Validasi Metode Analisis Penetapan Kadar Campuran Ibuprofen Dan Parasetamol Dalam Sediaan Tablet Secara Volumetri

Tabel 1 : Serapan Khas Beberapa Gugus Fungsi Gugus Frekuensi, cm-1 OH alkohol 3580-3650 H yang terikat 3210-3550 Asam 2500-2700 NH Amin 3300-3700 CH Alkana 2850-2960 Alken 3010-3095 Aromatik ~3030 C=C Alkena 1620-1680 Aromatik ~1600 C=O Aldehid 1720-1740 Keton 1675-1725 Asam 1700-1725 Ester 1720-1750 NO2 Nitro 1500-1650

2.7. Validasi Metode Analisis

Validasi metode analisis adalah suatu tindakan penilaian terhadap parameter tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi persyaratan untuk penggunaanya.Validasi metoda menurut United States Pharmacopoeia USP dilakukan untuk menjamin bahwa metode analisis yang digunakan akurat, spesisfik dan reproduksibel serta tahan pada kisaran analit yang akan dianalisis. Suatu metode analisis harus divalidasi untuk melakukan verifikasi bahwa parameter-parameter kinerjanya cukup mampu untuk mengatasi problem analisis Gandjar, G.H., dan Rohman, A., 2007. Universitas Sumatera Utara Beberapa parameter analisis yang harus dipertimbangkan dalam validasi metode analisis : 1. Kecermatan accuracy Merupakan ukuran yang menunjukan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar analit yang sebenarnya. Kecermatan dinyatakan sebagai persen perolehan kembali recovery analit yang ditambahkan. Kecermatan ditentukan dengan dua cara yaitu metode simulasi spiked-placebo recovery dan metode penambahan baku standard addition method. Dalam metode simulasi sejumlah analit bahan murni ditambahkan ke dalam campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan, tetapi bila tidak memungkinkan membuat sampel placebo karena matriksnya tidak diketahui seperti obat-obat paten atau karena analitnya berupa suatu senyawa endogen misalnya metabolit skunder maka dapat dipakai metode adisi. Metode adisi dibuat dengan menambahkan sejumlah analit dengan konsentrasi tertentu pada sampel yang diperiksa, lalu dianalisis dengan metode tersebut Harmita, 2004. Rentang kesalahan yang diijinkan pada setiap konsentrasi analit pada matriks dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Tabel 2 . Rentang persen recovery yang diperbolehkan No. Analit pada matriks sampel Rata-rata yang diperoleh 1 ≥10 98-102 2 ≥1 90-110 3 0.1 - 1 80-120 4 0.1 75-125 Universitas Sumatera Utara 2. Keseksamaan Precision Merupakan ukuran yang menunjuakan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen. Keseksamaan dilakukan dengan cara melakukan analisis, minimal 9 kali perlakuan yaitu tiga konsentrasi dengan tiga replikasi atau minimal 6 replikasi pada konsentrasi 100 . Rentang presisi yang diperbolehkan dapat dilihat pada tabel dibawah ini Anonim 2, 2007 Tabel 3. Rentang presisi yang diperbolehkan No. Konsentrasi sampel Presisi 1 ≥10 ≤ 2 2 1.0 – 10.0 ≤ 5 3 0.1 – 1.0 ≤ 10 4 0.1 ≤ 20 3. Selektivitas spesifisitas Merupakan suatu parameter untuk mengetahui kemampuannya yang hanya mengukur zat tertentu saja secara cermat dan seksama dengan adanya komponen lain yang mungkin ada dalam matrik sampel. Selektivitas seringkali dapat dinyatakan sebagai derjat penyimpangan metode yang dilakukan terhadap sampel yang mengandung bahan yang ditambahkan berupa cemaran hasil urai, senyawa sejenis, senyawa asing lainya dan dibandingkan terhadap hasil analisis sampel yang tidak mengandung bahan lain yang ditambahkan Harmita ,2004; Gandjar, G.H., dan Rohman, A., 2007. Universitas Sumatera Utara 4. Linearitas Adalah kemampuan metode analisis yang memberikan respon secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematika yang baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel. Menurut USP XXX, linieritas dilakukan dengan melakukan analisis, minimal 5 konsentrasi dengan kisaran 80- 100 dari konsentrasi perlakuan. 5. Rentang Range Rentang metode adalah pernyataan batas terendah dan tertinggi analit yang sudah ditunjukan dapat ditetapkan dengan kecermatan dan linieritas yang dapat diterima Gandjar, G.H., dan Rohman, A., 2007. 6. Batas Deteksi dan Batas Kuantisi Batas deteksi merupakan jumlah terkecil analit dalam sampel yang dapat dideteksi yang masih memberikan respon signifikan dibandingkan dengan blanko, batas deteksi merupakan uji batas. Batas kuantisi merupakan kuantitas terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria cermat dan seksama Harmita, 2004 7. Ketangguahan metode Ketangguahan metode merupakan derajat ketertiruan hasil uji yang diperoleh dari analisis yang sama dalam berbagai kondisi uji normal seperti laboratorium analisis, instrument, bahan pereaksi, suhu dan lain-lain. Ketangguhan metode dinyatakan sebagai tidak adanya pengaruh perbedaaan operasi atau lingkungan kerja pada hasil uji. Ketangguhan metode merupakan ukuran ketertiruan pada kondisi opersi normal antar lab dan antar analis Gandjar, G.H., dan Rohman, A., 2007; Harmita, 2004. Universitas Sumatera Utara BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

3.1. Alat - alat

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Pada Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Derivatif Dengan Zero Crossing

51 403 149

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

2 33 111

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 8 5

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 12

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 3 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 48

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Pada Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Derivatif Dengan Zero Crossing

1 3 66

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

0 2 17