Alat - alat Bahan - bahan Pengambilan Sampel Identifikasi Baku Ibuprofen dan Parasetamol Secara Spektrofotometri Inframerah FTIR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimental. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

3.1. Alat - alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat-alat gelas, oven, neraca listrik Vibra AJ, spektrofotometer FTIR Shimadzu .

3.2. Bahan - bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini jika tidak dinyatakan lain adalah yang berkualitas pro analisa p.a dari E. Merck, yaitu asam klorida, asam sulfat, asam sulfanilat, etanol teknis, fenolftalein, kalium biftalat, kalium iodida, kalium bromida, kanji, natrium hidroksida, natrium nitrit, akuades dan akuades bebas CO 2 Laboratorium kimia Farmasi Kuantitatif, baku Ibuprofen PT. Mutifa serta baku Parasetamol PT. Mutifa.

3.3. Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan antara satu sampel dengan yang lain karena sampel dianggap homogen. Sampel yang digunakan adalah tablet Bimacyl ® Bima Mitra Farma, Iremax ® Guardian Pharmatama, Neo Rheumacyl ® Tempo Scan Pacific, Oskadon SP ® Supraferbindo Farma. Universitas Sumatera Utara 3.4. Prosedur Penelitian 3.4.1. Pembuatan Pereaksi

3.4.1.1. Pembuatan Larutan Natrium Hidroksida 0,1 N

Dilarutkan sebanyak 4 g natrium hidroksida dalam akuades bebas CO 2 , kemudian dicukupkan sampai 1000 ml Ditjen POM, 1979

3.4.1.2. Pembuatan Larutan Fenolftalein

Dilarutkan sebanyak 1 g fenolftalein P dalam 100 ml etanol 95 Ditjen POM, 1979

3.4.1.3. Pembuatan Larutan Natrium Nitrit 0,1 N

Dilarutkan sebanyak 7,5 g natrium nitrit P dalam akuades sampai 1000 ml Ditjen POM, 1995.

3.4.1.4. Pembuatan Pasta Kanji Iodida

Dipanaskan 100 ml akuades dalam beaker glass, ditambahkan larutan 750 mg kalium iodida dalam 5 ml akuades, pada saat mendidih tambahkan sambil diaduk, suspensi 5 g kanji dalam 30 ml akuades, didihkan selama 2 menit, kemudian didinginkan Ditjen POM, 1995.

3.4.1.5. Pembuatan Larutan Asam Sulfat 10 bb

Dimasukan 500 ml akuades dalam wadah, lalu ditambahkan 102 ml H 2 SO 4 pekat melalui dinding wadah dan dicukupkan sampai 1000 ml, lalu biarkan dingin. Ditjen POM, 1995

3.4.1.6. Pembuatan larutan HCl 2 N

Dimasukan 250 ml akuades dalam wadah, lalu ditambahkan 83 ml HCl pekat melalui dinding wadah dan dicukupka n sampai 500 ml, lalu biarkan dingin. Ditjen POM, 1979 Universitas Sumatera Utara

3.4.2. Pembakuan Larutan Natrium Hidroksida 0.1 N

Ditimbang seksama 300 mg kalium biftalat yang sebelumnya telah dikeringkan pada suhu kamar, dilarutkan dalam 25 ml akuades bebas CO 2 dan ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein, dikocok dan dititrasi dengan larutan natrium hidroksida 0.1 N, hingga terjadi warna merah jambu mantap, dihitung normalitas larutan natrium hidroksida hasil dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 67. 1 ml natrium hidroksida 0,1 N setara dengan 20,42 kalium biftalat

3.4.3. Pembakuan Larutan Natrium Nitrit 0.1 N

Ditimbang seksama 250 mg asam sulfanilat, larutkan dalam 50 ml HCl 2 N, dinginkan sampai suhu lebih kurang 15° C, dititrasi dengan larutan natrium nitrit 0.1 N . Titik akhir titrasi ditetapkan dengan menggunakan pasta kanji iodida yang telah dioleskan pada porselen, titik akhir tercapai apabila terbentuk warna biru segera ketika pertama kali digoreskan dan didiamkan selama 2 menit dan digoreskan lagi, segera memberikan warna biru. Sebelumnya dilakukan titrasi orientasi hasil dapat dilihat pada lampiran 20 halaman 68. 1 ml natrium nitrit 0,1 N setara dengan 17,329 asam sulfanilat 3.4.4. Identifikasi Baku Ibuprofen dan Parasetamol PT. Mutifa dengan Spektrofotometer Inframerah FTIR Dicampur 1 mg serbuk ibuprofen dengan 100 mg serbuk KBr dalam lumpang digerus hingga halus dan homogen, serbuk diletakan pada sampel pan, kemudian di masukan pada DRS 8000 dan dianalisa pada bilangan gelombang 4000-500 cm -1 , spektrum inframerah yang diperoleh dibandingkan dengan literatur, prosedur yang sama juga dilakukan terhadap parasetamol hasil dapat dilihat pada halaman 28. Universitas Sumatera Utara

