4 dd Katzung, B.G., 2002; Siswandono dan Soekardjo, B., 2000.
Ibuprofen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada system saraf pusat yang mengkatalis
biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase sehingga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti bradikinin, histamin,
serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi Siswandono dan Soekardjo,
B., 2000.
2.2. Parasetamol
Parasetamol atau 4-hidroksiasetanilida dengan rumus molekul C
8
H
9
NO
2
dan bobot molekul 152.16, rumus bangun dari parasetamol adalah sebagai berikut:
OH H
N H
3
C
O
Gambar 2. Struktur Kimia Parasetamol
Parasetamol berupa serbuk hablur putih, tidak berbau dan rasa sedikit pahit dengan titik lebur 169-170.5
◦
C. Parasetamol mudah larut dalam air mendidih, sangat mudah larut dalam chloroform, larut dalam etanol, metanol,
dimetil formamida, aseton dan etil asetat, praktis tidak larut dalam benzen. Ditjen POM, 1995.
Parasetamol memiliki serapan maksimum dalam larutan asam pada panjang gelombang 245 nm A
1 1
=668a dan dalam larutan basa pada panjang
Universitas Sumatera Utara
gelombang 257 nm A
1 1
=715a sedangkan pada inframerah memperlihatkan puncak pada 1506, 1657, 1565, 1263, 1227, 1612 cm
−1.
Moffat A.C., dkk, 2005. Parasetamol dengan pKa 9.5 diabsorpsi cepat melalui usus dan konsentrasi
tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu ½ jam dan masa paruh dalam plasma antara 1-3 jam, dimetabolisme oleh enzim mikrosom dan dieksresikan melalui
ginjal. Turunan dari para-aminofenol ini bekerja sebagai analgetik-antipiretik serta memiliki aktivitas antiinflamasi yang rendah dan dapat diberikan secara oral,
intravena serta rektal. Parasetamol merupakan obat pilihan pertama dalam penanganan nyeri dan demam karena relatif aman, tidak mengiritasi lambung dan
dapat digunakan untuk anak-anak serta pasien asma. Efek samping yang ditimbulkan adalah methemoglobin dan hepatotoksik Ditjen Binfar, 2006;
Mycek.J.M., 2001. Sebagai antipiretik parasetamol dapat meningkatkan eliminasi panas pada
penderita suhu tinggi dengan cara menimbulkan dilatasi pembuluh darah perifer dan mobilisasi air sehingga terjadi pengenceran darah dan pengeluaran keringat.
Pengaruh obat pada suhu badan normal relatif kecil. Penurunan suhu tersebut adalah hasil kerja obat pada system saraf pusat yang melibatkan pusat kontrol
suhu di hipotalamus Siswandono dan Soekardjo, B., 2000.
2.3. Volumetri
Volumetri adalah suatu metode analisis kimia kuantitatif yang digunakan untuk menentukan kadar analit dengan menggunakan larutan pereaksi yang
konsentrasinya diketahui. Pada umumnya metode volumetri disebut metode titrasi dan pereaksinya disebut pentitrasi. Pereaksi harus bereaksi stoikiometri dengan
Universitas Sumatera Utara
analit dan kadar zat dihitung dari volume pereaksi yang bereaksi ekivalen dengan analit Satiadarma, K., 2004.
Untuk dapat dilakukan analisis volumetri harus dipenuhi syarat-syarat berikut : 1. Harus ada suatu reaksi yang sederhana, yang dapat dinyatakan dengan suatu
persamaan kimia, zat yang akan ditetapkan harus bereaksi lengkap dengan reagensia dalam proporsi yang stokiometri atau ekivalen
2. Reaksi harus praktis dan berjalan sangat cepat, dalam beberapa keadaan penambahan katalis akan menaikan kecepatan reaksi.
3. Harus tersedia indikator yang dapat digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi.
Berdasarkan reaksi kimianya, volumetri dapat dikelompokan atas : 1. Reaksi penentralan asidimetri dan alkalimetri
Penetapan kadar suatu zat asam atau basa berdasarkan prinsip netralisasi, bila sebagai titran digunakan larutan baku asam, maka penetapan tersebut
dinamakan asidimetri, sebaliknya bila larutan baku basa sebagai titran, maka penetapan itu disebut alkalimetri.
2. Reaksi pembentukan kompleks Merupakan reaksi yang menghasilkan suatu kompleks atau ion komplek yang
dapat larut tetapi sedikit terdisosiasi, misalnya reaksi ion perak dengan ion sianida untuk membentuk kompleks AgCN2
-
yang sangat stabil 3. Reaksi oksidasi reduksi Redoks
Reaksi-reaksi kimia yang menyangkut oksidasi-reduksi secara luas digunakan dalam analisa volumetri
4. Pengendapan Underwood, L.A., 1980
Universitas Sumatera Utara
Proses yang kita gunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan dikenal dengan standarisasi dengan menggunakan standar primer, dengan
syarat sebagai berikut: 1.
Mudah didapat dalam bentuk murni atau dalam keadaaan kemurnian yang diketahui dengan harga yang wajar. Pada umumnya jumlah pengotoran harus
tidak melebihi 0.01 sampai 0.02 dan harus mungkin diuji kemurnianya dengan uji-uji yang diketahui kepekaanya.
2. Zat itu harus tetap, harus mudah dikeringkan dan harus tidak higroskopik,
tidak berkurang beratnya sewaktu terkena udara. 3.
Mempunyai berat ekivalen yang tinggi sehingga kesalahan penimbangan akan menjadi lebih kecil dan mudah larut serta reaksi cepat dan stokiometri
Basset,J., dkk. 1994
2.4. Metode Penetapan Kadar Ibuprofen 2.4.1. Alkalimetri