Mengingat hal tersebut diatas maka diperlukan metode analisis alternatif yang memerlukan alat dan biaya operasional yang lebih murah serta lebih mudah
dalam pelaksanaanya namun masih dapat memberikan hasil dengan akurasi dan presisi yang baik. Salah satu metode alternatif yang dapat digunakan adalah secara
volumetri dimana ibuprofen ditentukan secara alkalimetri dan parasetamol secara nitrimetri.
1.2 Perumusan Masalah
1. Apakah metode volumetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar
campuran ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet?
2. Apakah metode volumetri yang digunakan dapat memenuhi kriteria
validasi metode analisis?
3. Apakah kadar campuran ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet yang beredar dipasaran telah sesuai dengan ketentuan
Farmakope Indonesia Edisi IV Tahun 1995? 1.3 Hipotesa
1. Metode volumetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet.
2. Metode volumetri yang digunakan memenuhi kriteria validasi metode analisis
3. Kadar campuran ibuprofen dan parasetamol dalam sediaan tablet yang beredar dipasaran sesuai dengan ketentuan Farmakope Indonesia Edisi
IV tahun 1995.
Universitas Sumatera Utara
1.4 Tujuan
1. Untuk megetahui metode alkalimetri dan nitrimetri dapat digunakan untuk menetapkan kadar campuran ibuprofen dan parasetamol
2. Untuk mengetahui validitas dari metode volumetri yang digunakan. 3. Untuk mengetahui kadar campuran ibuprofen dan parasetamol dalam
sediaan tablet yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan Farmakope Indonesia edisi IV tahun 1995.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ibuprofen
Ibuprofen atau asam 2--4-Isobutilfenil propionat dengan rumus molekul C
13
H
18
O
2
dan bobot molekul 206.28, rumus bangun dari ibuprofen adalah sebagai berikut :
COOH CH
3
CH
3
H
3
C
Gambar 1 . Struktur Kimia Ibuprofen
Ibuprofen berupa serbuk hablur putih hingga hampir putih, berbau khas lemah dan tidak berasa dengan titik lebur 75.0 – 77.5
◦
C. Ibuprofen praktis tidak larut dalam air, sangat mudah larut dalam etanol, dalam metanol, dalam aseton
dan dalam chloroform serta sukar larut dalam etil asetat Ditjen POM, 1995. Larutan ibuprofen dalam NaOH 0.1N dengan A
1 1
=18.5a, memperlihatkan serapan maksimum pada panjang gelombang 265 dan 273 nm
sedangkan pada inframerah memperlihatkan puncak pada 1721, 1232, 779, 1185, 1273 dan 870 cm
-1
Moffat. A. C., dkk., 2005. Ibuprofen merupakan obat anti radang non steroid, turunan asam arilasetat
yang mempunyai aktivitas antiradang dan analgesik yang tinggi, terutama digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan pada berbagai kondisi
rematik dan arthritis. Ibuprofen dapat menimbulkan efek samping iritasi saluran cerna, diabsorpsi cepat dalam saluran cerna, kadar serum tertinggi terjadi dalam
Universitas Sumatera Utara
1-2 jam setelah pemberian oral, dengan waktu paruh 1.8-2 jam, dosis: 400 mg 3-4 dd Katzung, B.G., 2002; Siswandono dan Soekardjo, B., 2000.
Ibuprofen menimbulkan efek analgesik dengan menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim pada system saraf pusat yang mengkatalis
biosintesis prostaglandin seperti siklooksigenase sehingga mencegah sensitasi reseptor rasa sakit oleh mediator-mediator rasa sakit seperti bradikinin, histamin,
serotonin, prostasiklin, prostaglandin, ion hidrogen dan kalium yang dapat merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi Siswandono dan Soekardjo,
B., 2000.
2.2. Parasetamol