3.4.5. Penentuan Kadar Baku Ibuprofen PT. Mutifa

Ditimbang seksama lebih kurang 250 mg penimbangan serbuk sebanyak 6 kali perlakuan dimasukan ke dalam gelas Erlenmeyer, lalu ditambahkan 25 ml etanol 95 dan dikocok, kemudian ditambahkan akuades 25 ml dan 3 tetes larutan fenolftalein, dikocok dan dititrasi dengan larutan natrium hidroksida 0,1 N sampai terbentuk warna merah jambu mantap dan lakukan titrasi blanko. Dihitung volume larutan natrium hidroksida yang terpakai dan dihitung kadar Ibuprofen hasil dapat dilihat pada lampiran 1 halaman 38.

3.4.6. Penentuan Kadar Baku Parasetamol PT. Mutifa

Ditimbang seksama lebih kurang 250 mg penimbangan serbuk sebanyak 6 kali perlakuan, dimasukan kedalam gelas Erlenmeyer, ditambahkan 30 ml H 2 SO 4 10 bb, direfluks selama 90 menit, dinginkan, ditambahkan 10 ml akuades dan 10 ml HCl pekat, dikocok dan didinginkan sampai suhu lebih kurang 15 ˚ C, dititrasi dengan larutan natrium nitrit 0.1 N, Titik akhir titrasi ditetapkan dengan menggunakan pasta kanji iodida yang telah dioleskan pada porselen. Titik akhir tercapai apabila terbentuk warna biru segera ketika pertama kali digoreskan dan didiamkan selama 2 menit dan digoreskan lagi, segera memberikan warna biru, dicatat volume titrasi dan dihutung kadar parasetamol, sebelumnya dilakuka n titrasi orientasi hasil dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 41. Universitas Sumatera Utara

3.4.7. Penetapan Kadar Ibuprofen dalam Sediaan Tablet

Ditimbang dan diserbukan 40 tablet, ditimbang seksama serbuk setara dengan 500 mg Ibuprofen penimbangan serbuk sebanyak 6 kali perlakuan dimasukan ke dalam labu tentukur 50 ml, lalu ditambahkan etanol 95 , kocok dan encerkan dengan etanol 95 sampai garis tanda, kemudian disaring, 10 ml pertama dibuang. Dipipet 25 ml filtrat, dimasukan kedalam gelas Erlenmeyer 250 ml, tambahkan 25 ml akuades dan 3 tetes larutan fenolftalein, dikocok homogen dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah jambu mantap, dicatat volume terpakai dan dilakukan titrasi blanko dan dihitung kadar Ibuprofen hasil dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 44.

3.4.8. Penetapan Kadar Parasetamol dalam Sediaan Tablet

Ditimbang seksama serbuk setara dengan 250 mg parasetamol penimbangan serbuk sebanyak 6 kali perlakuan. Dimasukan kedalam gelas Erlenmeyer 250 ml, ditambahkan 30 ml H 2 SO 4 10 bb, direfluks selama 90 menit. Lalu didinginkan dan ditambahkan 10 ml akuades dan 10 ml HCL pekat, dikocok dan didinginkan sampai suhu lebih kurang 15 ˚ C, dititrasi dengan larutan natrium nitrit 0,1 N. Titik akhir titrasi ditetapkan dengan menggunakan pasta kanji iodida yang telah dioleskan pada porselen. Titik akhir tercapai apabila terbentuk warna biru seketika ketika pertama kali digoreskan dan didiamkan selama 2 menit dan digoreskan lagi akan memberikan warna biru, dihitung kadar parasetamol, sebelumnya dilakukan titrasi orientasi dan dicatat volume titrasi dan hasil dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 53 Universitas Sumatera Utara 3.4.9. Uji Validasi dengan Parameter Akurasi dan Presisi 3.4.9.1. Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali Recovery Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku Standar Addition Method yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit dengan rentang spesifik 80, 100 dan 120, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 analit dan 30 baku, kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada penetapan kadar sampel . Persen perolehan kembali recovery dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku C = konsentrasi baku yang ditambahkan

3.4.9.2. Uji Presisi

Uji presisi keseksamaan ditentukan dengan parameter RSD Relatif Standar Deviasi dengan rumus : Keterangan : RSD = Relatif Standar Deviasi SD = Standar Deviasi = Kadar rata-rata ibuprofen atau parasetamol dalam sampel Universitas Sumatera Utara

3.4.9.3. Analisis Data Secara Statistik

Untuk menghitung standar deviasi SD digunakan rumus: Untuk menghitung apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus sebagai berikut : Dasar penolakan data jika: t hitung ≥ t tabel dan t hitung ≤ t tabel Untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf kepercayaan 99, dengan derajat kebebasan dk = n – 1, digunakan rumus : keterangan ; µ = interval kepercayaan = kadar rata-rata sampel x = kadar sampel t = harga t tabel sesuai dengan dk = n - 1 = tingkat kepercayaan dk = derajat kebebasan SD = standar deviasi n = jumlah perlakuan Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Identifikasi Baku Ibuprofen dan Parasetamol Secara Spektrofotometri Inframerah FTIR

Baku Ibuprofen dan Parasetamol yang diperoleh dari PT. Mutifa sebelum digunakan sebagai pembanding terlebih dahulu diidentifikasi menggunakan Spektrofotometer Inframerah FTIR pada rentang bilangan gelombang 4000-500 cm -1 , spektrum inframerah ibuprofen dan parasetamol dapat dilihat pada Gambar 1 dan 2. Gambar 7 . Spektrum Inframerah Baku Ibuprofen PT. Mutifa Peak cm -1 779,24 866,04 1164,29 1230,58 1267,23 1417,68 1506,41 1710,86 2632,83 3336,85 Universitas Sumatera Utara Gambar 8 . Spektrum Inframerah Baku Parasetamol PT. Mutifa Peak cm -1 1228,66 1257,59 1440,83 1502,55 1556,55 1612,49 1728,22 3111,18 3325,28 3697,54 Dari hasil spektrum ibuprofen dan parasetamol diperoleh bentuk spektrumnya yang hampir sama dengan spektrum pembanding yang tertera pada literatur spektrum inframerah literatur dapat dilihat pada lampiran 25 halaman 73 terlihat bilangan gelombang pada daerah sidik jari hampir sama dengan bilangan gelombang yang terlihat dalam literatur Clarke’s 2005 yaitu untuk ibuprofen pada 779 cm -1 , 870 cm -1 , 1185 cm -1 , 1232 cm -1 , 1273 cm -1 , 1721 cm -1 dan untuk parasetamol pada 1227 cm -1 , 1263 cm -1 , 1506 cm -1 , 1565 cm -1 , 1612 cm -1 dan 1657 cm -1 . Pada daerah gugus fungsi dari spektrum inframerah ibuprofen terlihat spektrum yang melebar pada bilangan gelombang 3518,16 cm -1 sampai 2632,83 cm -1 , ini berarti senyawa yang diidentifikasi mempunyai gugus karboksilat dan Universitas Sumatera Utara pada spektrum inframerah parasetamol terdapat peak yang tajam pada bilangan gelombang 3325,28 cm -1 menunjukan adanya gugus OH dan pada bilangan gelombang 3697,54 cm -1 menunjukan adanya gugus NH. Dari data spektrum yang diperoleh dapat diambil kesimpulan baku yang diidentifikasi adalah ibuprofen dan parasetamol.

4.2. Penentuan Kadar Baku Ibuprofen PT. Mutifa Secara Alkalimetri

Dokumen yang terkait

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Pada Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Derivatif Dengan Zero Crossing

51 403 149

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

2 33 111

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

1 5 18

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 8 5

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 12

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 3 2

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet Dengan Metode Panjang Gelombang Berganda

0 1 48

Penetapan Kadar Campuran Parasetamol Dan Ibuprofen Pada Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Derivatif Dengan Zero Crossing

1 3 66

PENETAPAN KADAR CAMPURAN PARASETAMOL DAN IBUPROFEN PADA SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF DENGAN ZERO CROSSING SKRIPSI

0 2 17